Israel Keluhkan Pernyataan Vatikan soal Perang di Jalur Gaza

Kedutaan Besar Israel untuk Takhta Suci Vatikan menyebut komentar Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin sangat disesalkan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Feb 2024, 07:08 WIB
Asap mengepul selama pemboman Israel di atas Rafah di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024. (SAID KHATIB/AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel secara resmi menyampaikan keluhannya setelah seorang pejabat senior Vatikan berbicara tentang pembantaian di Jalur Gaza dan apa yang dia sebut sebagai operasi militer Israel yang tidak proporsional pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Kedutaan Besar (Kedubes) Israel untuk Takhta Suci Vatikan menyebut komentar Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin sangat disesalkan. Dalam pernyataan pada Rabu (14/2/2023), Kedubes Israel mengatakan Parolin tidak mempertimbangkan apa yang mereka sebut sebagai fakta relevan dalam menilai legitimasi tindakan Israel di Jalur Gaza.

Berbicara pada Selasa (13/2) di sebuah resepsi, Parolin mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan segala bentuk antisemitisme. Namun, dia mempertanyakan klaim Israel yang membela diri dengan melakukan pembantaian di Jalur Gaza.

"Hak Israel untuk membela diri telah digunakan untuk membenarkan bahwa operasi ini proporsional, namun dengan 30.000 orang tewas, tidak demikian," kata Parolin, seperti dilansir AP, Sabtu (17/2).

Israel sebelumnya keberatan dengan posisi Vatikan mengenai perang di Jalur Gaza, termasuk ketika Paus Fransiskus berbicara tentang terorisme tanpa merujuk langsung pada Hamas.

Paus Fransiskus sendiri dinilai mencoba bersikap lebih seimbang dalam pernyataannya. Baru-baru ini, dia menulis surat kepada orang-orang Yahudi di mana dia menegaskan kembali hubungan khusus antara umat Kristen dan Yahudi.


Klaim Israel

Perang antara Israel dan Hamas kali ini menjadi perseteruan paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel dan Palestina. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Dalam pernyataannya yang mengeluhkan Parolin, Kedubes Israel menuduh Hamas mengubah Jalur Gaza menjadi "pangkalan teroris terbesar yang pernah ada". Dikatakan pula bahwa angkatan bersenjata Israel bertindak sesuai dengan hukum internasional dan proporsi warga sipil Palestina dibandingkan "teroris" yang terbunuh di Jalur Gaza lebih sedikit dibandingkan konflik lain di Suriah, Irak, dan Afghanistan.

Sementara itu, melalui editorial surat kabar Vatikan, L’Osservatore Romano, pada Kamis yang berjudul "Stop the Carnage" atau "Hentikan Pembantaian", Direktur Dikasteri untuk Komunikasi Andrea Tornielli kembali menegaskan posisi Vatikan. Tornielli mengutip pernyataan seorang penyintas Holocaust yang tinggal di Roma, Edith Bruck, yang sangat kritis terhadap respons pemerintah Israel, yang dia salahkan atas meningkatnya tindakan antisemitisme di seluruh dunia.

"Hak untuk membela diri, hak Israel untuk menjamin keadilan bagi mereka yang bertanggung jawab atas pembantaian Oktober, tidak dapat membenarkan pembantaian ini," tulis Tornielli.


Para Rabi Berterima Kasih

Paus Fransiskus berdoa saat merayakan Misa Malam Natal, di Basilika Santo Petrus, di Vatikan, Jumat (24/12/2021). Paus Fransiskus merayakan Misa Malam Natal di hadapan sekitar 1.500 orang di Basilika Santo Petrus. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Surat kabar Vatikan edisi Jumat (18/2) memuat artikel halaman depan yang melaporkan bahwa sekelompok rabi menulis surat kepada Paus Fransiskus untuk mengucapkan terima kasih atas suratnya pada 2 Februari kepada orang-orang Yahudi Israel.

Berdasarkan kutipan surat tersebut, para rabi memuji komitmen Gereja Katolik untuk mengubah hubungannya dengan orang-orang Yahudi dari persaingan dan ketidakpahaman menjadi persahabatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya