Pesona Diplomasi Panda, Simbol Persahabatan hingga Kepentingan

Panda adalah hewan karnivora yang penyendiri. Mereka menandai wilayahnya dengan buang air kecil di batang pohon.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 29 Feb 2024, 01:30 WIB
Ketika ditanya alasan penundaan kepulangan Le Le, juru bicara Mandai Wildlife Group dan China Wildlife Conservation Assosiation mengatakan bahwa mereka sedang menyusun pengaturan perjalanan. (Handout/Mandai Wildlife Group/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Panda (Ailuropoda melanoleuca) merupakan salah satu spesies mamalia yang cukup populer di dunia. Hewan ikonis yang terkenal dengan bulunya yang hitam putih dan tingkahnya yang menggemaskan.

Hewan khas China ini berhabitat beberapa pegunungan di bagian Barat Daya negara tersebut. Melansir laman worldwildlife.org, panda raksasa memiliki tubuh besar dengan berat mencapai 100 hingga 160 kg.

Bulunya berwarna hitam putih, dengan pola khas di sekitar mata dan telinga. Makanan utama panda adalah bambu, panda dapat memakan 12 hingga 38 kg bambu per hari untuk memenuhi kebutuhan energinya.

Panda adalah hewan karnivora yang penyendiri. Mereka menandai wilayahnya dengan buang air kecil di batang pohon.

Panda raksasa memiliki tingkat reproduksi yang rendah, dengan masa kehamilan sekitar 5 bulan dan hanya melahirkan 1 hingga 2 anak panda per sekali. Meski panda bisa ditemukan di beberapa negara, semua panda yang ada di dunia merupakan hasil pinjaman dari China.

Dikutip dari jurnal berjudul Diplomats and Refugees: Panda Diplomacy, Soft “Cuddly” Power and the New Trajectory in Panda Conservation. Kainan Univesity (2013), panda telah menjadi salah satu alat diplomasi publik China sejak abad ke-7.

Sebelum ada diplomasi panda, hewan ini biasanya diberikan sebagai hadiah kepada negara sahabat. Awal mula tradisi meminjamkan panda ini bermula saat permaisuri Wu mengirimkan dua panda ke Jepang sebagai hadiah China untuk Jepang.

 


Mao Zedong

Selanjutnya, tradisi ini kembali muncul saat China dipimpin oleh Mao Zedong. Saat masa perang dingin, China juga memberikan panda kepada Rusia dan Korea Utara.

Pada 1972, China kembali menghadiahkan panda kepada Amerika setelah kunjungan Presiden Nixon ke China. Namun, sejak awal 1980-an, China tak lagi memberikan panda.

Kebijakan "diplomasi" pada itu berubah. China hanya akan memberikan panda dengan status "pinjaman".

Negara yang dipinjami panda oleh China dikenakan biaya sebesar 50.000 dolar AS per bulan. Tak hanya itu, jika selama masa peminjaman panda tersebut punya anak, maka anak panda juga akan menjadi panda milik China.

Kebijakan tersebut lantaran keberadaan panda yang semakin langka. Selain itu, biaya pinjaman panda disebut diperlukan untuk keperluan konservasi dan penelitian terkait panda.

Kesepakatan peminjaman panda dilakukan saat kesepakatan perdagangan yang ditandatangani China, seperti dengan Skotlandia, Kanada, dan Perancis. Studi Universitas Oxford pada 2013 juga menemukan, bahwa peinjaman panda kepada negara-negara yang telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan China.

Pinjaman juga diberikan kepada negara yang memasok sumber daya alam dan teknologi maju ke negara tersebut. Sebagai contoh, Kebun Binatang Adelaide Australia mendapat pinjaman panda Wang Nang dan Fu Ni tak lama setelah setuju untuk memasok uranium ke China pada 2006.

Sementara itu, Institut Lau China Kerry Brown mengatakan, panda memiliki kepentingan simbolis tertentu yang melekat pada nama yang diberikannya. Sebagai contoh, panda raksasa yang diberikan ke Taiwan pada 2008 diberikan nama Tuan Tuan dan Yuan Yuan.

Kombinasi nama ini memiliki arti "reuni" dalam bahasa China. Hal itu sebagai ekspresi keinnginan China agar bisa bersatu kembali dengan Taiwan.

Selain itu, pada 1957, hadiah panda untuk Uni Soviet disebut dengan Ping Ping dan An An yang memiliki arti perdamaian dalam bahasa China.

(Tifani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya