Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Madura dibacok karena warga satu desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024 beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada Rabu 14 Februari 2024.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pria tergeletak dengan luka menganga di bagian punggungnya. Pria dalam video itu kemudian diklaim sebagai ketua KPSS di Madura.
Baca Juga
Advertisement
Akun Facebook tersebut mengklaim bahwa pria yang disebut ketua KPPS di Madura tersebut dibacok lantaran satu warga desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024.
"Di Madura 1 desa nggak bisa nyoblos nggak dapat kartu,... Ketua KPPS nya dibacok didatengin rumahnya oleh warga ,....
Astagfirullah 🥺," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 209 kali dilihat dan mendapat 7 komentar dari warganet.
Benarkah dalam video tersebut ketua KPPS di Madura dibacok karena warga satu desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024? Berikut penelusurannya.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim ketua KPPS di Madura dibacok karena warga satu desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024.
Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke Google Images. Hasilnya terdapat gambar identik, salah satunya pada artikel berjudul "Seorang Pemuda di Nagan Raya di Amankan Terkait Penyebar Berita Hoax" yang dimuat situs mjdnewsmedia.com pada 2 Mei 2023 lalu.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa beredar video soal adanya pembacokan terhadap seorang pria di Gunung Trans Gagak Lamie Kecamatan Darul Makmur. Namun, video tersebut ternyata tidak benar dan tidak ada kasus pembacokan di wilayah tersebut. Pelaku yang diduga menyebarkan video hoaks itu telah diamankan penyidik Polres Nagan Raya, Aceh.
Penelusuran juga dilakukan dengan memasukkan kata kunci "ketua kpps di madura dibacok" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya terdapat bantahan dari pihak Polda Jawa Timur terkait video yang diklaim ketua KPPS di Madura dibacok.
Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Polda Jatim: Viral Video KPPS Dibacok di Madura Hoaks, Jangan Disebarkan" yang dimuat situs Liputan6.com pada 15 Februari 2024.
Liputan6.com, Surabaya - Polda Jatim memastikan video viral berisi penganiayaan oleh sekelompok warga terhadap petugas pemilu yakni Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sehingga di salah satu TPS tidak bisa melaksanakan pemungutan suara, adalah tidak benar alias hoaks.
Disebutkan, di Madura satu desa tidak bisa milih karena tidak mendapat kartu dan Ketua KPPS-nya didatangi ke rumahnya lalu dibacok.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto menegaskan bahwa informasi terkait KPPS dibacok itu adalah hoaks.
Kombes Pol Dimanto meminta agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan memprovokasi isu yang belum jelas kebenarannya.
Kalaupun menerima informasi baik itu melalui group -group WA ataupun medsos lainya, agar tidak disebarkan sebelum kebenarannya informasi itu diketahui.
"Video terkait kasus KPPS yang dibacok itu adalah informasi hoaks, tolong jangan disebarkan," tegas Kombes Dirmanto, Kamis (15/2/2024).
Ia menegaskan, hingga saat berita ini ditulis, suasana di desa tersebut sudah kondusif setelah mediasi berjalan lancar. Pemungutan suara di TPS tersebut juga berjalan aman.
Kabidhumas Polda Jatim kembali mengimbau kepada seluruh Masyarakat, agar tidak menyebarkan informasi-informasi hoaks.
“Saring dulu sebelum sharing, pastikan kebenarannya," tutup Kombes Dirmanto.
Referensi:
https://mjdnewsmedia.com/seorang-pemuda-di-nagan-raya-di-amankan-terkait-penyebar-berita-hoax/
https://www.liputan6.com/surabaya/read/5528562/polda-jatim-viral-video-kpps-dibacok-di-madura-hoaks-jangan-disebarkan?page=2
Advertisement
Kesimpulan
Video yang diklaim ketua KPPS di Madura dibacok karena warga satu desa tidak bisa mencoblos saat Pemilu 2024 ternyata tidak benar. Pihak Polda Jawa Timur telah memberikan klarifikasi dan menyebut bahwa informasi tersebut tidak benar.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement