Kisah Cerdik Abu Nawas, Bebas Penjara dan Selamat dari Hukuman Mati

Kejeniusan otaknya sangat ditakuti semua orang, termasuk juga Sang Raja. Bahkan berkat kecerdikannya ia selamat dari hukuman mati.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2024, 12:30 WIB
Abu Nawas (SS: YT Juha Official)

Liputan6.com, Cilacap - Seorang ulama yang kondang dengan kekocakannya ialah Abu Nawas. Dalam riwayat lain, ada yang menyebutnya Abu Nuwas. 

Beliau seorang ulama sufi dan penyair yang hidup di masa pemerintahan Khalifah Harus Ar-Rasyid. Dengan kecerdikan dan kelucuan tingkahnya ia mampu melewati ujian yang sangat berat, yaitu hukuman mati. 

Kejeniusan otaknya sangat ditakuti semua orang, termasuk juga Sang Raja. Bahkan berkat kecerdikannya ia selamat dari hukuman mati

Kisah ini terdapat dalam buku Kisah 1001 Malam: Abu Nawas Sang Penggeli Hati kaya HB Rahimsyah.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Abu Nawas Ditangkap dan Dipenjara

Ilustrasi penjara (AFP)

Pada hari itu Abu Nawas mengumumkan dirinya sebagai ahli nujum atau  tukang ramal nasib.Sejak membuka praktek ramal-meramal nasib, Abu Nawas sering mendapat panggilan dari orang-orang terkenal. 

Kini Abu Nawas tidak saja dikenal sebagai orang yang hartdal daiam menciptakan gelak tawa tetapi juga sebagai ahli ramal yang  jitu.

Mendengar Abu Nawas mendadak menjadi ahli ramal maka Baginda Raja Harun Al Rasyid merasa khawatir. 

Baginda  curiga jangan-jangan Abu Nawas bisa membahayakan kerajaan. Maka tanpa pikir panjang Abu Nawas ditangkap. 

Abu Nawas sejak semula yakin Baginda Raja kali ini berniat akan menghabisi riwayatnya. Tetapi Abu Nawas tidak begitu merasa gentar. Mungkin Abu Nawas sudah  mempersiapkan tameng.


Dihukum Mati  

abu nawas

Setelah beberapa hari meringkuk di dalam penjara, Abu Nawas digiring menuju tempat kematian. Tukang penggal kepala sudah menunggu dengan pedang yang baru diasah. Abu Nawas menghampiri tempat penjagalan dengan amat tenang. 

Baginda merasa kagum terhadap ketegaran Abu Nawas. Tetapi Baginda juga bertanya-tanya dalam hati mengapa Abu Nawas begitu tabah menghadapi detik-detik terakhir hidupnya. 

Ketika algojo sudah siap mengayunkan pedang, Abu Nawas tertawa-tawa sehingga Baginda menangguhkan pemancungan. 

Beliau bertanya, "Hai Abu Nawas, apakah engkau tidak merasa ngeri menghadapi pedang algojo?" 

"Ngeri Tuanku yang mulia, tetapi hamba juga merasa gembira.” jawab Abu Nawas sambil tersenyum. 

"Engkau merasa gembira?" tanya Baginda kaget.


Selamat dari Hukuman Mati dan Bebas dari Penjara

Abu Nawas. ©1956 Hamid

"Betul Baginda yang mulia, karena tepat tiga hari setelah kematian hamba, maka Baginda pun akan mangkat menyusul hamba ke Hang lahat, karena hamba tidak bersalah sedikit pun.” kata Abu Nawas tetap tenang. 

Baginda gemetar mendengar ucapan Abu Nawas. dan tentu saja hukuman pancung dibatalkan. 

Abu Nawas digiring kembali ke penjara. Baginda memerintahkan agar Abu Nawas diperlakukan istimewa. Malah  Baginda memerintahkan supaya Abu Nawas disuguhi hidangan yang enak-enak. 

Tetapi Abu Nawas tetap tidak kerasa tinggal di penjara. Abu Nawas berpesan dan setengah mengancam kepada penjaga penjara bahwa bila ia terus-menerus mendekam dalam penjara ia bisa jatuh sakit atau meninggal Baginda Raja terpaksa membebaskan Abu Nawas setelah mendengar penuturan penjaga penjara.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya