Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) padaSenin 12 Februari 2024.
Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui penunjukkan Yurizki Rio sebagai Direktur Keuangan, menggantikan Nelwin Aldriansyah yang sudah menjabat selama tiga tahun.
Advertisement
Langkah pergantian Board of Director (BoD) anak usaha PT Pertamina (Persero) dinilai bisa mendorong perkembangan bisnis perusahaan ke depan.
"Dengan adanya figur Direktur Keuangan baru tentu kita bisa berharap ada pendekatan-pendekatan baru, terobosan-terobosan baru di bidang keuangan. Bukan berarti Direktur Keuangan sebelumnya kurang atau tidak perform, tapi dengan sosok Direktur Keuangan baru harapannya semakin melengkapi dan bahkan menyempurnakan landasan finansial yang sudah ada di perusahaan," ujar Analis Senior dari CSA Research Institute, Reza Priyambada.
Selama ini rekam jejak Yurizki sudah malang melintang dalam industri keuangan dan pasar modal nasional. Sebelum ditunjuk sebagai Direktur Keuangan PGEO, Yurizki tercatat menjabat sebagai Director - Head of Investment Banking Advisory/M&A PT BNI Sekuritas (BNIS).
Tak hanya itu, Yurizki juga pernah memegang jabatan sebagai Investment Banking Associate Advisory & Capital Market PT Mandiri Sekuritas pada 2014 hingga 2017 lalu.
Tak hanya di dalam negeri, Yurizki juga pernah bergabung dengan Onstar Express Pte Ltd (Group Hold Co) dengan jabatan Vice President - Head of Corporate Finance and Investments.
"Artinya, Pak (Yurizki) Rio ini kita bisa lihat juga punya pengalaman panjang di bidang investasi dan pembiayaan, yang itu tentu sangat berguna bagi PGEO yang membutuhkan dukungan pembiayaan kuat dalam pengembangan bisnis ke depan," tutur Reza.
Pasalnya, dikatakan Reza, bisnis yang digeluti PGEO sebagaimana diketahui adalah pemanfaatan energi panas bumi, yang notabene termasuk dalam ekosistem energi baru terbarukan (EBT).
Pengembangan Energi Terbarukan
Sedangkan sudah menjadi rahasia umum, pengembangan EBT di Indonesia saat ini demikian menjanjikan, namun sekaligus juga cukup menantang (challenging) lantaran karakteristiknya yang membutuhkan investasi yang relatif tinggi (high cost investment).
"Jadi memang tugas Direktur Keuangan itu bukan sekadar mengatur keuangan saja, bukan hanya soal menjaga arus debit dan kredit saja, tapi lebih dari itu adalah bagaimana menciptakan terobosan-terobosan baru di bidang keuangan, agar bisa menopang sisi finansial perusahaan, ketika ekspansi digenjot sedemikian rupa," ungkap Reza.
Dengan melihat kebutuhan tersebut, Reza mengaku cukup percaya bahwa penunjukan sosok Yurizki merupakan langkah yang tepat.
Terlebih, bagi kelompok bisnis sebesar Pertamina Group, Reza yakin tidak akan gegabah dalam menentukan sosok baru untuk menduduki jabatan strategis, seperti halnya Direktur Keuangan di PGEO.
"Pasti semuanya sudah dipertimbangkan dengan matang. Saya yakin nama Pak (Yurizki) Rio mulai masuk dalam kandidat hingga akhirnya terpilih, juga pasti didasarkan pada penilaian yang obyektif dan berkualitas. Kita sebagai pelaku pasar tinggal menunggu saja seberapa jauh sepak terjang Direktur Keuangan baru ini bisa memaksimalkan kinerja bisnis PGEO ke depan," tegas Reza.
Advertisement
Kinerja PGE
Dalam RUPSLB, PGE menyampaikan laporan kinerja produksi yang positif untuk tahun 2023. Realisasi produksi hingga September 2023 mencapai 3.586 Gigawatt jam (GWh). Angka itu menunjukkan peningkatan sebesar 4,3 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Peningkatan produksi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah dengan selesainya proyek pemipaan debottlenecking di area Ulubelu dan adanya percepatan penyelesaian aktivitas pemeliharaan terencana di sejumlah pembangkit listrik di wilayah kerja Perseroan," jelas Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi.
PGE juga mengumumkan pencapaian lain yang diraih pada 2023. Salah satunya adalah pembentukan Joint Venture Company (JVC), yaitu PT Cahaya Anagata Energy bersama Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) Way Ratai, Lampung.
“Pencapaian ini adalah dorongan bagi kami untuk terus mengoptimalkan operasional dalam menyediakan energi bersih kepada masyarakat. Ke depannya, kami akan terus berkomitmen untuk memperkuat peran energi terbarukan dalam bauran energi nasional, sekaligus langkah konkret menuju Net Zero Emission 2060,” kata dia.
PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Dalam menjalankan operasional bisnis, PGE memiliki kredensial ESG yang sangat baik dengan 16 penghargaan PROPER Emas sejak 2011 dalam penghargaan kepatuhan lingkungan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Peringkat & Keterlibatan ESG.