Liputan6.com, Surabaya - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah bocah diduga melakukan pencoblosan kertas surat suara Pemilu 2024, di dekat salah satu TPS di Kecamatan Omben Sampang, Madura. Video ini ramai di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur, Ahmad Warits mengungkapkan, menurut informasi dari Bawaslu Sampang, kejadian pencoblosan oleh sekelompok bocah itu diduga berlangsung pukul 09.00 WIB di dekat lokasi TPS pada hari pemilihan, Rabu 14 Februari kemarin.
Advertisement
"Bahwa informasi sementara yang saya dapatkan di Bawaslu Sampang memang benar itu dilakukan di satu TPS,” ujarnya kepada jurnalis di Surabaya, Jumat (16/2/2024).
Ahmad mengatakan, pihaknya bersama Bawaslu Sampang kini terus melakukan koordinasi untuk mengungkap motif dan siapa saja orang di balik video dugaan pelanggaran pemilu itu.
“Sudah ada lokasinya, tinggal sekarang menelusuri lebih jauh mengapa itu terjadi. Siapa-siapa saja (orang di balik kejadian) yang sampai logistik itu kan sampai bocor,” ucapnya.
Selain itu, kata Ahmad, soal jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS itu menurut data Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) sekitar 300 orang, dengan sisa suara yang tidak terpakai ada enam.
Ahmad menegaskan, pihaknya bersama Bawaslu Sampang akan mencocokan surat suara yang sudah dicoblos apakah sesuai dengan jumlah pemilih yang hadir di TPS itu untuk menelusuri dugaan pelanggaran.
"Sekarang sedang didalami, apakah benar misalnya dari surat suara yang tercoblos itu, sama jumlahnya dengan orang yang hadir. Karena kalau dipungut hitung jangan sampai surat suara yang digunakan tidak sama dengan orang yang hadir di TPS itu,” ujarnya.
Hoaks KPPS Dibacok di Madura
Polda Jatim memastikan video viral berisi penganiayaan oleh sekelompok warga terhadap petugas pemilu yakni Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sehingga di salah satu TPS tidak bisa melaksanakan pemungutan suara, adalah tidak benar alias hoaks.
Disebutkan, di Madura satu desa tidak bisa milih karena tidak mendapat kartu dan Ketua PPS nya didatengin ke rumahnya lalu dibacok.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menegaskan bahwa informasi terkait KPPS dibacok itu adalah hoaks.
Kombes Pol Dimanto meminta agar Masyarakat tidak mudah terprovokasi dan memprovokasi isu yang belum jelas kebenarannya.
Kalaupun menerima informasi baik itu melalui group -group WA ataupun medsos lainya, agar tidak disebarkan sebelum kebenarannya informasi itu diketahui.
“Video terkait kasus KPPS yang dibacok itu adalah informasi hoaks, tolong jangan disebarkan,”tegas Kombes Dirmanto, Kamis (15/2/2024).
Ia menegaskan, hingga saat berita ini ditulis, suasana di desa tersebut sudah kondusif setelah mediasi berjalan lancar. Pemungutan suara di TPS tersebut juga berjalan aman.
Advertisement