Tentara Israel Serang Rumah Sakit di Khan Younis, Wanita Palestina Dipaksa Pergi Meski Baru 30 Menit Melahirkan

Wanita Palestina itu melahirkan seorang bayi perempuan. Ia belum mau meninggalkan rumah sakit dan masih berusaha mencari bangsal yang dianggap aman dari tentara Israel.

oleh Henry diperbarui 16 Feb 2024, 07:30 WIB
Rumah sakit tersebut diserang sekitar pukul 19.30 waktu setempat. (MAHMUD HAMS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Rumah sakit di Palestina kembali jadi sasaran penyerbuan tentara Israel. Salah satunya yang jadi target adalah rumah sakit Nasser atau Nasser Hospital di Khan Younis, di selatan Gaza. Tentara Israel baru-baru ini menyerang Nasser Hospital dan dikabarkan setidaknya ada satu oang pasien tewas.

Dlansir dari laman Middle East Eye, Kamis, 15 Februari 2024, serangan itu terjadi sehari setelah pihak militer Israel mengumumkan akan mengevakuasi penduduk sipil dari rumah sakit tersebut. Namun para petugas medis mengatakan para pasien tidak bisa pergi dengan aman dan banyak warga Palestina yang tetap bertahan di tempat tersebut.

Setelah itu beredar video para pasien dipaksa keluar dari ruangan mereka dengan memakai kursi roda, banyak yang panik dan berteriak karena mendengar suara tembakan berkali-kali.  Salah seorang pasien adalah wanita Palestina yang baru saja nekahirkan pada Rabu, 14 Februari 2024. Ia dipaksa harus meninggalkan rumah sakit padahal baru saja melahirkan 30 menit sebelumnya!

Dilihat dari akun Youtube Middle East Eye, wanita itu melahirkan seorang bayi perempuan. Ia mengatakan belum mau meninggalkan rumah sakit dan masih berusaha mencari bangsal yang dianggap aman agar bisa bertahan bersama bayinya. Ia berdoa agar dirinya dan orang-orang lainnya di rumah sakit dilindungi Tuhan.

Tentara Israel telah mengepung rumah sakit tersebut selama sekitar 25 hari dan mengklaim ada tentara Hamas berada di sana. Alasan serupa juga mereka katakana ketika menyerang Nasser Hospital beberapa waktu lalu tanpa bisa membuktikan kebedaraan Hamas di tempat tersebut.

Dr Khaled Alserr, seorang ahli bedah di rumah sakit tersebut mengungkapkan, tank Israel masuk ke Nasser Hospital padahal masih ada banyak orang di dalamnya, termasuk 14 orang staf medis dan 120 orang pasien. Mereka diperintahkan untuk berkumpul dalam satu gedung.

 


Berdesakan di Rumah Sakit

Tentara Israel Serang Rumah Sakit di Khan Younis, Wanita Palestina Dipaksa Pergi Meski Baru 30 Menit Melahirkan.  foto: Youtube MiddleEastEye

"Kami melihat mereka menggali di bagian luar rumah sakit dengan buldoser selama beberapa haru. Mereka mengganti para staf medis dan memaksa kami untuk menempatkan semua pasien dalam satu Gedung," terang Dr Khaled. "Koridor di bagian dalam Gedung penuh dengan pasien, mereka berdesakan dan seperti tidak bisa bergerak sama sekali,” sambungnya.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan pasukan Israel telah mengubah rumah sakit menjadi ‘barak militer’ setelah merghancurkan bagian selatan bangunan tersebut.  Pihak kementerian juga meyakini tentara Israel menargetkan tennda-tenda warga Palestina dan kuburan massal di komplek rumah sakit tersebut.

Khan Younis telah menjadi tempat pertempuran utama dari konflik Israel-Palestina dalam beberapa pekan terakhir setelah pembicaraan gencatan senjata di Kairo menemui jalan buntu.

Sementara nun jauh di Amerika Serikat (AS), Israel memasang iklan berdurasi 30 detik yang memuat narasi mereka tentang perang di Gaza selama NFL Super Bowl berlangsung pada Minggu, 11 Februari 2024. Tayangan berbuah protes sejumlah aktivis pro-Palestina itu ditonton banyak pasang mata ketika Rafah kembali jadi sasaran pengemboman bertubi-tubi Pasukan Pertahanan Israel (IDF).


Iklan Israel di Super Bowl

Warga mendoakan jenazah orang yang tewas dalam pemboman Israel yang dibawa dari Rumah Sakit Shifa sebelum menguburkan mereka di kuburan massal di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Palestina, Rabu (22/11/2023). Puluhan jenazah orang tak dikenal dimakamkan di kuburan massal di Khan Yunis. (AP Photo/Mohammed Dahman)

Melansir New Arab, Selasa, 13 Februari 2024, iklan tersebut dimulai dengan menampilkan seorang atlet NFL bermain bersama putranya. Klip kemudian memotong memperlihatkan sandera Israel yang ditahan di Gaza bermain dengan anak-anak mereka sebelum 7 Oktober 2023 ketika sekitar 250 warga Israel ditawan.

Iklan tersebut didedikasikan untuk ayah-ayah Israel yang disandera di Gaza, diakhiri dengan tagar, "Bawa semua ayah pulang ke rumah." Ini adalah bagian dari kampanye pemerintah Israel, yang diawasi Direktorat Diplomasi Publik Nasional negara itu.

Mereka memproduksi dan mempromosikan narasi Israel mengenai perang di Gaza, sementara serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 28 ribu warga Palestina. Iklan lain menunjukkan stadion penuh sesak dengan tulisan, "Di stadion yang menderu-deru, keheningan mereka memekakkan telinga. 136 orang masih disandera Hamas."

Pemerintah Israel membeli slot iklan Super Bowl melalui siaran acara Paramount, dengan biaya kira-kira tujuh juta dolar AS (sekitar Rp109 miliar) untuk iklan berdurasi 30 detik, menurut harga yang dilaporkan The Wall Street Journal. 


Militer Israel Mengebom Rafah

Perang ini mengakibatkan Infrastruktur di Gaza porak-poranda. Rumah sakit dibombardir, jaringan telekomunikasi diputus, tak ada akses ke air bersih dan makanan yang semestinya menjadi kebutuhan pokok sehari-hari. (Foto: Istimewa/Dari sopir truk bantuan ke Gaza)

Saat iklan tersebut ditayangkan, Israel melakukan operasi penyelamatan di kota Rafah di selatan Gaza dan menyaksikan dua warga Israel dibebaskan. Di saat yang sama, bom Israel menewaskan sekitar 100 warga sipil sebagai bagian dari pengalihan operasi, menurut pejabat Israel. Direktur Jenderal Doctors Without Borders (MSF) Meinie Nicolai menggambarkan pemboman di Rafah sebagai "pembantaian yang berkelanjutan."

Perang Israel di Gaza sampai dengan 13 Februari 2024 telah menewaskan 28.340 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 67.984 orang terluka, menurut angka dari otoritas kesehatan Gaza. Iklan Super Bowl di jam tayang utama mengudara ketika pesawat tempur Israel kembali melakukan pembantaian di Rafah, yang disebut sebagai zona aman.

Kelompok aktivis Jewish Voice for Peace menanggapi iklan tersebut dengan mengatakan, "Militer Israel mengebom Rafah, wilayah terpadat di dunia, sementara orang Amerika menonton Super Bowl."

Ia menyambung, "Ini disengaja. Ini adalah genosida, sambil mengatakan "Kami menuntut orang-orang yang menyaksikan Super Bowl mengalihkan pandangan mereka ke Rafah."

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya