Badai PHK di Sektor Teknologi AS Berlanjut, Landa 550 Karyawan Platform Antar Makanan

PHK tersebut terjadi beberapa minggu setelah Aman Narang, salah satu pendiri dan COO Toast, menggantikan Chris Comparato sebagai CEO.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Feb 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi PHK (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Toast, pembuat perangkat lunak manajemen restoran asal Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 550 karyawan, atau sekitar 10 persen dari tenaga kerjanya.

Melansir CNBC International, Jumat (16/2/2024) PHK di Toast merupakansalah satu upaya penghematan biaya USD 45 juta hingga USD 55 juta sebagian besar untuk kuartal pertama, dan penghematan tahunan sebesar USD 100 juta.

PHK tersebut terjadi beberapa minggu setelah Aman Narang, salah satu pendiri dan COO Toast, menggantikan Chris Comparato sebagai CEO.

Di bawah kepemimpinan Comparato musim panas lalu, Toast mulai mengenakan biaya sebesar 99 sen untuk setiap pesanan online yang berjumlah lebih dari USD 10.

Namun konsumen dan pemilik restoran mengungkap keberatan, sehingga mendorong perusahaan memutuskan untuk memangkas biaya.

Selain itu, PHK terjadi ketika Toast melaporkan pendapatan kuartal keempat 2023 yang melampaui ekspektasi Wall Street.

Pendapatan Toast meningkat hampir 35 persen dari secara tahunan pada kuartal keempat 2023, menurut sebuah pernyataan.

Kerugian bersihnya juga menurun menjadi USD 36 juta dari USD 99 juta.

Toast menghadapi persaingan yang semakin ketat dari perusahaan-perusahaan teknologi serupa di AS seperti Block, Fiserv dan Shift4, menurut analis Bank of America dalam catatan bulan Desember 2023 ketika mereka menurunkan peringkat saham dari beli menjadi netral.

Meski bersaing, transaksi menggunakan produk Toast terus tumbuh. Volume pembayaran kotor, sebesar USD 33,70 miliar, naik 32 persen lebih tinggi dari konsensus USD 33,53 miliar di antara para analis yang disurvei oleh StreetAccount.


Raksasa Teknologi AS, Cisco PHK Massal 4.250 Karyawan

Cisco System. (Istimewa)

Perusahaan teknologi ternama asal Amerika Serikat, Cisco mengumumkan rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 4.250 karyawan atau 5 persen tenaga kerjanya.

Selain mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja, Cisco juga melaporkan hasil fiskal kuartal kedua yang kuat namun memberikan perkiraan yang tipis.

Melansir CNBC International, Kamis (15/2/2024) pendapatan Cisco turun 6 persen secara tahunan selama kuartal kedua, yang berakhir pada 27 Januari, menurut pernyataan resmi perusahaan.

Laba bersih Cisco turun menjadi USD 2,63 miliar, atau 65 sen per saham, dari USD 2,77 miliar, atau 67 sen per saham, pada kuartal tahun lalu.

Sementara itu, perusahaan belum menyelesaikan akuisisi senilai USD 28 miliar atas pembuat perangkat lunak pemantauan dan keamanan Splunk.

Cisco kini memperkirakan akan menyelesaikan kesepakatan tersebut pada akhir kuartal kalender pertama atau awal kuartal kedua, 2024, ungkap CEO Cisco Chuck Robbins dalam panggilan konferensi dengan para analis.

Sehubungan dengan panduan untuk kuartal ketiga fiskal, Cisco memperkirakan akan mencatat laba per saham yang disesuaikan sebesar 84 hingga 86 sen atau USD 12,1 miliar hingga USD 12,3 miliar.

Cisco kini menjadi perusahaan teknologi terbaru yang melakukan PHK di AS pada tahun 2024, karena industri terus menekan biaya menyusul penurunan pasar.

Januari adalah bulan tersibuk untuk PHK di industri ini sejak Maret 2023, ketika Alphabet, Amazon, Microsoft dan SAP semuanya mengatakan mereka melakukan PHK terhadap sejumlah posisi, begitu pula eBay, Unity, dan Discord.

Sepanjang tahun ini, 144 perusahaan teknologi di Amerika Serikat telah melakukan PHK terhadap hampir 35.000 pekerjanya, menurut situs Layoffs.fyi.


Amazon PHK Ratusan Karyawan di Unit Farmasi

Seorang pekerja mencari barang pesanan milik pelanggan di pusat gudang toko online Amazon usai resmi dibuka di Singapura, Kamis (27/7). Perusahaan yang berdiri sejak 1995 itu kini telah hadir di kawasan Asia Tenggara. (AP Photo/Joseph Nair)

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berlanjut di raksasa teknologi Amazon, yang didirikan Jeff Bezos. Amazon mengkonfirmasi melakukan PHK terhadap ratusan karyawan di divisi Farmasi dan One Medical.

"Seiring dengan kami yang terus mempermudah masyarakat untuk mendapatkan dan tetap sehat, kami telah mengidentifikasi area di mana kami dapat mengatur ulang sumber daya sehingga kami dapat berinvestasi dalam penemuan dan pengalaman yang berdampak langsung pada pelanggan dan anggota kami dari segala usia," kata pimpinan Amazon Health Service Neil Lindsay, dikutip dari CNBC International, Rabu (7/2/2024).

Sayangnya, perubahan ini akan mengakibatkan hilangnya beberapa ratus posisi di One Medical dan Amazon Pharmacy,” ungkapnya, dalam memo kepada karyawan.

Dalam pernyataan terpisah, Lindsay mengatakan Amazon telah melihat momentum yang sangat kuat dan masukan positif dari pelanggan dalam penawaran layanan kesehatannya, dan mereka akan terus berinvestasi pada hal tersebut.

Business Insider melaporkan sebelumnya tentang PHK tersebut, yang menurut Lindsay mendahului pengumuman yang direncanakan perusahaan.

Seperti diketahui, Amazon terus memangkas jumlah karyawannya setelah lebih dari setahun melakukan PHK. Perusahaan teknologi ini telah memangkas lebih dari 27.000 karyawan antara sejak akhir tahun 2022 dan pertengahan tahun 2023, seiring dengan perampingan industri teknologi, serta inflasi dan kenaikan suku bunga.

Pada awal tahun ini, Amazon mengumumkan PHK di unit Prime Video, MGM Studios, Buy with Prime, Twitch, dan Audible.

CEO Amazon Andy Jassy telah secara agresif memangkas biaya, menargetkan beberapa perusahaan yang lebih baru dan belum terbukti. Sejumlah kecil karyawan diberhentikan di unit Farmasi Amazon pada Juli 2023 lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya