Nike PHK Massal 1.500 Karyawan

Nike mengatakan PHK kali ini sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih luas.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Feb 2024, 20:27 WIB
Merek pakaian dan sepatu olah raga ternama asal Amerika Serikat (AS), Nike mengungkapkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 2 persen tenaga kerjanya saat in (dok. Thomas Serer/Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta - Merek pakaian dan sepatu olah raga ternama asal Amerika Serikat (AS), Nike mengungkapkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 2 persen tenaga kerjanya saat ini, atau lebih dari 1.500 karyawan.

Melansir CNBC International, Sabtu (17/2/2024) Nike mengatakan PHK kali ini sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih luas.

Raksasa sepatu olah raga yang berbasis di Beaverton, Oregon, itu juga mengungkapkan mereka berencana menggunakan modalnya untuk lebih berinvestasi di produk sepatu lari, pakaian wanita, dan seri sepatu Jordan.

"Inilah cara kami menghidupkan kembali pertumbuhan kami,” kata CEO Nike, John Donahoe dalam sebuah pesan memo.

"Ini adalah kenyataan yang menyakitkan dan saya tidak menganggap entengnya," lanjut dia.

"Saat ini kami tidak melakukan yang terbaik, dan pada akhirnya saya meminta pertanggungjawaban diri saya dan tim kepemimpinan saya," ungkapnya.

Nike mengatakan PHK akan dilakukan dalam dua tahap. Perusahaan akan memulai putaran pertama PHK pekan ini, dan menyelesaikan putaran kedua pada akhir kuartal fiskal keempat, yang biasanya berakhir pada akhir Mei.

PHK di wilayah EMEA Nike akan dilakukan dengan jangka waktu yang berbeda berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan setempat, menurut keterangan perusahaan itu.

Namun, tidak diketahui jelas departemen mana yang akan mengalami PHK, namun hal tersebut tidak akan berdampak pada karyawan ritel di toko atau pekerja gudang Nike.

PHK melanda Nike karena konsumen menjadi lebih berhati-hati dalam berbelanja, dan industri ritel bersiap menghadapi penurunan permintaan terhadap barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti pakaian dan sepatu, yang merupakan produk andalan Nike.

Pada Desember 2023, Nike meluncurkan rencana restrukturisasi besar-besaran untuk memangkas biaya sekitar USD 2 miliar selama tiga tahun ke depan.

Selain itu, Nike juga menurunkan prospek penjualannya karena bersiap menghadapi permintaan yang lebih rendah dan pesanan grosir, penjualan online yang lemah, dan pasar yang lebih mengandalkan promosi.

 


Menyederhanakan Pilihan Produk

(Atas Kiri-Kanan)  for her:  LAICA - Essential Sweatshirt Olahraga Wanita,  Nike Women's Air Max 90 Shoes/Lazada (Bawah Kiri-Kanan)  for him: Nike Kaos Lengan Pendek Lari Pria, Nike Sepatu Pria Air Max SC Leather/Lazada.

Sebagai bagian dari rencananya untuk memangkas biaya, Nike mengatakan pihaknya berupaya menyederhanakan pilihan produknya, meningkatkan otomatisasi dan penggunaan teknologi, menyederhanakan organisasi dengan mengurangi lapisan manajemen dan memanfaatkan skalanya "untuk mendorong efisiensi yang lebih besar."

Sesaat sebelum restrukturisasi diumumkan, The Oregonian melaporkan bahwa Nike diam-diam telah memberhentikan karyawannya selama beberapa pekan terakhir dan mengisyaratkan bahwa mereka berencana melakukan restrukturisasi yang lebih luas.

Serangkaian divisi mengalami pemotongan, termasuk perekrutan, pengadaan, merek, teknik, sumber daya manusia, dan inovasi, lapor outlet tersebut.

Tidak diketahui jelas berapa banyak lapangan pekerjaan yang telah diberhentikan oleh Nike sejak Desember 2023.


Peringkat Kinerja Nike Turun

Ilustrasi produk rilisan Nike. (dok. unsplash @mahanmehranii)

Pada Jumat pagi, Oppenheimer menurunkan peringkat kinerja Nike dan menurunkan target harga 12 hingga 18 bulan, dengan alasan permintaan konsumen yang lesu, jeda dalam inovasi produksi dan persaingan.

"Meskipun NKE sama sekali tidak rusak, kami yakin perusahaan dan mereknya sedang mengalami transisi dalam waktu dekat," kata perusahaan itu.

Donahoe mengatakan staf yang diberhentikan akan menerima paket komprehensif layanan keuangan, layanan kesehatan dan dukungan penempatan kerja.

"Kami akan tampil lebih kuat dan lebih siap untuk memenuhi tujuan kami dalam melayani semua atlet dan mengembangkan masa depan olahraga," kata Donahoe.

Pendatang baru miliarder dunia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya