Liputan6.com, Jakarta - Bintang pop Taylor Swift memulai tur konser internasionalnya di Australia pada 16 Februari 2024, perekonomian negara itu diprediksi mengambil keuntungan dari acara musik tersebut.
Seorang warga Australia bernama Genevieve Mylne, mengungkapkan ia akan berada di antara banyak penggemar yang memberikan apa yang mungkin hanya akan menjadi dorongan singkat bagi perekonomian negaranya.
Advertisement
Siswa berusia 19 tahun ini akan menghabiskan sekitar 2,000 dolar Australia untuk tiket, penerbangan, dan akomodasi untuk menonton pertunjukan tersebut dua kali di Melbourne dan setidaknya sekali di Sydney.
"Saya pastinya tidak akan menghabiskan uang sebanyak ini untuk konser lainnya,” ungkap Mylne, dikutip dari The Straits Times, Minggu (18/2/2024).
Dengan tujuh pertunjukan di dua kota terbesar Australia dari tanggal 16 hingga 26 Februari, tur konser Taylor Swift ini dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar 1,2 miliar dolar Australia atau setara Rp. 12,2 triliun di Melbourne saja, menurut Walikota kota tersebut, Sally Capp.
Bersifat Sementara
Namun dengan tingkat tabungan di negara ini yang berada pada titik terendah sejak akhir tahun 2007 dan kekhawatiran akan biaya hidup yang membuat konsumen pesimistis, para ekonom mengatakan hal ini kemungkinan hanya akan memberi keuntungan yany sementara.
"Tur Eras di Australia akan mengalami lonjakan pengeluaran untuk tiket, perjalanan, dan perhotelan, namun hal ini kemungkinan akan berdampak pada sektor perekonomian lainnya," kata James McIntyre, dari Bloomberg Economics.
"Dengan rumah tangga berada di bawah tekanan ekstrim akibat kenaikan suku bunga, dan tingkat tabungan berada pada titik terendah dalam 16 tahun, belanja terkait konser dapat menghambat pembelian di sektor lain, terutama di sektor-sektor yang kebijakannya sudah lemah," ujar dia.
Fenomena Swiftonomics
Ramai menjadi perbincangan, Taylor Swift telah membuat gelombang ekonomi sepanjang tur globalnya yang memecahkan rekor, dalam sebuah fenomena yang dijuluki "Swiftonomics".
Bloomberg Economics memperkirakan megabintang tersebut, bersama dengan tur dari Beyonce dan film “Barbenheimer”, mungkin telah memberikan kontribusi sebesar USD 8,5 miliar atau Rp. 86,9 triliun terhadap perekonomian AS pada kuartal ketiga tahun 2023.
Advertisement
Acara Terbesar di Australia
Empat konser yang terjual habis di Accor Stadium Sydney akan menjadi “rangkaian acara besar terbesar yang pernah kami adakan sejak kota ini menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun 2000,” kata Kerrie Mather, kepala eksekutif operator situs Venues NSW.
Sekitar 35 persen dari 320.000 penggemar Taylor Swift di Sydney akan melakukan perjalanan dari negara bagian atau luar negeri, tambahnya.
CEO Accommodation Australia Michael Johnson juga mengungkapkan, konser dalam skala seperti itu adalah "pendorong permintaan yang besar terhadap hotel".
Dia menambahkan tingkat hunian di Melbourne 20 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, dan 10 persen lebih tinggi di Sydney.
Permintaan tersebut telah mengakibatkan melonjaknya biaya penerbangan dan akomodasi, dimana Gubernur Reserve Bank of Australia Michele Bullock membahas topik “inflasi Taylor Swift” dalam konferensi media pada awal bulan Februari 2024.
"Masyarakat memutuskan apa yang benar-benar penting bagi mereka," kata Bullock.
"Dan jelas bagi banyak orang, Taylor Swift sangat penting," ujarnya.
Dia juga menyebut, anak-anaknya telah menyisihkan uang untuk membeli tiket dan mendahulukan hal-hal lain agar mampu membeli tiket konser Taylor Swift.