Gaet Jepang, PLN Kembangkan Bahan Bakar Pembangkit Listrik Pengganti BBM dan Batu Bara

Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat rantai pasok LNG di pembangkit PLN Grup, dengan menggandeng perusahaan asal Jepang, JERA Co.Inc.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Feb 2024, 18:45 WIB
Pengembangan LNG Terminal Bali. Dok PLN

Liputan6.com, Jakarta Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat rantai pasok LNG di pembangkit PLN Grup, dengan menggandeng perusahaan asal Jepang, JERA Co.Inc. Hal ini merupakan upaya dalan meningkatkan keandalan pasokan gas merupakan bahan bakar yang lebih rendah emisi dan alternatif selama transisi energi.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, PLN EPI melakukan berbagai langkah strategis untuk bisa menjamin pasokan energi primer aman ke pembangkit. Kali ini, PLN EPI menggandeng JERA sebagai salah satu perusahaan ternama dalam sektor pengembangan LNG.

"Di era transisi energi ini, PLN EPI menyediakan gas sebagai energi primer yang bersih dan mendukung percepatan pengembangan energi terbarukan (ARED) yang sudah diamanatkan oleh PLN," kata Iwan, Selasa (12/2/2024).

Iwan mengungkapkan, lewat kerja sama PLN EPI mengembangkan portofolio kontrak LNG serta infrastruktur midstream LNG untuk mengurangi konsumsi bahan bakar pembangkit listrik Grup PLN. Langkah pengembangan LNG ini juga untuk menyasar sektor hilir berupa hidrogen hijau dan amonia hijau.

Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto menambahkan LNG berperan sebagai pengganti BBM dan batubara dalam jangka pendek dan dalam jangka menengah. Untuk jangka panjang, LNG memegang peranan penting dalam transisi energi untuk melengkapi pengembangan energi terbarukan.

"Kebutuhan gas akan semakin meningkat dengan dibangunnya 25 persen pembangkit baru yang menggunakan gas. Untuk itu, diperlukan pengembangan portfolio LNG dan pengembangan infrastruktur midstream LNG agar target NDC dan NZE dapat tercapai” ujar Rakhmad.

Kerja sama ini menitikberatkan pada sejumlah aspek, seperti pengadaan dan pemanfaatan LNG di tahap hulu, serta pengembangan sumber daya manusia untuk aspek komersial dan pasar LNG. Selain itu, kerja sama ini mencakup pengembangan dan optimalisasi potensi amonia hijau atau biru dan hidrogen hijau atau biru untuk proyek penggantian bahan bakar.

 


Rantai Pasok Energi

Kargo LNG pertama dari Tangguh Train 3 kini tengah berlayar menuju fasilitas regasifikasi PLN di Arun, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. (Dok SKK Migas)

Executive Officer, Head of the Platform Business Group JERA Shinsuke Nakayama mengapresiasi kolaborasi yang terjalin antara kedua belah pihak. Pihaknya berkomitmen untuk mendukung PLN EPI mengembangkan rantai pasok energi primer yang andal untuk Indonesia.

“Kami tahu PLN saat ini sedang mengembangkan bisnis dan memperkuat rantai pasok energinya. Sehingga kami sangat senang dapat bergabung dan mendukung journey PLN untuk menyediakan suplai energi yang andal untuk Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, Nakayama percaya pengembangan rantai pasok LNG akan mampu memaksimalkan suplai energi PLN. Dirinya juga melihat bahwa inisitif pengembangan LNG adalah bagian dari upaya dekarbonisasi yang searah dengan transisi energi.

“Kami berharap kolaborasi ini mampu menciptakan masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia dan PLN melalui dekarbonisasi," pungkasnya.


Kembangkan Panas Bumi, Tanzania Contek PLN

Ilustrasi pembangkit listrik panas bumi

PT PLN Indonesia Power (PLN IP) membantu Tanzania Electricity Supply Co Ltd (Tanesco) dalam mengembangkan panas bumi untuk memenuhi kebutuhan listrik dan mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE).

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha mengatakan, fasilitas pengembangan energi panas bumi di PLTP Gunung Salak yang dioperatori PLN Indonesia Power dijadikan rujukan Tanesco untuk mengembangkan energi panas bumi.

"PLTP Gunung Salak telah dijadikan acuan fasilitas pengembangan panas bumi sebagai tindaklanjut dari kerja sama antara PT PLN (Persero) dengan TANESCO dalam bisnis kelistrikan yang reliable dan sustainable di Tanzania," kata Edwin, Rabu (31/1/2024).Dalam kerjasama ini TANESCO akan mempelajari langkah transformasi bisnis yang dilakukan PLN Indonesia Power, sehingga bisa diadopsi oleh BUMN Kelistrikan Tanzania tersebut untuk membuat sistem kelistrikan di Afrika Timur, khususnya Tanzania lebih reliable dan sustainable.

Untuk diketahui, TANESCO, menggunakan berbagai sumber energi, termasuk pembangkit listrik tenaga air, panas, dan gas.

 


Jadi Rujukan

Edwin mengungkapkan, PLTP Gunung Salak ini dijadikan rujukan TANESCO karena keunggulan dari Unit Pembangkit yang mensuport sistem kelistrikan Istana Presidenan di Bogor.

Selain telah mendapatkan Penghargaan Proper Emas, PLTP Gunung Salak juga menjalankan program beyond kWh melalui perdagangan karbon menggunakan VCUs atau Voluntary Carbon Unit.

"Ditetapkannya PLN Indonesia Power sebagai acuan TANESCO menjadi suatu kebanggaan tersendiri sebagai salah satu subholding PT PLN (Persero) terbesar dengan kapasitas 21.08 GW (gigawatt)," papar Edwin.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya