Cara Jitu Agar Tak Terjebak Saham Gorengan

Saham gorengan merupakan saham dengan fundamental yang kurang baik, tetapi mengalami fluktuasi yang tidak rasional karena manipulasi pasar yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Feb 2024, 15:00 WIB
Investasi di pasar saham kerap dinilai menjanjikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lain(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investasi di pasar saham kerap dinilai menjanjikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lain. Namun, pada prinsipnya, imbal hasil berbanding lurus dengan risikonya. Instrumen investasi dengan imbal hasil tinggi, umumnya memiliki potensi risiko yang tinggi pula.

Sebaliknya, imbal balik investasi yang lebih rendah biasanya memiliki potensi risiko yang rendah juga. Meski prinsip itu rahasia umum, tak jarang orang tergiur imbal hasil saja tanpa menimbang risiko yang menyertai. Misalnya ketertarikan orang-orang pada saham gorengan.

Saham gorengan merupakan saham dengan fundamental yang kurang baik, tetapi mengalami fluktuasi yang tidak rasional karena manipulasi pasar yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

SEVP Retail Markets & IT BNI Sekuritas Teddy Wishadi mengungkapkan saham gorengan ini seringkali menjebak para investor pemula. Sehingga, penting bagi tiap investor untuk melakukan riset menyeluruh, memahami risiko, dan mempertimbangkan tujuan investasi secara keseluruhan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Manipulasi harga saham dapat dikategorikan sebagai salah satu kejahatan pasar modal dan bertentangan dengan Undang-Undang (UU) No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, khususnya pasal 91 dan 92. Untuk itu, investor dianjurkan untuk dapat meningkatkan kejelian mereka dalam mengenali saham gorengan dan mengelola risiko investasi dengan lebih efektif.

"Meskipun investasi saham dapat menghadirkan peluang keuntungan yang besar, kehati-hatian dan pertimbangan rasional tetap diperlukan dalam mengambil keputusan investasi,” kata Teddy dikutip Sabtu (17/2/2024).

Sehubungan dengan hal tersebut, Teddy memberikan beberapa tips untuk membantu investor dalam menghindari jebakan saham gorengan:


Tips Hindari Saham Gorengan

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

- Lakukan Riset Fundamental yang Mendalam

Sebelum berinvestasi dalam saham, investor perlu melakukan riset fundamental terhadap perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Tinjau kinerja keuangan, prospek bisnis, manajemen, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai saham. Informasi dapat diperoleh dari situs web perusahaan, liputan media, atau rekomendasi tim riset.

Misalnya, tim riset Ritel BNI Sekuritas yang memberikan pandangan bagi investor setiap harinya. “Dengan pemahaman yang baik terhadap fundamental perusahaan, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih berdasarkan analisis yang objektif,” jelas Teddy.

- Hindari Saham dengan Volatilitas yang Tidak Masuk Akal

Saham dengan volatilitas tidak wajar dapat dijadikan indikasi sebagai saham gorengan. Sebagai investor, jika menemukan saham-saham semacam itu, mereka harus lebih waspada dan melakukan analisa saham secara lengkap (fundamental dan teknikal) sebelum mengambil keputusan investasi.

 


Diversifikasi Portofolio

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

- Waspadai Informasi yang Tidak Valid

Jangan tergoda untuk mengikuti rekomendasi investasi yang didasarkan pada sumber informasi yang tidak jelas atau tidak terverifikasi keabsahannya. Hindari terpengaruh oleh rumor pasar atau tawaran investasi yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Selalu periksa kebenaran informasi yang diterima melalui sumber-sumber terpercaya dan terverifikasi.

- Diversifikasi Portofolio Investasi

Salah satu cara efektif untuk mengurangi risiko investasi saham adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio. Dengan memiliki sejumlah saham dari berbagai sektor industri dan berbagai tingkat risiko, investor dapat mengurangi paparan terhadap risiko spesifik yang terkait dengan satu saham atau satu sektor industri tertentu.

"Diversifikasi portofolio juga dapat membantu melindungi nilai investasi dari dampak negatif yang mungkin timbul akibat fluktuasi pasar,” tutur Teddy 

 


Patuhi Rencana Investasi

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

-Gunakan Aplikasi Investasi yang Terpercaya

Gunakan aplikasi investasi yang telah diawasi OJK dan terpercaya untuk melakukan transaksi saham. Dengan menggunakan aplikasi investasi yang terpercaya, investor dapat mengurangi risiko terjebak dalam transaksi saham yang tidak terkendali.

- Miliki dan Patuhi Rencana Investasi

Investor yang baik adalah investor yang telah memiliki rencana atau strategi dalam berinvestasi. Investor juga diharapkan dapat tetap patuh terhadap rencana investasi yang telah ditetapkan.

Hindari tergoda untuk melakukan transaksi berdasarkan emosi atau impulsif tanpa mempertimbangkan secara rasional. Dengan disiplin mengikuti strategi investasi, investor dapat mengurangi risiko terjebak dalam perangkap saham gorengan yang didorong oleh ketidakstabilan pasar.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya