Liputan6.com, Jombang Di bawah pengelolaan Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (Indonesian Heritage Agency/IHA), Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari (MINHA) bersama beberapa museum lainnya saat ini menjalani proses transformasi yang signifikan.
Terletak di lingkup pondok pesantren dan kawasan wisata ziarah Makam Gus Dur di Jombang Jawa Timur, MINHA kini tidak hanya berfungsi sebagai museum yang menyajikan perjalanan sejarah Islam di Indonesia, akan tetapi MINHA juga terus berupaya menjadi sebuah pusat pembelajaran yang mengangkat nilai-nilai toleransi keberagaman budaya Nusantara.
Advertisement
Wicaksono Dwi Nugroho, Penanggung Jawab MINHA mengatakan bahwa, "MINHA memegang peran penting dalam pelestarian tiga era signifikan dalam sejarah Islam di Indonesia, yaitu era masuknya Islam ke Nusantara, era perjuangan kemerdekaan, serta era pemikiran kebangsaan dari tokoh-tokoh Islam di Indonesia. Melalui program publik “Resolusi Jihad” Dan “Bulan Gus Dur”, MINHA berupaya untuk terus mengangkat nilai-nilai semangat kebangsaan dalam perspektif toleransi terhadap keberagaman Nusantara. Pada akhirnya, MINHA diharapkan dapat terus menggali dan mengangkat nilai-nilai tersebut dalam kontribusinya dalam memperkaya khasanah perjalanan dan perkembangan sejarah dan budaya Indonesia”.
Penyempurnaan ruang pamer
Sebagai bagian dari upaya transformasi, MINHA telah melakukan penyempurnaan pada ruang pamer dua tokoh besar Islam di Indonesia, yaitu KH. Hasyim Asy'ari dan Gus Dur.
"Ruang pamer KH. Hasyim Asy'ari kini menampilkan informasi tentang kiprahnya beserta koleksi asli dan informasi tentang Fatwa Jihad yang relevan dengan sejarah pertempuran 10 November di Surabaya. Sementara ruang pamer Presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dibuat sebagai fasilitas informasi bagi para peziarah untuk mengetahui lebih lanjut sisi humanis dari figur Gus Dur”, jelas Wicaksono.
Advertisement
Komitmen dalam kegiatan pelestarian
Pengelolaan Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asyari kini di bawah Museum dan Cagar Budaya (MCB) (Indonesian Heritage Agency/IHA) yang merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 36 situs cagar budaya nasional di Indonesia.
Dengan tekad yang kuat dan dukungan yang berkelanjutan, MINHA terus berkomitmen dalam kegiatan pelestarian dan penyebaran nilai-nilai Islam yang toleran dan inklusif di Indonesia. Kami berharap MINHA akan terus menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi masyarakat Indonesia dan dunia," tutup Wicaksono.