Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres), serta partai pendukung dan pengusung telah selesai melaksanakan kegiatan kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kini, semua peserta Pemilu tengah memasuki masa tenang terhitung sejak 11 hingga 13 Februari 2024.
Untuk mengisi waktu tenang tersebut, Capres nomor urut 01 Anies Baswedan menganjurkan kepada semua simpatisan dan pendukung untuk tidak putus berdoa. Bahkan, untuk yang beragama Islam diminta membaca surat Al-Ikhlas sebanyak mungkin.
Advertisement
"Itu yang kita anjurkan dan kampanyekan. Kemudian bagi saudara-saudara kita beragama Nasrani, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu mendoakan sesuai dengan tata cara beribadahnya. Lalu, jangkau lingkungan yang terdekat itu pesan kepada seluruh relawan. Jangkau lingkungan terdekat, ajak bicara yang masih hari-hari terkahir ini belum menentukan pilihan, ajak," kata Anies di kediaman Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) di Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku, selama masa tenang sekaligus waktu menunggu hari pencoblosan yakni 14 Februari 2024, dirinya memilih bertemu dengan tim hukum, serta para saksi dari Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN).
"Ini dari pagi kita pertemuan terkait koordinasi saksi. Jadi ini belum saatnya kita santai, karena sedang bersiap itu. Lalu yang ketiga banyak sekali yang kemarin hadir di JIS, juga pengin ketemu, jadi banyak dari luar kota belum pulang menunggunya di rumah," ujarnya.
"Tadi Pak JK tanya 'gimana Nis sudah tidur belum?' Di rumah malah banyak sekali masyarakat yang datang dari berbagai kota itu pengin ketemu sebelum mereka pulang ke daerah masing-masing, dan saya memang mau temui, kita ingin ketemu," ucap Anies menambahkan.
Banyak Pengalaman Unik Masyarakat Usai Kampanye Akbar AMIN
Dalam kesempatan itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini sempat menceritakan beberapa pengalaman yang dialami masyarakat saat mengikuti kampanye akbar.
"Semua yang datang punya pengalaman yang unik. Karena punya pengalaman yang unik mereka menceritakan keunikan itu kepada orang lain. Kalau dimobilisasi pengalamannya sama semua. Dapat seragamnya sama, uang makannya sama, makanannya sama, jalannya sama. Maka keriuhan untuk bercerita itu enggak ada," ungkapnya.
"Kalau ini karena masing-masing punya cerita, masing-masing punya pengalaman unik. Jadi masing-masing mau menambahkan sesuai dengan keunikannya. Inilah kekuatan gerakan, inilah kekuatan organik, inilah kekuatan ketika orang bergerak dengan hati nuraninya, dengan keyakinannya," sambungnya.
Menurutnya, apa yang disampaikan oleh masyarakat saat itu diungkapkan dari hat. "InsyaAllah akan menjangkau hati-hati nurani rakyat Indonesia yang mengharapkan adanya perubahan nasib sesudah Pilpres ini," katanya memungkasi.
Reporter: Nur Habibie
Merdeka.com
Advertisement