Uniknya Konsep TPS Ramah Lingkungan, Sulap Sampah Jadi Dekorasi sampai Edukasi Pengelolaan Limbah

Tidak hanya unik, konsep TPS ramah lingkungan di Pemilu 2024 diapresiasi karena menyoroti isu sampah yang harus segera ditemukan solusinya.

oleh Asnida Riani diperbarui 16 Feb 2024, 06:30 WIB
TPS 25 di Liogenteng, Kota Bandung, Jawa Barat memajang dekorasi hasil daur ulang sampah plastik selama pemungutan suara Pemilu 2024. (dok. Humas Kota Bandung)

Liputan6.com, Jakarta - Tempat Pemungutan Suara (TPS) berkonsep unik di Pemilhan Umum (Pemilu) 2024 telah berseliweran di media sosial bahkan sebelum hari H pencoblosan, Rabu, 14 Februari 2024. Di antara banyak ide menarik, ada juga TPS yang mengusung tema ramah lingkungan.

Salah satunya ditunjukkan TPS 25 di Liogenteng, Kota Bandung, Jawa Barat yang menyulap sampah jadi ragam dekorasi. Dalam daftarnya termasuk karpet terbuat dari kemasan kopi, limbah tutup botol minum yang dijadikan ornamen tulisan, serta kemasan bekas galon diolah jadi hiasan vas bunga dan aquarium.

"Pemerintah Kota Bandung sudah sosiasisaikan harus memilah sampah dari rumah, kebetulan di Kelurahan Nyengseret sudah ada bank sampah sejak Juli 2023. Jadi, daripada sampah itu dibuang lebih, baik dijadikan barang-barang yang bisa bermanfaat," kata Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 25 Liogenteng, Sandi Syarif, dikutip dari situs web Pemerintah Kota Bandung, Kamis, 15 Februari 2024.

Sandi menyambung, dekorasi berbahan sampah daur ulang ini diperlihatkan agar masyarakat sadar bahwa limbah bisa jadi barang yang punya nilai jual lebih mahal. "Semoga setelah mereka datang ke TPS dan melihat pernak pernik dari daur ulang sampah, masyarakat bisa ikut memilah sampah dengan benar," harap Sandi.

Salah satu pemilih di TPS 25, Winda, mengapresiasi kreativitas para anggota KPPS. "Ini luar biasa," sebut dia. "Saya pun di rumah sudah memilah sampah dan pas lihat ke sini, menarik sekali. Berarti warga di sini sangat kreatif, banyak ide dan support system-nya berjalan."


Tidak Hanya di Bandung

Ilustrasi edukasi sampah di TPS saat Pemilu 2024. (dok. pexels.com)

Semangat serupa dibawa di TPS 14 di Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta. Beragam produk hasil daur ulang sampah terlihat menghiasi berbagai sudut TPS, mulai dari lampion dari botol plastik hingga meja dari tutup drum bekas sebagai alas kotak suara.

Koordinator Tim Pendukung TPS 14 Dimas Arifin Hamzah menyebut bahwa konsep tersebut sengaja dimunculkan karena sampah merupakan isu strategis di Kota Yogyakarta. "Harapan kami, ada sedikit pesan moral pada masyarakat yang datang menggunakan hak pilihnya sehingga bisa sadar pentingnya membantu menyelesaikan masalah sampah," ujar dia, lapor Antara, dikutip Kamis.

Menurut Dimas, upaya menyulap TPS 14 sebagai sarana edukasi pengelolaan sampah berasal dari inisiatif warga setempat, khususnya para pemuda yang peduli pada persoalan sampah. "Kita tidak menyindir (Pemerintah Kota Yogyakarta soal penangannan sampah)," akunya. "Kita malah ingin mengajak warga (berpartisipasi mengelola sampah)."

Warga di Kelurahan Ngampilan, kata dia, secara mandiri bergotong royong sejak Minggu, 11 Februari 2024 mendukung pesta demokrasi dengan turut menghias TPS 14 dengan berbagai properti dari hasil pengolahan limbah.

 


Dorong Pengelolaan Sampah

Ilustrasi sampah anorganik. (Image by Freepik)

Selaras dengan konsep pengelolaan sampah, anggota KPPS yang bertugas di TPS 14 kompak tidak mengenakan baju resmi, melainkan hanya memakai kaus lengan pendek dengan handuk di leher. Di depan TPS terparkir sebuah gerobak sampah yang memuat seikat kayu kering yang masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Sebagai latar belakang bilik suara, ada kain putih bertuliskan "Sampah Agawe Masalah" dan "Wilayahe Resik Rejekine Asik - Pilih Sing Becik Negarane Apik". "Slogan yang coba kita coba selaraskan antara permasalahan sampah dengan pemilu," kata Dimas.

Dimas berharap, selepas menggunakan hak suara, masing-masing warga di wilayah itu bisa semakin peduli dengan pengelolaan sampah. Salah seorang warga Ngampilan, Syarifa (23), mengapresiasi konsep TPS 14 karena tidak sekadar unik, tapi juga mengangkat isu penanganan sampah yang harus segara ditemukan solusinya.

"Konsepnya sederhana, tapi maknanya dalam," kata dia. "Itu juga memengaruhi bagaimana kita pilih pemimpin biar kebijakan pengelolaan sampah di Yogyakarta semakin baik ke depannya."


Pengelolaan Sampah Pemilu 2024

Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) mengangkat sisa APK di kawasan Jati Padang, Jakarta, Minggu (11/2/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebelumnya telah mengeluarkan surat edaran untuk kepala daerah guna memastikan pengelolaan sampah Alat Peraga Kampanye (APK) dari Pemilu 2024 agar tidak mencemari lingkungan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati menyebut, pihaknya sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Menteri LHK Nomor 3 tahun 2024 tentang Pengelolaan Sampah yang Timbul dari Penyelenggaraan Pemilihan Umum tahun 2024 yang diteken pada 31 Januari 2024.

"Dalam SE, Menteri LHK meminta gubernur, bupati, dan wali kota memastikan setelah alat peraga kampanye dicopot tim sukses, itu bisa dikelola. (Bisa dengan) diberikan ke bank sampah untuk dikelola di pusat daur ulang," terang Rosa dalam jumpa pers di kantor KLHK di Jakarta, 6 Februari 2024.

Selain pengelolaan sampah APK, KLHK juga menyoroti pentingnya pengelolaan surat suara yang tidak lagi digunakan. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pengelolaan limbah kertas dari penyelenggaraan Pemilu 2024.

Infografis Jenis Sampah Daur Ulang. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya