Cegah Banjir di Demak dan Kudus, PUPR Gelontorkan Rp1,2 Triliun Normalisasi Sungai Wulan

Pemerintah Pusat segera menggelontorkan anggaran senilai Rp 1,4 triliun guna membiayai proyek normalisasi Sungai Wulan, yang kerap menjadi pemicu banjir di Demak dan Kudus Jawa Tengah.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 14 Feb 2024, 10:00 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau perbaikan tanggul jebol di Sungai Wulan diperbatasan Kudus dan Demak. (Liputan6.com/Arief Pramono)

Liputan6.com, Kudus - Pemerintah Pusat segera menggelontorkan anggaran senilai Rp 1,4 Triliun untuk membiayai proyek normalisasi Sungai Wulan, yang kerap menjadi pemicu banjir di Demak dan Kudus, Jawa Tengah. Rencananya, normalisasi sungai yang berada di perbatasan kedua kabupaten itu dikerjakan mulai April 2024 mendatang.

Kabar baik tersebut dilontarkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono, usai meninjau perbaikan tanggul Sungai Wulan yang jebol di Karanganyar, Demak, Senin (12/2/2024).

"Disini ni ada dua tanggul yang jebol, sebenarnya normalisasi Sungai Wulan sudah kita programkan sama seperti di Sungai Kencing pada tahun 2023 lalu. Proyek normalisasi Sungai Wulan sudah dalam proses kontrak dan sekarang sudah dikerjakan dan sekarang kita besarkan pompanya," ujar Basuki.

Menurut Basuki, normalisasi Sungai Wulan dikerjakan mulai April 2024 mendatang. Proyek normalisasi sungai yang memisahkan Kudus dan Demak dilakukan dari Bendung Wilalung ke Sungai Wulan menuju ke muara.

"Ini semua kita programkan untuk April 2024 mulai kerja. Dinormalisasi dari Wilalung sampai ke muara sepanjang 20 kilometer dengan biaya Rp 1,4 triliun," ungkap menteri berambut putih tersebut.

Ia mengakui bahwa normalisasi Sungai Wulan cukup penting. Karena aliran Sungai Lusi dan Serang semuanya mengalir di sepanjang Sungai Wulan. Adapun proses aliran sungai dikendalikan di Bendung Pengendali Banjir Wilalung di Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus.

Basuki menambahkan pihaknya kini sedang membuka pintu Bendung Wilalung yang menuju ke Sungai Juana. Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi genangan banjir di Demak dengan ketinggian dua meter.

"Sedangkan di sini ada Sungai Juana, Sungai Lusi, dan Serang. Aliran Sungai Wulan itu dibagi di Bendung Wilalung, Juana sebagai pentil. Jika ada banjir maka dibuka supaya ke aliran air ke arah Sungai Juana, tapi sekarang banyak permukiman sehingga tidak mungkin dibuka," tambah Basuki.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Penambalan Tanggul Jebol Masih 20 Persen

Kementrian PUPR mengerahkan 12 unit pompa untuk menyedot air yang masih menggenangi ruas Pantura Demak dan Kudus hingga Senin (12/2/2024). Dengan kapasitas 5 liter kubik perdetik, pompa yang dioperasikan selama 12 jam diharapkan bisa mengurangi banjir yang membuat macet lalu lintas Pantura. 

"PUPR menambah pengadaan pompa untuk menyedot air agar banjir yang menggenang di jalan utama Pantura supaya cepat surut dan bisa dilalui kendaraan," beber Basuki.

Basuki menjelaskan bahwa progress penutupan tanggul Sungai Wulan yang jebol baru berjalan 20 persen. Keberadaan tanggul jebol di dua lokasi sepanjang kurang lebih 20 meter dan 30 meteran. 

"Penutupan tanggul itu baru 20 persen, karena dari 20 meter (tanggul jebol), baru 5 meteran yang telah tertutup. Proses penutupan tanggul yang jebol, membutuhkan waktu sekitar 3 hari kedepan. Terlebih dalam pengerjaannya, ada 5 alat berat yang disiagakan untuk melakukan penutupan tanggul,” tambahnya. 

Basuki mengakui selama proses penutupan tanggul, ada sejumlah kendala yang dihadapi. Salah satunya karena akses menuju lokasi tanggul jebol masih digunakan untuk lalu lintas evakuasi warga Demak ke tempat pengungsian.

"Faktor lainnya karena tekstur tanah yang berlumpur, sehigga pengoperasian alat beratnya harus lebih berhati-hati," cetusnya.

Penulis : Arief Pramono

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya