Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada Jumat, 16 Februari 2024 tetapi tetap berada di jalur penurunan dalam dua minggu berturut-turut. Hal ini setelah data inflasi yang panas mendinginkan prospek penurunan suku bunga lebih awal oleh the Federal Reserve (the Fed).
Dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (17/2/2024), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 2.012,86 per ounce pada pukul 18.45 GMT, tetapi susut 0,6 persen dalam sepekan. Harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,5 persen menjadi USD 2.024,1. Sedangkan harga emas berjangka untuk April melemah 0,20 persen ke posisi USD 2.010,90 per ounce.
Advertisement
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun yang memperpanjang kenaikan, membuat emas menjadi kurang menarik.
Data menunjukkan harga produsen AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada Januari. Laporan lain pada Selasa menunjukkan harga konsumen AS naik lebih dari perkiraan pada bulan lalu.
Emas meski dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi meredupkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Analis Gainesville Coins, Everett Millman menuturkan, Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga pada Maret. Hal ini akan berdampak terhadap harga emas. "Emas mungkin akan kesulitan untuk naik jauh di atas level USD 2.000,” ujar dia.
Ia menuturkan, pertumbuhan ekonomi di AS cukup kuat, menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dan merupakan hambatan bagi emas. “Saya memperkirakan harga emas akan terus turun ke level USD 1.960,” ujar dia.
Sentimen Data Ekonomi AS
Pelaku pasar telah mengesampingkan harapan terhadap penurunan suku bunga AS dari Maret-Juni. Pasar saat ini prediksi peluang pemotongan suku bunga sebesar 73 persen pada Juni, menurut CME Fed Watch Tool.
Presiden the Fed Atlanta Raphael Bostic menuturkan, diperlukan lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan prospek penurunan suku bunga.
Dari segi fisik, emas di India naik ke level tertinggi dalam lebih dari empat bulan pada pekan ini seiring meningkatnya permintaan terutama persediaan perhiasan untuk pernikahan.
Di sisi lain, harga platinum spot naik 0,8 persen menjadi USD 904,68 per ounce. Harga palladium merosot 0,5 persen menjadi USD 948,11, tetapi naik 10,4 persen selama sepekan. Harga perak bertambah 2,4 persen ke posisi USD 23,46 per ounce.
Dikutip dari Kitco.com, pada Jumat pekan ini, sentimen konsumen AS relatif stabil mendekati level tertinggi dalam beberapa tahun. Dengan demikian emas masih berada di bawah tekanan tetapi tetap bertahan di atas USD 2.000 per ounce.
University of Michigan mengatakan, indeks sentimen konsumen awal naik menjadi 79,6, sedikit naik dari posisi Januari sebesar 79. Data tersebut sesuai harapan karena ekonom prediksinya angkanya 80.
Advertisement
Konsumen Yakin terhadap Ekonomi
"Fakta bahwa sentimen tidak melemah pada bulan ini menunjukkan bahwa konsumen terus merasa lebih yakin terhadap perekonomian, mengkonfirmasi perbaikan besar pada Desember dan Januari di berbagai aspek perekonomian,” ujar Direktur Survei Konsumen University Michigan, Joanne Hsu.
Ia menambahkan, konsumen terus menyatakan keyakinannya perlambatan inflasi dan penguatan pasar tenaga kerja akan terus berlanjut.
Pada saat yang sama, harapan inflasi tidak berubah dan berada dalam kisarannya. Laporan itu menyebutkan, konsumen melihat inflasi naik 3 persen pada tahun depan. Ekspektasi hanya sedikit lebih tinggi dari 2,9 persen yang dilaporkan pada Januari.
“Ekspektasi inflasi jangka panjang tetap di 2,9 persen untuk bulan ketiga berturut-turut, berada dalam kisaran sempit 2,9-3,1 persen selama 28 bulan dalam 31 bulan terakhir. Ekspektasi inflasi jangka panjang meningkat dibandingkan kisaran 2,2 persen-2,6 persen yang terlihat dalam dua tahun sebelum pandemi,” ujar Hsu.
Harga Emas Dunia Diramal Cerah Pekan Ini, Simak Kisaran Harganya
Sebelumnya diberitakan, harga emas mengalami pergerakan yang sangat dramatis pada awal pekan lalu. Harga emas di pasar spot pada Minggu malam pekan lalu di sempat menyentuh level USD 2.041 per ounce sebelum akhirnya jatuh ke level terendah dihitung secara mingguan di level USD 2.016 per ounce pada Senin pagi.
Sedangkan untuk gerak harga emas dunia pada pekan ini, para analis di Wall Street dan pelaku pasar atau pedagang berada dalam lingkungan yang sama. Keduanya melihat sangat kecil peluang aksi jual yang signifikan dalam beberapa hari mendatang karena pasar mencapai perkiraan konsensus stabil dengan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
Presiden Adrian Day Asset Managemen Adrian Day mengatakan, pergerakan harga emas dunia akan terus berlanjut ke sudut pandang positif. “Emas telah mundur setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menghancurkan ekspektasi penurunan suku bunga jangka pendek,” ujar dia.
“Sekarang emas dapat menemukan basisnya lagi dan mulai bergerak naik kembali. Awal dari pasar bullish telah ditunda tetapi tidak dibatalkan.” jelas dia dikutip dari Kitco, Senin (12/2/2024).
Advertisement
Posisi Bullish
Sedangkan James Stanley, analis senior di Forex.com, kembali berada pada posisi bullish setelah meragukan potensi emas dalam jangka pendek pada minggu lalu.
“Sejauh ini harga emas terus bergerak positif dan bertahan di atas USD 2.000 dan bahkan ketika Dolar AS mengalami reli dua hari terbesarnya harga emas tetap mampu bertahan,” katanya.
“Jadi struktur bullish tetap ada dan sejauh ini ada pertahanan terhadap struktur tersebut.” tutur dia.
Meski begitu, Stanley yakin tren harga selanjutnya akan didorong oleh laporan CPI. “Jika kita melihat CPI Inti lebih dari 4% secara tahunan, hal ini dapat menyebabkan kekacauan pada tren risiko, dan menurut saya hal tersebut dapat berdampak negatif pada emas,” katanya.
“Tetapi saya memperkirakan IHK akan lemah dan saya pikir hal itu dapat memberi peluang bagi pembeli.”