Liputan6.com, Jakarta Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan bahwa ada indikasi monopoli beras kalau ada kelangkaan beras di Provinsi Lampung.
"Provinsi Lampung ini merupakan lumbung pangan karena penghasil beras secara nasional, jadi tidak hanya kebutuhan Lampung bahkan kebutuhan DKI Jakarta kita penuhi 40 persen. Kalau di lumbung pangan ini berasnya langka ini yang harus dipertanyakan kenapa," ujar Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Bandarlampung, dikutip dari Antara, Jumat (16/2/2024).
Advertisement
Ia mengatakan bila ada kelangkaan di pasaran dimungkinkan ada indikasi monopoli beras yang terjadi.
"Kalau ada kelangkaan pasti ada yang tidak baik dalam proses ketersediaan, dan kemungkinan ada monopoli yang tidak menguntungkan. Saat ini kami pelajari terlebih dahulu mengenai ini, sebab kita punya aturan bahwa beras ini masuk dalam kedaulatan pangan jadi harus tersedia," katanya.
Dia menjelaskan untuk menyikapi adanya isu kelangkaan beras di tengah masyarakat, maka pemerintah daerah bersama Bank Indonesia melakukan pemantauan ke pasar-pasar tradisional di Kota Bandarlampung.
"Hari ini kami memantau ke pasar-pasar tradisional dalam rangka menyikapi ketersediaan beras yang di sinyalir ada kelangkaan, ternyata beras masih tersedia di pasar," ucapnya.
Pantau Pasar
Menurut dia, dengan adanya pemantauan langsung ke pasar tradisional diharapkan dapat menjadi salah satu langkah menjaga ketersediaan pangan terutama menjelang Ramadhan.
"Wajib hukumnya beras sebagai pangan utama tersedia untuk konsumsi masyarakat, kalau gabah memang aturannya tidak boleh keluar. Yang pasti untuk indikasi monopoli akan kami pelajari untuk mengambil langkah selanjutnya," tambahnya.
Panen
Diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung pada 2023 luas panen padi diperkirakan sebesar 532,77 ribu hektare mengalami kenaikan sebanyak 14,52 ribu hektare atau 2,80 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 518,26 ribu hektare.
Dan dengan produksi padi sekitar 2,73 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 40,62 ribu ton GKG atau 1,51 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 2,69 juta ton GKG.
Sedangkan bila di konversikan menjadi beras untuk dikonsumsi maka produksi beras pada 2023 diperkirakan sebesar 1,57 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 23,35 ribu ton atau 1,51 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 1,55 juta ton.
Advertisement
Beras Langka, Mendag: Stok di Pasar Induk Cipinang di Atas 30 Ribu Ton
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, mencatat dalam seminggu terakhir rata-rata pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) tercatat sebesar 2.978 ton.
"Jumlah ini masih dalam kondisi normal dengan jumlah 2.500–3.000 ton per hari," kata Mendag Zulkifli Hasan saat mengunjungi PIBC, di Jakarta, Jumat (16/2/2024).
Sedangkan stok beras di PIBC, tercatat sebesar 33.376 ton. Artinya, jumlah tersebut melebihi stok saat kondisi normal, yakni sebanyak 30.000 ton. Mendag menyampaikan, Kementerian Perdagangan akan terus berkoordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait agar harga beras tetap terkendali.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengecek stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pada Kamis, 15 Februari 2024. Jokowi pun memastikan pasokan beras melimpah dan siap didistribusikan ke pasar.
Presiden menilai, kelangkaan beras yang terjadi saat ini dikarenakan hasil panen yang belum masuk ke pasaran. Selain itu, Jokowi menyebut ada masalah distribusi karena banjir di beberapa daerah.
Kendati begitu, masalah-masalah tersebut telah diselesaikan melalui pengiriman dari Bulog ke daerah mapun ke Pasar Induk Cipinang. Dia meyakini masalah kelangkaan beras akan selesai dalam satu hingga dua minggu ke depan.
Stok di Cipinang Melimpah, Jokowi Janji Harga Beras Turun Maksimal 2 Pekan
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pengecekan ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disalurkan dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
RI 1 juga melihat langsung kondisi beras di sana dalam jumlah berlimpah. Sehingga ia meminta masyarakat tidak khawatir karena kesulitan mencari beras dengan kualitas baik dan harga yang terjangkau.
"Saya datang di Pasar Induk Cipinang ini untuk memastikan bahwa stok beras di sini ada karena dari sinilah didistribusikan ke ritel, ke super market, ke daerah, dari Pasar Induk Cipinang ini. Sehingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada, tersedia, jumlahnya cukup, dan saya melihat melimpah," ujar Jokowi, Kamis (15/2/2024).
Jokowi juga menyoroti harga beras saat ini yang berada di atas harga normal. Penyebabnya, selain karena belum masuknya hasil panen, jalur distribusinya juga terganggu oleh banjir di sejumlah daerah seperti di Demak dan Grobogan.
"Tapi saya kira sudah diselesaikan lewat pengiriman dari Bulog juga ke daerah, Bulog ke Pasar Induk Cipinang. Saya kira dalam seminggu-dua minggu ini harga beras akan sedikit turun, sambil menunggu panen," ungkapnya.
"Sudah, pokoknya pasar minta berapa pun, beri. Daerah minta berapa pun, beri, baik yang SPHP maupun yang komersial," pinta Jokowi.
Advertisement