Harga Beras Mahal Petani Bahagia, Beneran?

Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut kenaikan harga beras tersebut cukup berdampak baik untuk harga di tingkat petani.

oleh Arief Rahman H diperbarui 12 Feb 2024, 16:31 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut kenaikan harga beras tersebut cukup berdampak baik untuk harga di tingkat petani. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Harga beras di pasaran terpantau tengah mengalami kenaikan. Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut hal tersebut cukup berdampak baik untuk harga di tingkat petani.

Erick menilai petani merasa bahagia dengan ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang ditetapkan saat ini. Kemudian, ada peningkatan pendapatan juga bagi petani ditengah harga beras yang tinggi di tingkat konsumen.

"Tentu kebijakan (penentuan harga beras) hari ini juga, petani hari ini juga HET-nya cukup bagus, bahagia. Nah ini kan kayak ayam sama telur, petaninya senang tapi harga pasaran naik, harga pasaran turun petaninya terinjak," kata Erick saat meninjau stok Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), di Ramayana Klender, Jakarta, Senin (12/2/2024).

Dia menjelaskan, harga ini juga yang menjadi dinamika pasar. Menurutnya, ada saatnya ada pemasukan berlebih bagi petani.

"Ini equilibrium saja yang kita mainkan, supaya semuanya bisa mendapat kesempatan untuk lebih sejahtera," ungkap Erick Thohir.

Harga Gabah Naik

Ditemui di tempat yang sama, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengampaikan saat ini harga gabah di tingkat petani tengah mengalami peningkatan. Dengan begitu, ada pemasukan yang cukup baik ke kantong para petani.

"Harga gabah di petani itu memang sedang tinggi. Sekarang angle positifnya, petani saat ini sangat happy. Kalau ada statement petani menderita, enggak. Hari ini petani lagi bahagia-bahagianya karena harga gabah dan jagung tinggi," tuturnya.

Meski keadaan tersebut tak menguntungkan konsumen di hilir, Arief mengatakan ada upaya yang dilakukan. Caranya melalui penyebaran bantuan pangan bagi kelompok penerima. Dia menegaskan bantuan pangan beras yang disalurkan merespons kondisi yang nyata, dan bukan bentuk politisasi.

"Kita harus balance harga di masyarakat, jadi bantuan pangan bukan politisasi," tegas Kepala Badan Pangan Nasional itu.

 


Pemerintah Akan Guyur 250 Ribu Ton Beras

Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut pemerintah berupaya untuk menekan harga beras di pasaran. Salah satunya dengan menggelontorkan cadangan beras pemerintah (CPP) sebanyak 250 ribu ton ke pasaran.

Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat. Upaya ini juga yang sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Erick bilang, rencana itu sudah dikoordinasikan bersama dengan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi.

"Nah tentu di masa-masa ini ya kita harus intervensi tadi saya Pak Bayu dan Pak Arief rapat tadi bersama Presiden, Presiden cek langsung di beberapa titik, dan kita juga di beberapa titik selalu laporan tiap hari karena itu diambil kebijakan, kita gelontorkan lagi 250 ribu (ton) jenis beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) supaya tadi, keresahan, itu tidak terjadi," urai Erick di Ramayana Klender, Jakarta, Senin (12/2/2024).

 


Stok Beras Cukup

Tim Satgas Pangan Polda Metro Jaya dan Perum Bulog mengecek kualitas beras saat melakukan peninjauan di Pasar Tomang Barat, Jakarta, Rabu (21/11). Kegiatan tersebut untuk memantau stabilitas harga beras medium di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia mengatakan, cadangan beras pemerintah saat ini dalam kondisi yang cukup banyak sebesar 1,2 juta ton. Bahkan, akan ada tambahan sebanyak 500 ribu ton lagi dari impor yang akan masuk dalam waktu dekat.

Banyaknya stok ini yang akan digunakan untuk mengendalikan harga beras di pasaran. Sebelum nantinya stok beras akan dibanjiri kembali dari hasil produksi dalam negeri.

"Tapi pemerintah memastikan 250.000 kita gelontorkan," tegasnya.

Gelontoran beras ini rencananya akan dilakukan usai gelaran Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024, pekan ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya