Liputan6.com, Jakarta Menggendong bayi adalah salah satu bentuk respons komunikatif yang dapat memenuhi kebutuhan si kecil di saat tertentu, seperti ketika ia menangis. Namun, ada yang beranggapan bahwa bayi yang sering digendong akan menjadi anak yang ‘bau tangan’ atau manja.
“Padahal, bayi, terutama bayi baru lahir sangat wajar untuk digendong terus-menerus karena masih beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Seiring dengan tumbuh kembangnya nanti, frekuensi gendong akan berkurang dengan sendirinya. Apalagi, ketika bayi sudah bisa tengkurap, merangkak, atau berjalan,” kata dokter spesialis anak di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, Putu Indah Pratiwi, mengutip keterangan tertulis, Selasa (13/2/2024).
Advertisement
Dia menambahkan, menggendong bayi baru lahir perlu dilakukan dengan tepat. Cara menggendong yang tepat dapat membantu bayi bertumbuh dengan lebih optimal.
“Jangan menganggap remeh hal ini (cara gendong), karena menggendong bayi dengan tepat bisa membantu pertumbuhan bayi menjadi lebih optimal,” jelas Putu.
Manfaat Menggendong Bayi
Secara medis, menggendong bayi terbukti memberikan banyak manfaat bagi bayi dan orangtua. Untuk bayi, keuntungan yang akan dirasakan antara lain:
- Suhu badan yang hangatnya lebih stabil
- Pernapasan dan detak jantung yang lebih teratur
- Bayi menjadi lebih tenang
- Pertumbuhannya lebih baik
- Bayi jadi memiliki kesempatan untuk melihat lingkungan sekitarnya dan memperhatikan aktivitas orang lain.
Perkuat Ikatan Orangtua dan Anak
Selain itu, bonding antara orangtua dan bayi juga menjadi lebih kuat dengan aktivitas menggendong. Orangtua akan merasa lebih dekat dengan bayi, sehingga interaksi keduanya lebih intens sejak dini.
Hal ini bisa dilihat saat orangtua mendekap bayi dan mengajaknya berbicara, sehingga secara tidak langsung juga dapat memberikan efek sangat baik bagi perkembangan bicara bayi.
Untuk mendapatkan berbagai manfaat dari menggendong bayi, ada beberapa cara dan teknik yang perlu diperhatikan oleh orangtua. Hal mendasar dan paling penting untuk diketahui para orangtua ialah bahwa cara menggendong bayi yang tepat perlu disesuaikan dengan periode usianya.
Advertisement
Menggendong Bayi Baru Lahir
Saat menggendong bayi baru lahir atau bayi usia 0-3 bulan, sebaiknya satu tangan harus siaga memegang dan menahan leher bayi karena lehernya belum dapat berdiri tegak sendiri.
Sebelum mencapai usia 4 bulan, bayi belum memiliki kekuatan leher yang cukup untuk menyangga agar kepalanya tetap tegak.
Padahal, kepala adalah bagian tubuh yang terbesar dan terberat pada bayi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyangga kepala bayi saat menggendongnya.
Saat bayi sudah berusia 4 bulan atau lebih, bayi sudah dapat digendong dengan tegak, sambil melatih kekuatan lehernya.
Cuci Tangan Sebelum Gendong
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah mencuci tangan sebelum memegang dan menggendong bayi.
Hindari menggendong bayi sambil memasak, memegang benda tajam, makanan atau minuman bersuhu panas, serta mengguncangkan kepala atau badan bayi terlalu keras. Hal ini dapat memicu perdarahan dalam di kepala.
Teknik tepat dalam menggendong bayi penting dilakukan untuk menghindari berbagai risiko fatal, seperti asfiksia (gangguan pertukaran udara pernapasan, sehingga tubuh kekurangan oksigen).
Saat bayi baru lahir digendong tegak, bisa saja hidungnya tertutup dengan bahu orang yang menggendong.
Risiko lainnya ialah dislokasi sendi bayi atau keseleo karena menggendong bayi terlalu lama atau terlalu kuat, dan potensi bayi tergelincir atau jatuh apabila lengan dan tangan pada saat menggendong tidak mengunci dengan tepat.
Advertisement