Kapan Malam Nisfu Sya’ban 2024? Ini Jadwal, Keutamaan dan Amalannya

Adalah malam Nisfu Sya’ban, malam tanggal 15 di bulan Sya’ban. Pada malam ini terdapat amalan khusus dan doa yang dapat dipanjatkan umat Islam. Kapan malam Nisfu Sya’ban 2024?

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 13 Feb 2024, 04:30 WIB
Ilustrasi Malam Nisfu Sya’ban Credit: pexels.com/konevi

Liputan6.com, Jakarta - Sya'ban adalah bulan ke-8 dalam penanggalan kalender Hijriyah yang dinantikan oleh umat Islam. Apabila masuk bulan Sya’ban, berarti Ramadhan sudah sangat dekat, dan bulan suci itu sudah dirindukan oleh sebagian besar muslim.

Sama seperti bulan-bulan lainnya, Sya’ban juga punya keistimewaan tersendiri. Bulan ini menjadi saksi peralihan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Ka’bah di Masjidil Haram. Bulan turunnya ayat tentang anjuran bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, di bulan Sya’ban terdapat malam yang istimewa. Pada malam tersebut Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.

Adalah malam Nisfu Sya’ban, malam tanggal 15 di bulan Sya’ban. Pada malam ini terdapat amalan khusus dan doa yang dapat dipanjatkan umat Islam. Kapan malam Nisfu Sya’ban 2024?

Jadwal Malam Nisfu Sya'ban

Merujuk kalender Hijriyah 1445 H yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, awal Sya’ban 1445 H jatuh pada Minggu, 11 Februari 2024. Demikian juga pengumuman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LFPBNU) bernomor 015/LF-PBNU/II/2024 tentang Awal Sya’ban 1445 H.

"Oleh karena itu, sudah dipastikan untuk awal Sya'ban 1445 H, dan juga bisa kita pastikan bahwa malam Nisfu Sya'ban 1445 H jatuh pada Sabtu malam Ahad, 24 Februari 2024 yang dimulai dari awal waktu Maghrib sampai sebelum awal waktu subuh,’’ kata Ketua Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten KH Thobary Syadzily, dikutip dari NU Online Banten, Senin (12/2/20204).

Jadi, malam Nisfu Sya’ban 1445 H bertepatan pada Sabtu malam Minggu, 24 Februari 2024. Pada malam ini umat Islam dapat melakukan amalannya. Apa saja amalan malam Nisfu Sya’ban?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Amalan dan Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban

Ilustrasi Nisfu Syaban (dok.unsplash/ Rachid Oucharia)

Malam Nisfu Sya’ban bertepatan di pertengahan bulan Sya’ban. Di malam tersebut umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah. Menurut pendakwah Yahya Zainul Ma’arif atau akrab disapa Buya Yahya, malam nisfu Sya’ban merupakan malam yang spesial bagi umat Islam.

Rasulullah SAW mengisyaratkan kelebihan dari malam tersebut. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Sayyidina Muadz bin Jabal dijelaskan bahwa Rasulullah SAW berkata, sesungguhnya Allah SWT melihat setiap saat, nabi melihat setiap saat Allah melihat hamba-Nya di malam Nisfu Sya’ban.

Pada malam nisfu Sya’ban Allah akan memberi pengampunan kepada semua makhluk-Nya. Kecuali bagi orang yang menyekutukan Allah (musyrik) dan punya rasa benci kepada saudaranya.

“Maka mari di malam Nisfu Sya'ban nanti kita meningkatkan istighfar kita. Ibadah yang sangat luar biasa itu istighfar. Memohon ampunan kepada Allah. Kita beristighfar sebanyak-banyaknya. Berdamai dengan Allah SWT. Kemudian juga berdamai dengan saudara sanak kerabat,” terang Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.


Doa Malam Nisfu Sya’ban

Ilustrasi Ibadah di Malam Nisfu Sya’ban Credit: pexels.com/AbdullahGhatasheh

Pada malam Nisfu Sya’ban umat Islam biasanya membaca surah Yasin sebanyak tiga kali. Surah Yasin pertama hingga ketiga secara berurutan memohon agar diberi panjang umur, murah rezeki, dan tetap iman. 

Setiap selesai membaca surah Yasin dianjurkan untuk membaca doa malam Nisfu Sya’ban. Adapun doa malam Nisfu Sya’ban yang biasa dibacakan sebagaimana tertera dalam kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya adalah sebagai berikut.

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ   اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ   

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. 

Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. 

Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn. 

Artinya: “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. 

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. 

Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’

Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya