HEADLINE: Pilpres 2024 Satu atau Dua Putaran, Bagaimana Aturan dan Skenario Tahapannya?

Hajatan akbar demokrasi yakni Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tiba. Berbeda dengan gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya, tahun ini ada tiga calon presiden dan calon wakil presiden yang ikut serta.

oleh Jonathan Pandapotan PurbaAdy AnugrahadiMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 14 Feb 2024, 05:25 WIB
Petugas memasukkan surat suara saat simulasi Pemilu 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (22/3/2022) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Hajatan akbar demokrasi yakni Pemilu 2024 telah tiba. Berbeda dengan gelaran Pilpres sebelumnya, tahun ini ada tiga calon presiden dan calon wakil presiden yang ikut serta.

Mereka adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Karena ada tiga paslon, terdapat skenario Pilpres berlangsung 2 putaran yang sudah diatur dalam Undang-Undang.

Aturan Pemilu

Pilpres satu putaran bukan hal yang tidak mungkin. Hanya saja, ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Pada Pasal 416 ayat 1 UU Pemilu menyebutkan Pilpres bisa berlangsung satu putaran jika:

"Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50 persen dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia."

Hal ini berarti, Pilpres 2024 bisa berlangsung satu putaran tak hanya soal perolehan suara lebih dari 50 persen. Selain itu ada dua syarat lagi sehingga total ada tiga syarat.

Secara rinci, berikut syarat Pilpres 2024 satu putaran:

  1. Perolehan suara lebih dari 50 persen dari total jumlah suara dalam Pilpres 2024.
  2. Kandidat harus menang di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia atau minimal 20 dari 38 provinsi di Indonesia.
  3. Kandidat harus meraih minimal 20 persen suara dari setengah provinsi di Indonesia.

Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka Pilpres akan dilanjutkan di putaran kedua sebagaimana diatur dalam Pasal 416 ayat 2 UU Pemilu.

"Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden."

Berdasarkan pasal tersebut, Pilpres putaran kedua hanya diikuti dua paslon dengan perolehan suara tertinggi di putaran pertama. Sementara paslon dengan perolehan suara paling sedikit otomatis gugur. 

Terkait penerapan pemilu dua putaran untuk Pemilu 2024 telah diatur Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa:

Dalam hal pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden dilakukan putaran kedua, dengan tahapan penyelenggaraan pemilu presiden dan wakil presiden putaran kedua yang meliputi:

  • Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;
  • Kampanye pemilu putaran kedua;
  • Masa tenang pemilu putaran kedua;
  • Pemungutan dan penghitungan suara;
  • Penetapan hasil pemilu putaran kedua; dan
  • Pengucapan sumpah/janji presiden dan wakil presiden terpilih.

Jadwal Tahapan Pemilu Putaran Kedua:

  • Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih (22 Maret 2024-25 April 2024)
  • Masa kampanye pemilu (2 Juni 2024-22 Juni 2024)
  • Masa tenang (23 Juni 2024-25 Juni 2024)
  • Pemungutan suara (26 Juni 2024)
  • Penghitungan suara (26 Juni 2024-27 Juni 2024)
  • Rekapitulasi hasil penghitungan suara (27 Juni 2024-20 Juli 2024). 
Infografis Syarat dan Skenario Putaran Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Peluang 1 Putaran Besar, Tapi 2 Putaran Tetap Bisa Terjadi

Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Surat Suara Pemilu 2024 (merdeka.com/Imam Buhori)

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan pilpres satu putaran mungkin saja terjadi. Sebab, beberapa lembaga survei dari hasil riset terakhir mempublikasikan bahwa Prabowo-Gibran sudah di atas 50 persen.

"Tetapi ingat survei itu ada margin of error-nya. Jadi kalau katakanlah kena margin of error, ya bisa dua putaran. Artinya potensi satu putaran itu besar, tetapi posisi dua putaran juga mungkin terjadi," kata Ujang kepada Liputan6.com, Selasa (13/2/2024).

Ujang menjelaskan, berdasarkan data, yang punya potensi menang satu putaran hanyalah Prabowo-Gibran. Sementara paslon lain masih jauh di bawah 50 persen.

"Nah bagaimana cara Prabowo-Gibran bisa menang satu putaran? Sebenarnya kemarin dalam kampanye akbar harus mampu meyakinkan kita yang masih galau, harus mampu meyakinkan swing voters, harus bisa meyakinkan undecided voters yang jumlahnya 28,7 persen."

"Kalau itu bisa diyakinkan, ya katakanlah 5 sampai 10 persen oleh Prabowo-Gibran maka menang satu putaran bisa terjadi."

Ujang menjelaskan, jika hanya satu putaran, maka jelas pemenangnya Prabowo-Gibran. Tapi jika dua putaran, maka Prabowo-Gibran akan berhadapan dengan Anies-Muhaimin di putaran kedua.

"Kelihatannya dua pasangan capres-cawapres itu yang akan melaju ke putaran kedua seandainya ada dua putaran, mengarah ke sana sih dari data survei yang ada," tambahnya.

Sementara Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengatakan, kalau satu putaran maka paslon tersebut harus mutlak memenuhi syarat 50% plus 1 suara dan 20% suara di 20 provinsi.

"Ketika 2 putaran yang kemungkinan masuk adalah Prabowo-Gibran atau Anies-Muhaimin. Ini peluang yang dilihat dari berbagai lembaga survei, potensi Anies bersaing dengan Prabowo lebih besar daripada dengan Ganjar," kata Arifki kepada Liputan6.com, Selasa (13/2/2024).

"Tapi, potensi polarisasi juga akan besar, karena kelompok ini akan mewakili isu-isu yang berbeda, misal Prabowo bertemu dengan Anies. Meski periode sebelumnya mereka 1 'kolam', tapi tidak di 2024."

Arifki mengatakan, jika Ganjar pada akhirnya tidak masuk ke putaran 2, maka di tataran elite bisa saja berkoalisi dengan Anies, meski di akar rumput tidak semudah itu.

"Peluang Ganjar masuk putaran 2 sebenarnya masih ada, masih punya ruang untuk menggeser Anies karena berdasarkan survei keduanya masih bersaing ketat," pungkasnya.


79,9 Persen Masyarakat Ingin Pilpres 2024 Satu Putaran

Petugas melakukan pencoblasan surat suara saat simulasi Pemilu 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (22/3/2022) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hasil survei terbaru Populi Center mengungkapkan, sebanyak 79,9 masyarakat ingin pemilihan presiden 2024 berlangsung satu putaran. Alasannya, mereka ingin agar segera ada kepastian siapa presiden berikutnya setelah Joko Widodo (Jokowi).

"Data menunjukkan terdapat tren kenaikan jumlah masyarakat yang menginginkan pemilihan presiden berlangsung 1 (satu) putaran. Pada survei kali ini, saat ditanya berapa putaran Pilpres yang disukai, sebesar 79,9 persen menjawab 1 putaran," kata Direktur Eksekutif Populi Center Afrimadona dalam rilis surveinya, Rabu (7/2/2024).

 Sedangkan, yang menjawab 2 putaran sebesar 16,6 persen, dan sisanya tidak mempermasalahkan jumlah putaran 2,3 persen, serta tidak menjawab 1,2 persen.

Alasan lebih menyukai pilpres 1 putaran ialah karena lebih cepat ada kepastian terkait siapa yang menjadi presiden selanjutnya sebanyak 41,2 persen.

Kemudian, supaya menghemat biaya 29,2 persen, agar pemerintahan dan layanan publik kembali normal 13,6 persen, dan mengurangi ketegangan di masyarakat 12,1 persen. 

Mayoritas masyarakat sebanyak 70,3 persen juga menjawab yakin bahwa pilpres akan selesai dalam 1 putaran. Sementara sebesar 25,3 persen lainnya menjawab tidak yakin, dan 4,4 persen tidak menjawab.

Dalam survei ini, Populi Center juga merilis tingkat kepuasan publik atau approval rating terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasilnya tingkat kepuasan terhadap kepala negara mencapai 80 persen.

"Survei kali ini juga menunjukkan adanya tren positif terkait approval rating kinerja pemerintahan Joko Widodo, data menunjukkan bahwa sebesar 80 persen masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo," kata Afrimadona.

Sementara itu, yang menjawab tidak puas sebesar 18,4 persen, dan sisanya tidak menjawab.


3 Faktor yang Bisa Gagalkan Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Warga menunjukkan ujung jarinya yang berlumur tinta usai melakukan pencoblosan surat suata saat simulasi pemungutan suara Pemilu 2024 di Halaman Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengungkapkan tiga hal yang bisa membatalkan kemenangan satu putaran Prabowo-Gibran.

"Pertama, tingginya golput dan golputnya jika tidak proporsional. Kalau kemudian golputnya tidak proporsional, atau lebih banyak pemilih Prabowo yang golput, maka potensi penurunan suara dari 02 itu juga semakin terbuka," kata Adjie.

"Di 2019 itu golput pilpres di angka 18,03 persen," sambungnya.

Faktor kedua, beralihnya pemilih yang bisa berubah atau soft suporter Prabowo ke kandidat lain. Adjie menyebut, dari hasil surveinya, masih ada soft suporter pemilih Prabowo berjumlah 5,6 persen dan pemilih militannya 47,9 persen.

"Kalau 5,6 persen ini diakhir mengubah pilihannya ke yang lain, maka itu juga bisa membatalkan pilpres satu putaran," ujar Adjie.

Faktor ketiga, bila terjadi blunder fatal terhadap pasangan Prabowo-Gibran. Adjie mengatakan, jika blunder terjadi, maka dukungan akan menurun dan tren positif yang diraih paslon 02 bisa menjadi negatif.

"Jika terjadi blunder fatal yang dilakukan Prabowo-Gibran dalam sisa waktu terakhir menjelang hari pencoblosan, maka ini juga bisa membatalkan pilpres satu putaran," kata Adjie.

LSI Denny JA membuat simulasi survei terbaru tiga pasangan calon pilpres 2024 terjadi dua putaran. Hasilnya, pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh keterpilihan paling tinggi mencapai 53,5 persen.

Berikutnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih 21,7 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 19,2 persen. Sedangkan suara tidak sah 0,1 persen dan rahasia atau tidak menjawab 5,5 persen.

Direktur LSI Denny JA Adjie Alfaraby menyebut, pihaknya membuat simulasi kertas suara dan responden mencoblos kertas yang diberikan itu.

"Dari simulasi kertas suara ini 10 hari jelang hari pencoblosan Prabowo-Gibran tetap unggul dengan angka mencapai, 53,5 persen," kata Adjie dalam rilis surveinya secara daring, Jumat (9/2/2024).

Adjie mengatakan, dengan angka yang diperoleh Prabowo-Gibran, maka pilpres 2024 berpeluang satu putaran.

"Dengan angka ini artinya Prabowo-Gibran terbuka peluangnya untuk menang di pilpres 2024 pada tanggal 14 Februari nanti di hari Rabu satu putaran saja," ucap Adjie.

Survei LSI Denny digelar pada 26 Januari 2024 sampai 6 Februari 2024 dengan metodologi multistage random sampling dan 1.200 responden. Teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini +/- 2,9 persen.


Lokasi Capres-Cawapres Nyoblos

Para Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Ganjar Pranowo-Mahfud Md (kiri ke kanan) bergandeng tangan bersama usai mengikuti Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Anies Bakal Nyoblos di Lebak Bulus, Cak Imin di Kemang Jakarta Selatan

Capres dan cawapres nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) bakal mencoblos di lokasi berbeda.

"(Nyoblos) di TPS (Lebak Bulus) dong," kata Anies kepada wartawan usai bertemu AA Gym di Masjid Daarut Tauhid, Jakarta Selatan, Senin, 12 Februari 2024.

Anies belum dapat merinci kegiatannya selepas pencoblosan di TPS Lebak Bulus selesai. Menurutnya, rangkaian kegiatan masih dirampungkan.

"Nanti kita atur lagi, kita masih (bahas kegiatan selepas mencoblos). Nanti kita kabarin lokasi di mana," ujar Anies.

Sementara itu, cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) akan menggunakan hak pilihnya di kawasan Kemang Raya, Jakarta Selatan.

Cak Imin bakal mencoblos di TPS 023, Halaman Panin Bank Jalan Kemang Raya Mampang, Jakarta Selatan. Lokasi itu berada tidak jauh dari rumah mertua Cak Imin.

Prabowo-Gibran Nyoblos di 2 Provinsi Terpisah, Jabar dan Jateng

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bakal menunaikan hak pilihnya di dua provinsi yang berbeda, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Sebagaimana diketahui, Prabowo setiap momen Pemilu selalu mencoblos di rumah pribadinya yang berada di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Terkait lokasi tempat pemungutan suara (TPS) untuk Prabowo, nantinya bakal berada di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang dan Lapangan GDR atau tepatmya di TPS 33.

Sementara itu, berbeda dengan pasangannya yaitu Gibran yang diketahui sebagai warga Solo, Jawa Tengah. Berdasarkan informasi dari KPU setempat, lokasi TPS yang akan disambangi Gibran adalah TPS 34, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Ganjar Akan Nyoblos di TPS 11 Lempongsari Semarang, Mahfud di Yogyakarta

Calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, akan mencoblos di TPS 11 Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 14 Februari 2024.

"Di Semarang karena KTP saya masih Semarang," kata Ganjar, Selasa (23/12024).

Ganjar disebut akan mencoblos bersama istri, Siti Atikoh dan anaknya Alam Ganjar.

Sementara, Calon wakil presiden (cawapres) Mahfud Md akan bertolak ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (13/2/2024). Daerah tersebut menjadi domisili mantan Menkopolhukam untuk mencoblos di Pilpes 2024.

Berdasarkan agenda yang diterima Liputan6.com, Mahfud Md akan melakukan tirakat di kediamannya. Diketahui, dia akan mencoblos di TPS 106, Jalan Jati No 61 Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY.

Tirakat di kediaman sendiri dilakukan lepas maghrib. Setelahnya, dia berencana mengajak anak dan cucunya yang berada di Belanda untuk melakukan panggilan video alias videocall, disertai doa bersama untuk kelancaran Pemilu 2024.


Infografis Perbandingan Hasil dan Putaran Pilpres Sejak 2004 hingga 2019

Infografis Perbandingan Hasil dan Putaran Pilpres Sejak 2004 hingga 2019. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya