Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim telah menjadi isu global yang membawa dampak signifikan bagi seluruh makhluk hidup di Bumi, termasuk hewan. Kenaikan suhu, perubahan pola cuaca, dan kerusakan habitat akibat aktivitas manusia telah mendorong berbagai spesies hewan ke ambang kepunahan.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut hewan terancam punah akibat perubahan iklim.
1.Penguin Adelie
Penguin Adelie memiliki nama Latin Pygoscelis Adeliae. Penguin ini adalah hewan asli Antartika.
Baca Juga
Advertisement
Antartika adalah salah satu daerah yang paling terdampak pemanasan global. Suhu yang meningkat membuat es dan gletser di Antartika mencair dengan signifikan.
Hal ini membuat habitat Penguin Adelie menurun drastis. Selain itu, suhu yang memanas juga membuat ikan yang menjadi makanan utama penguin berkurang dan lebih sulit ditangkap.
Staghorn Coral
2. Staghorn coral
Staghorn coral adalah terumbu karang yang populasinya turun drastis hingga 80 persen sejak 1970. Staghorn coral saat ini termasuk dalam kategori critically endangered dalam IUCN Red List.
Pemanasan global membuat terumbu karang kekurangan algae yang merupakan sumber nutrisi utamanya. Hal ini menyebabkan terumbu karang mengalami pemutihan atau bleaching.
Selain berdampak pada turunnya populasi terumbu karang, pemanasan global juga menurunkan populasi hewan lain yang hidup berdampingan dengan terumbu karang, seperti ikan badut dan penyu kecil.
3. Monarch butterfly
Monarch butterfly adalah salah satu jenis kupu-kupu yang ada di Indonesia dan terancam punah. Kupu-kupu ini terancam punah karena berkurangnya kemampuannya bermigrasi dari Amerika Utara ke daerah yang lebih dingin.
Kupu-kupu Monarch sama seperti kupu-kupu lainnya yang sangat sensitif terhadap cuaca dan iklim. Pemanasan global membuat kupu-kupu tidak bisa bermigrasi terlalu jauh.
Faktor lainnya, hilangan beberapa jenis tumbuhan sumber makanan utama kupu-kupu.
4. Koala
Koala adalah binatang khas Australia. Populasinya terus menurun karena pemanasan global.
Hal ini dipicu beberapa hal, seperti menurunnya nutrisi daun eukaliptus yang merupakan makanan utama koala. Penurunan nutrisi tersebut disebabkan karena tingginya karbon dioksida di atmosfer.
Udara yang semakin kering dan panas memicu kebakaran hutan. Hal ini membuat hewan-hewan yang hidup di hutan terpaksa terusir dari habitat aslinya.
Tempat baru bisa jadi tidak cocok untuk hidup binatang yang rentan seperti koala.
5. Beruang kutub
Beruang kutub memiliki nama Latin Ursus maritimus. Beruang kutub saat ini telah berstatus vulnerable di dalam IUCN Red List.
Hampir mirip dengan Penguin Adelie, beruang kutub terancam punah karena pemanasan global yang mengurangi habitat dan makanan mereka. Berkurangnya habitat dan makanan beruang kutub ini dibuktikan dengan kejadian 2019.
Saat itu, ditemukan beruang kutub di daerah pemukiman Rusia sedang mencari makan.
Advertisement
Kupu-kupu Raja Meksiko
6. Kupu-kupu raja Meksiko
Selama bertahun-tahun, para pakar menemukan perubahan iklim ternyata mengubah dramatis kebiasaan kawin dan pola migrasi kupu-kupu raja Meksiko. Akibatnya, ada penurunan signifikan dalam populasi hewan tersebut.
Selain itu, kekeringan, embun beku, dan panas di seluruh benua membunuh tanaman milkweed yang menjadi sumber makanan kupu-kupu raja, dan mengurangi habitatnya.
7. Harimau Bengal
Habitat Harimau Bengal di India dan Bangladesh tepatnya di daerah Sundarbans terancam karena perubahan iklim. Peningkatan air laut pun mengancam habitat harimau bengal.
Selain itu, daerah habitat harimau jenis ini juga sering dihantam badai dan siklon. Pasalnya, air asing merusak tanaman dan menghilangkan sumber makanan hewan buruan harimau tersebut.
8. Burung puffin Atlantik
Burung puffin Atlantik merupakan salah satu hewan penghuni Islandia. Para pakar menemukan, kehidupan burung ini terancam oleh peningkatan suhu air laut.
Pasalnya, suhu air yang meningkat akan menghilangkan ikan yang menjadi sumber makanan mereka. Alhasil, burung puffin harus terbang lebih jauh untuk mencari makanan.
Selain peningkatan suhu air laut, burung puffin juga terancam karena polisi dan penangkapan ikan yang berlebihan.
Kepiting Salju
9. Kepiting salju
Kepiting salju tumbuh subur di perairan dingin. Namun saat krisis iklim memanaskan lautan dan menyusutkan es laut, jumlahnya menurun drastis.
Populasi kepiting salju menyusut dari sekitar 8 miliar pada 2018 menjadi hanya 1 miliar pada 2021. Penurunan jumlah kepiting salju akan berdampak kepada seluruh ekosistem laut.
Serta memberikan pukulan berat bagi perikanan yang bergantung kepada kepiting tersebut.
10. Penyu Hijau
Jenis kelamin penyu tergantung dari temperatur pasir tempat telur menetas. Temperatur pasir yang lebih hangat akan cenderung menghasilkan penyu betina.
Menurut penelitian 2018, lebih dari 99 persen penyu muda yang ditemukan di pantai di bagian utara Great Barrier Reef, Australia adalah betina. Hal serupa ditemukan pada setiap penyu yang lahir di Florida AS dalam empat tahun terakhir.
(Tifani)
Advertisement