Deretan Fakta Menarik tentang Kudus, Gerbang Kota Termegah di Asia Tenggara

Sebagai wilayah yang pernah menjadi pusat perkembangan Islam, Kudus menjadi lokasi dimakamkannya tiga wali atau sunan, yaitu Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kedu.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Feb 2024, 02:00 WIB
Gerbang Kudus Kota Kretek (dok. Instagram @setiawan_gunarso/ https://www.instagram.com/p/BV6WZ3dltxA/?igshid=tedqnptec9vk / Melia Setiawati)

Liputan6.com, Kudus - Kudus, Jawa Tengah, menyimpan beberapa fakta menarik yang sekaligus menjadi daya tarik tersendiri. Selain menjadi pusat perkembangan Islam pada abad pertengahan, Kudus juga terkenal dengan berbagai sejarah dan kuliner khasnya.

Sebagai wilayah yang pernah menjadi pusat perkembangan Islam, Kudus menjadi lokasi dimakamkannya tiga wali atau sunan, yaitu Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kedu. Bukan itu saja, berikut beberapa fakta Kudus yang dikutip dari berbagai sumber:

1. Gerbang kota termegah di Asia Tenggara

Sebelah barat Kudus, tepatnya di perbatasan antara Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak, terdapat Gerbang Kudus Kota Kretek. Keberadaan gerbang ini seolah menegaskan Kudus sebagai industri kretek nusantara.

Menariknya, desain gerbang ini berbentuk menyerupai daun tembakau dengan 59 ruas. Artinya, angka lika melambangkan jumlah rukun Islam, sedangkan sembilan menjadi simbol Wali Songo.

Pada bagian bawah terdapat empat tiang cengkeh yang melambangkan empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Gerbang ini diklaim menjadi gerbang termegah di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

2. Tempat lahirnya pebulutangkis dunia

Awal mula Kudus menjadi tempat lahirnya pemain bulu tangkis dimulai pada 1969. Saat itu, banyak karyawan pabrik rokok Djarum yang menyukai bulu tangkis.

Pada 1974, terbentuk Perkumpulan Bulutangkis Djarum (PB Djarum). Selanjutnya pada 1976, Liem Swi King tampil di final All England dan berhasil menjadi juara sebanyak tiga kali. Dari sanalah lahir atlet-atlet bulu tangkis berbakat, seperti Alan Budikusuma, Christian Hadinata, Hariyanto Arbi, Hastomo Arbi, Heryanto, Ivana Lie, hingga Ihsan Maulana.

 


Menara Masjid

3. Menara masjid sebagai ikon kota

Masjid Al-Aqsha Menara Kudus di Desa Kauman memiliki desain menara yang menyerupai bangunan candi. Menara tersebut juga memadukan corak Islam, Hindu, dan Buddha. Peninggalan sejarah Islam ini juga menjadi lokasi ziarah makam Sunan Kudus.

4. Prinsip GusJiGang

GusJiGang atau bagus, ngaji, dan dagang merupakan filosofi hidup ajaran Sunan Kudus yang menjadi pedoman hidup masyarakat Kudus. Tujuannya agar warga memiliki budi pekerti atau sifat moral yang bagus, pandai mengaji, dan pintar berdagang.

5. Larangan mengonsumsi daging sapi dan variasi makanan khas

Masyarakat Kudus tidak mengonsumsi daging sapi untuk menghormati umat Hindu. Hal ini didasarkan pada kebijakan Sunan Kudus pada zaman dahulu.

Sebagai pengganti, masyarakat Kudus menggunakan daging kerbau untuk diolah menjadi makanan. Salah satu sajian khasnya adalah soto Kudus. Soto ini menggunakan daging kerbau yang dipadukan dengan aneka bahan lain, seperti kecambah, daun bawang, dan seledri.

6. Memiliki banyak julukan

Kota Kudus memiliki banyak julukan, di antaranya Kota Santri, Kota Semarak, hingga Kota Kretek. Disebut Kota Santri karena Kudus pernah menjadi pusat perkembangan Islam di abad pertengahan.

Adapun julukan Kota Semarak mengacu pada Sehat, Elok, Maju, Aman, Rapi, Asri, dan Konstitusional. Sementara itu, julukan Kota Kretek disematkan karena banyaknya pabrik rokok di Kudus yang akhirnya menjadi pelopor lahirnya industri rokok di Indonesia.

(Resla)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya