Liputan6.com, Bandung - Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota yang menyimpan banyak wisata alam atau wisata bersejarah saja. Kota ini juga memiliki destinasi wisata kuliner yang harus dikunjungi dan dicicipi sekali dalam seumur hidup.
Salah satu kuliner populer di Yogyakarta adalah Sate Klathak atau yang paling legendaris adalah Sate Klathak Pak Pong. Sajian kuliner ini sudah sangat terkenal di antara para pecinta kuliner sate karena masuk dalam salah satu sate legendaris di Yogyakarta.
Advertisement
Melansir dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia Sate Klathak sendiri merupakan makanan khas yang berasal dari Kabupaten Bantul. Makanan ini mempunyai bahan dasar daging kambing dan tusukan satenya terbuat dari besi jeruji sepeda.
Cara memasak Sate Klathak sama seperti sate pada umumnya yaitu dibakar dan hanya diberi bumbu garam. Biasanya sate ini dihidangkan dalam satu porsi yang terdiri dari dua tusuk hingga empat tusuk sate.
Sate Klathak biasanya disajikan dengan penyerta kuah dan rasa yang dimilikinya lebih dominan gurih dengan aroma daging kambing yang khas. Sebagai informasi Sate Klathak Pak Pong sudah buka sejak tahun 1960an.
Tempat makan ini masih sangat lari sampai sekarang meskipun pengelola yang mengurusnya sudah turun temurun. Sate Klathak Pak Pong menjadi sangat spesial karena cita rasanya yang sama sekali tidak berubah.
Simak Video Pilihan Ini:
Lokasi Sate Klathak Pak Pong
Melansir dari Bakpia Tugu Jogja Sate Klathak Pak Pong berlokasi di Jl. Sultan Agung No. 18, Jejeran II, Wonokromo, Kec. Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat sate ini buka pada pukul 09.00 hingga 23.30 WIB.
Pengunjung yang ingin mencicipi Sate Klathak Pak Pong tidak akan kesulitan mencari lokasinya. Pasalnya jarak tempat ini tidak jauh dari pusat kota Jogja dan hanya memakan waktu sekitar 30 menit saja.
Sate Klathak Pak Pong juga buka mulai dari pagi hari hingga malam hari dan selalu dipenuhi oleh pengunjung. Tentunya pengunjung akan jauh lebih ramai dan penuh di akhir pekan atau pada musim liburan.
Advertisement
Sejarah Sate Klathak
Mengutip dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia pencetus atau perintis dari Sate Klathak adalah seseorang bernama Mbah Ambyah. Ia berasal dari Jejeran, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.
Kabarnya menu sate tersebut sudah ada sejak Mbah Ambyah memulai usahanya sekitar tahun 1940an. Mbah Ambyah membuka warung satenya di bawah Pohon Melinjo dan buahnya disebut dengan Klathak.
Sehingga Klathak tersebut yang sering jatuh dan bertebaran di sekitar warung sate milik Mbah Ambyah. Alhasil menu sate yang dijual oleh Mbah Ambyah mulai dikenal dengan nama Sate Klathak.
Selain itu istilah “Sate Klathak” kabarnya juga berasal dari bunyi yang dihasilkan ketika pemanggangan sate. Diketahui suara “tak..tak..tak..” yang dihasilkan menjadikan namanya dijuluki sebagai Sate Klathak.
Keberadaan Sate Klathak pun mampu menjadi ciri khas tersendiri untuk kuliner di Kabupaten Bantul dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Menu makanan ini masuk dalam daftar makanan khas Yogyakarta yang sebelumnya identik dengan makanan Gudeg dan Bakpia.