Liputan6.com, Yogyakarta - Bima Perkasa Jogja terus berproses di Indonesian Basketball League (IBL) 2024. Mereka bertarung dengan komposisi kebanyakan pemain muda. Awalnya, tim yang diasuh Predrag Lukic itu sempat terseok-seok di laga-laga awal, namun kini mulai menunjukkan tajinya sebagai tim yang tak bisa dianggap remeh.
Progres positif ini dibeberkan para pemain BPJ, Joseph Paian De Smet. Pemain dengan postur 176 sentimeter itu mengatakan, kemajuan itu tidak hanya terasa di atas lapangan saja.
"Level kami memang naik, improve dalam dua pertandingan terakhir tetapi yang tidak kalah penting di luar lapangan kami mulai tahu kebiasaan masing-masing dan saling percaya," kata De Smet yang berposisi sebagai guard itu, Senin (12/2/2024).
Baca Juga
Advertisement
Menyatunya chemistry di luar lapangan memberi dampak positif dalam pertandingan. BPJ, yang dihuni wajah-wajah baru dan pemain muda mampu membuat lawan kewalahan. Mereka memetik dua angka, 93-90 dari Pacific Caesar.
Sayangnya, mereka kembali dipaksa menyerah oleh salah satu tim favorit juara Satria Muda Pertamina Jakarta dengan skor 80-85. Meski gagal meraih poin penuh, laga itu bisa menjadi tolok ukur jika permainan Bima Perkasa Jogja terus berproses.
Seperti diketahui, Bima Perkasa keok dengan margin skor jauh pada laga melawan Dewa United 39-86, lalu lawan Bali United kalah telak dengan 50-80. Dua laga itu menjadi pukulan telak betapa rapuhnya penampilan tim asal Yogyakarta tersebut.
Namun setidaknya, dalam dua laga terakhir, para pemain Bima Perkasa mampu menunjukkan peningkatan permainan. Hal ini diungkap oleh pemain Bima Perkasa Moh Saroni.
"Kami di trek yang baik saat ini. Tim lain harus hati-hati kalau kami sudah sampai di peak. Tidak hanya kolektif atau tim tetapi individu juga improve banget, De Smet contohnya," ujar Moh Saroni.
Performa Individu Meningkat
Setelah penampilan apik Avin Kurniawan, kini penampilan Joseph Paian De Smet cukup menjanjikan dalam dua gim terakhir bersama Bima Perkasa Jogja. Ia menjadi penyelamat tim dari bangku cadangan.
Saat menghadapi Pacific Caesar misalnya, ia datang dari bench lalu mengubah situasi lewat tripoin yang membawa BPJ berbalik unggul 90-92 lalu memenangi laga 90-93.
Peristiwa serupa terjadi saat melawan Satria Muda. Daya juang Desmet di atas lapangan bahkan memaksa point guard asing BPJ, Martyce Kimbrough, duduk lama di bangku cadangan.
Pelatih Bima Perkasa Jogja, Predrag Lukic mulai mempercayainya untuk mengatur permainan saat lawan Satria Muda. Selain materi latihan dan chemistry antarpemain yang membaik, De Smet menyebut suasana Yogyakarta turut memberikan pengaruh terhadap kemajuan tim dan individu saat ini.
"Yogyakarta ini nyaman, tidak ribet dan ruwet seperti Jakarta sehingga secara tidak langsung membuat saya betah dan fokus sekali," kata De Smet.
Advertisement
Menaikan Intensitas Latihan
Demi menopang permainan yang lebih baik lagi, saat ini tim pelatih dan pemain menaikkan intensitas latihan selama jeda kompetisi. Predrag menegaskan tidak ada waktu untuk bersantai karena pada awal Maret nanti mereka sudah ditunggu Satria Muda dan Hangtuah di Jakarta.
Pelatih asal Serbia itu menginginkan De Smet dan kawan-kawan mempertebal mental dan daya juang saat melawan SM seperti yang mereka perlihatkan di kandang sendiri.
"Pelatih selalu memberi tantangan buat pemain, termasuk kami para rookie. Kami menerima tantangan itu karena menginjeksi kami untuk terus menaikkan level," ujar rookie Bima Perkasa, Andre Rizqiano.
Penulis: Taufiq Syarifudin