Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut produksi padi pada saat panen raya di Maret 2024 akan memingkat. Dia membidik, adanya surplus produksi sebesar 3,5 juta ton beras.
Diketahui, saat ini harga beras menjadi perhatian di masyarakat karena terus melambung. Kenaikan harga beras ini disebut-sebut karena minimnya stok yang ada di pasaran.
Advertisement
Erick Thohir mengatakan, kondisi tersebut merupakan siklus yang biasa terjadi. Namun, dia juga mematikan stok beras akan tetap dalam kondisi yang aman. Misalnya, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog sebanyak 1,2 juta ton.
"Kita lihat juga bagaimana nanti di Maret itu baru produksi padi sangat meningkat, hampir surplus 3,5 juta ton seperti data-data yang disampaikan," ujar Erick saat meninjau pasokan beras di Ramayana Klender, Jakarta Timur, dikutip Selasa (13/2/2024).
Perlu diketahui, pemerintah sebelumnya memprediksi adanya defisit beras untuk Februari 2024 ini. Angkanya mencapai 2,8 juta ton untuk periode kebutuhan Januari-Februari 2024.
Sebagai langkah jangka pendek, pemerintah melakukan impor beras sebesar 500.000 ton. Beras ini ditarget bisa masuk ke Indonesia sebelum masa-masa panen raya.
Erick mengatakan, sebagai antisipasi harga beras terus meningkat, pemerintah akan menggelontorkan 250 ribu ton beras ke pasaran. Dia juga memastikan stok beras akan mencukupi kedepannya.
"Bapak Presiden juga mengecek langsung di beberapa titik karena itu diambil kebijakan kita gelontorkan lagi 250 ribu ton beras SPHP supaya keresahan itu tidak terjadi dan kita bisa pastikan stok beras cukup, kita itu ada 1,2 juta ton dan nanti ada masuk lagi 500 ribu ton, jadi Insya Allah cukup," ucap Erick.
Beli Beras Dibatasi
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka-bukaan alasan pembelian beras di toko ritel moderen dibatasi maksimal 2 kemasan 5 kilogram (kg). Menurutnya, langkah itu agar masyarakat bisa mendapatkan beras secara merata.
Dia mengatakan, pembatasan beras di toko ritel moderen seperti Alfamart, Indomaret, hingga Superindo sudah dilakukan sejak lama. Ditambah lagi, ada arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merespons kondisi beras nasional saat ini.
“Badan Pangan Nasional tadi bersama Bapak Presiden, ada Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Menko Perekonomian, Dirut Bulog, tadi pagi-pagi sekali dipanggil dari Istana ya, untuk membahas kondisi perberasan hari ini. Saya pastikan beras hari ini cukup, sekali lagi beras hari ini cukup. Pembatasan di ritel demi itu pemerataan,” ujar Arief di Jakarta, Senin (12/2/2024).
Dia menegaskan, Bapanas bersama Perum Bulog terus mempersiapkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Hingga saat ini, Bulog menguasai sebanyak 1,2 juta ton beras, belum lagi akan ditambah 500.000 ton beras impor yang dalam perjalanan.
"Jadi saya tegaskan hari ini, stok pemerintah cukup. Pembatasan pembelian ini dari dulu dari beberapa bulan lalu, itu sudah diterapkan sejak tahun lalu. Kenapa dibatasi 2 pak total 10 kilogram (kg)? Itu supaya distribusinya merata. Kalau di rumah tangga berasnya 5-10 kg, itu tentunya sudah cukup,” sambungnya.
Advertisement
Sejak Oktober 2023
Dia bilang, sejak Oktober 2023, pembatasan pembelian beras di pasar ritel telah dilakukan, terutama pada pembelian beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Tujuannya mendorong masyarakat untuk dapat berbelanja bijak sesuai dengan kebutuhan dan memastikan masyarakat secara luas tidak belanja beras berlebihan melebihi kebutuhan normal.
Arief bilang, pemerintah akan menggelontorkan beras ke pasaran. Ini jadi perintah dari Presiden Jokowi merespons beras mahal di tingkat konsumen.
“Untuk itu, Bapak Presiden tadi telah memerintahkan agar semuanya tolong di konversi ke beras 5 kg, lalu segera kirim ke pasar tradisional, pasar ritel modern. Saya juga diperintah untuk membereskan yang Cipinang ini, karena disini stoknya banyak tetapi di pasar ritel modern sedikit. Jadi semua elemen ekosistem beras nasional, mulai dari penggiling padi, pedagang termasuk ritel, BUMN, dan BUMD, kita akan cetak ke 5 kg, kita akan percepat,” paparnya.