Liputan6.com, Jakarta - Harga logam mulia yang dijual PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau biasa disebut emas Antam pada perdagangan Jumat (16/2/2024) kembali lanjutkan kenaikan. Harga emas Antam naik Rp 3.000 menjadi Rp 1.118.000.
Demikian juga harga untuk pembelian kembali atau harga emas Antam buyback yang lebih tinggi Rp 3.000 menjadi Rp 1.010.000. Harga buyback ini merupakan patokan bila Anda menjual emas, harga emas Antam akan dihargai Rp 1.010.000 per gram.
Advertisement
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Harga emas Antam hari ini belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Hingga pukul 08:38 WIB, Jumat, 16 Februari 2024, harga emas Antam sebagian besar masih ada.
Rincian Harga Emas Antam Hari Ini:
Berikut rincian harga emas Antam hari ini, melansir laman logammulia.com:
- Harga emas Antam 0,5 gram = Rp 609.000
- Harga emas Antam 1 gram = Rp 1.118.000
- Harga emas Antam 2 gram = Rp 2.176.000
- Harga emas Antam 3 gram = Rp 3.239.000
- Harga emas Antam 5 gram = Rp 5.365.000
- Harga emas Antam 10 gram = Rp 10.675.000
- Harga emas Antam 25 gram = Rp 26.562.000
- Harga emas Antam 50 gram = Rp 53.045.000
- Harga emas Antam 100 gram = Rp 106.012.000
- Harga emas Antam 250 gram = Rp 264.765.000
- Harga emas Antam 500 gram = Rp 529.320.000
- Harga emas Antam 1.000 gram = Rp 1.058.600.000.
Harga Emas Menguat Imbas Dolar AS Lesu
Sebelumnya diberitakan, harga emas bertahan pada level penting USD 2.000 per ounce setelah penjualan ritel Amerika Serikat (AS) jauh di bawah harapan pasar pada Januari, sementara angka Desember juga alami revisi ke bawah.
Dikutip dari Kitco.com, Jumat (16/2/2024), harga emas untuk April ditransaksikan naik USD 9,6 menjadi USD 2.013,90. Sementara itu, harga emas spot melemah beberapa menit setelah rilis pukul 08.30 pagi EST, tetapi kembali diperdagangkan di posisi USD 2.000 per ounce. Harga emas naik 0,39 persen ke posisi USD 2.000,21.
Adapun penjualan ritel AS turun 0,8 persen bulan lalu menyusul revisi kenaikan 0,4 persen dari 0,6 persen pada Desember, menurut data terbaru dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS). Konsensus ekonom memprediksi penurunan sebesar 0,1 persen pada Januari.
Penjualan inti, tidak termasuk penjualan kendaraan melemah 0,6 persen bulan lalu, jauh di bawah harapan pasar yang prediksi kenaikan 0,2 persen dibandingkan revisi Desember -0,4 persen.
Deputy Chief US Economist Capital Economics, Andrew Hunter menuturkan, laporan itu menunjukkan pertumbuhan konsumsi akhirnya melemah.
“Penurunan penjualan ritel sebesar 0,8 persen pada Januari mungkin sebagian mencerminkan hilangnya distorsi terkait cuaca sebelumnya, tetapi akan meredam dugaan kebangkitan ekonomi baru-baru ini,” ujar dia.
Hunter menuturkan, pihaknya tetap prediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan melambat pada kuartal pertama.
Advertisement
Konsumsi Rill Merosot
Hunter menuturkan, angka utama tersebut tidak seburuk yang terlihat karena mencakup penurunan 1,7 persen bulan/bulan dalam penjualan bensin yang setidaknya sebagian didorong oleh harga lebih rendah. Namun, dia mencatat penurunan yang sama besarnya dalam belanja kendaraan bermotor berdasarkan data penjualan unit pabrikan akan menyebabkan penurunan konsumsi riil yang lebih tajam.
“Kejutan utama terjadi pada penjualan kelompok terkontrol tidak termasuk mobil, bensin, bahan bangunan dan jasa makanan yang turun 0,4 persen bulan/bulan,” ujar dia.
Ia mengatakan, hal ini sebagian mencerminkan pembalikan peningkatan belanja sebelumnya dari rekor pada Desember, dan awal Januari alami badai salju di sebagian besar negara. Namun, hal ini tampaknya terutama berdampak pada penjualan bahan bangunan yang anjlok 4,1 persen bulan/bulan dan tidak termasuk dalam total kelompok kontrol.
Hunter menuturkan, laporan itu menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih lambat pada kuartal pertama 2024.
“Secara keseluruhan, konsumsi riil tampaknya telah menurun pada Januari dan meskipun terjadi pemulihan pada Februari dan Maret, pertumbuhan akan melambat tajam pada kuartal pertama,” tulisnya.
Ia menambahkan, hasilnya adalah pejabat the Fed mungkin tidak perlu khawatir lebih lama lagi mengenai kemungkinan ketahanan ekonomi yang memicu kembali inflasi.
Prediksi Harga Emas Pekan Ini
Sebelumnya diberitakan, harga emas mengalami pergerakan yang sangat dramatis pada awal pekan lalu. Harga emas di pasar spot pada Minggu malam pekan lalu di sempat menyentuh level USD 2.041 per ounce sebelum akhirnya jatuh ke level terendah dihitung secara mingguan di level USD 2.016 per ounce pada Senin pagi.
Sedangkan untuk gerak harga emas dunia pada pekan ini, para analis di Wall Street dan pelaku pasar atau pedagang berada dalam lingkungan yang sama. Keduanya melihat sangat kecil peluang aksi jual yang signifikan dalam beberapa hari mendatang karena pasar mencapai perkiraan konsensus stabil dengan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
Presiden Adrian Day Asset Managemen Adrian Day mengatakan, pergerakan harga emas dunia akan terus berlanjut ke sudut pandang positif. “Emas telah mundur setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menghancurkan ekspektasi penurunan suku bunga jangka pendek,” katanya.
“Sekarang emas dapat menemukan basisnya lagi dan mulai bergerak naik kembali. Awal dari pasar bullish telah ditunda tetapi tidak dibatalkan.” jelas dia dikutip dari Kitco, Senin (12/2/2024).
Bergerak PositifSedangkan James Stanley, analis senior di Forex.com, kembali berada pada posisi bullish setelah meragukan potensi emas dalam jangka pendek pada minggu lalu.
Advertisement
Harga Emas Bergerak Positif
“Sejauh ini harga emas terus bergerak positif dan bertahan di atas USD 2.000 dan bahkan ketika Dolar AS mengalami reli dua hari terbesarnya harga emas tetap mampu bertahan,” katanya.
“Jadi struktur bullish tetap ada dan sejauh ini ada pertahanan terhadap struktur tersebut.” tutur dia.
Meski begitu, Stanley yakin tren harga selanjutnya akan didorong oleh laporan CPI. “Jika kita melihat CPI Inti lebih dari 4% secara tahunan, hal ini dapat menyebabkan kekacauan pada tren risiko, dan menurut saya hal tersebut dapat berdampak negatif pada emas,” katanya.
“Tetapi saya memperkirakan IHK akan lemah dan saya pikir hal itu dapat memberi peluang bagi pembeli.”