Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan (Dishub) Bali sedang mempersiapkan pembiayaan untuk proyek pengembangan transportasi kereta cepat Light Rail Transit (LRT). Selain itu, proses konstruksi proyek LRT Bali akan digarap pada September 2024.
Proyek LRT itu diharapkan sesuai waktu jika perkembangannya terus dikejar dan peletakan batu pertama berlangsung Maret 2024.
Advertisement
“Sebetulnya kita lagi hitung kalau misal secara keuangan bisa didukung benar semestinya begitu keuangan didukung sudah oke itu, langsung bisa ground breaking, perkiraan saya kira-kira September mulai konstruksi,” ujar Kepala Dishub Bali IGW Samsi Gunarta seperti dikutip dari Antara, Sabtu (17/2/2024).
Samsi menambahkan, ground breaking paling cepat jika murni dengan dilanjutkan pelaksanaan konstruksi kemungkinan Maret paling cepat untuk dikejar.
Selain pembiayaan, pemerintah masih melanjutkan studi kelayakan proyek LRT yang masih dilakukan konsorsium Korea Selatan, selebihnya beberapa komponen penting sudah ditetapkan.
"Sekarang sudah proses penetapan rute sudah, rencana stasiun sudah, ini sudah menuju penyiapan pembiayaan,” tutur dia.
Untuk rute tak ada perubahan dari rencana awal, Dishub Bali menyebut titik awal keberangkatan LRT adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai, kemudian menuju Central Parkir Kuta, selanjutnya Seminyak Canggu. Rute awal yang perkiraan jaraknya sekitar 5,3 km itu dibangun untuk memecah kepadatan akibat lonjakan kunjungan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai yang diprediksi puncaknya pada 2027.
Sepanjang tiga titik utama itu, Dishub Bali menghitung ada delapan stasiun yang akan dilintasi pengguna LRT, seluruhnya dibangun di sepanjang rute.
Transportasi kereta LRT ini belum dapat dipastikan ketersediaan kursinya, lantaran pemerintah harus menghitung lebih lanjut kebutuhan kursi dan kereta, tetapi yang terpenting target mereka waktu tunggu penumpang cukup 15 menit sekali.
Kereta ini dipastikan akan dibangun di bawah tanah, oleh sebab itu Samsi belum dapat memastikan tidak akan ada pembebasan lahan ke depan saat proses kontruksi, lantaran jalur darat tetap dibutuhkan sebagai akses keluar dan masuk penumpang LRT.
Menhub Rayu Pemerintah Korsel Danai Pembangunan LRT Bali
Sebelumnya diberitakan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menggelar pertemuan dengan Wakil Menteri Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan Sangwoo Park. Bahasan utamanya terkait dengan pembangunan LRT Bali.
Informasi, Korea Selatan menjadi mitra dalam melaksanakan studi kelayakan atau feasibility study LRT Bali. Disamping itu, Menhub Budi juga berharap adanya dukungan pendanaan dari Korsel.
Menhub Bilang, pemerintah masih terus membahas berbagai skema pendanaan. Mulai dari memanfaatkan Official Development Assistance (ODA) Loan maupun Public Private Partnership (PPP). Rencananya, pembiayaannya merupakan hibah dari Korea Exim Bank.
“Kami meminta dukungan penuh Pemerintah Korsel kepada pihak Eximbank, KNR, dan pihak terkait lainnya, sehingga Bali dapat menikmati transportasi massal yang lebih baik,” pinta Menhub Budi, mengutip keterangan resmi, Rabu (10/1/2024).
Terkait proyek LRT Bali, dia mengatakan tahap awal pembangunan LRT Bali melingkupi Bandara Ngurah Rai hingga Central Park. Saat ini proses studi kelayakan masih dijalankan oleh Korea National Railways.
“FSnya sudah dimulai pada Januari 2023 lalu, dan kami targetkan studinya sudah selesai pada April 2024,” kata Menhub.
Menhub berharap, KNR yang memiliki pengalaman dan reputasi yang baik sebagai perusahaan kereta api di Korsel, dapat mendukung upaya penyelesaian FS sesuai tenggat waktu.
“Pengerjaan FS ini bukanlah suatu yang mudah, karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan mulai dari teknis, finansial, dan institusional. Tapi kami yakin FS ini dapat kita selesaikan dengan baik,” ucap Menhub Budi Karya Sumadi.
Advertisement
Penerbangan Langsung ke Bali
Di sektor udara, Menhub juga mengundang Korea untuk meningkatkan frekuensi penerbangan langsung (direct flight) dari Korea ke Indonesia, khususnya ke Batam dan Bali. Selain itu Menhub juga mengharapkan kerjasama pengelolaan Bandara Batam dengan pihak Incheon dari Korea dapat ditingkatkan.
Dalam kunjungannya, Menhub juga bertemu dengan CEO Korea National Railway (KNR) Mr. Hanyoung Kim dan CEO Korea Exim Bank Mr. Hee-Seung Yoon. Selain itu, Menhub juga mengunjungi Depo Kereta Api bawah tanah (underground) di Seoul.
Turut hadir dalam pertemuan ini Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal, serta perwakilan dari Bappenas dan Pemerintah Provinsi Bali.
Atasi Kemacetan
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, transportasi massal menjadi solusi masalah kemacetan di Bali. Seperti diketahui, viral video sejumlah penumpang pesawat berjalan di pinggir jalan Tol Mandara menuju Bandara Ngurah Rai Bali akibat macet parah.
Selain itu, saat ini sejumlah daerah di Bali seperti Kuta, Legian, hingga Canggu terus-menerus mengalami kemacetan panjang terutama saat akhir pekan.
Menhub menjelaskan, harus ada solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan di Bali yang terus terjadi saat ini. Untuk jangka panjang, Budi Karya mengusulkan membangun moda transportasi massal yaitu LRT.
"Jangka panjangnya kita akan bangun kereta LRT di Bali dari bandara ke sejumlah titik yang selama ini lalu lintasnya padat, seperti di Sunset Road, Legian, dan Canggu," ujar Budi Karya dikutip Minggu (31/12/2023).
Untuk membangun LRT membutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 tahun. "Minggu lalu kami sudah bertemu pihak dari Korea Selatan yang memberikan grant untuk Feasibility Study (FS) dan akan memberikan Official Development Assistance (ODA) Loan, untuk pembangunan LRT Tahap 1 dari bandara sampai Sunset Road, " tutur Menhub.
Kehadiran LRT diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan di Bali yang seringkali terjadi, khususnya di hari libur nasional dan keagamaan.
Advertisement