BRIN: Parpol dan Paslon Baiknya Beri Edukasi Politik tentang Quick Count 

Menurut dia, dengan memberikan pendidikan politik, masyarakat bisa mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan hitung cepat yang berdasarkan metode ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 18 Feb 2024, 16:46 WIB
Gedung Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jalan MH Thamrin, Jakarta. (Liputan6.com/Muhammad Ali)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, mengatakan partai politik dan pasangan calon presiden - calon wakil presiden dalam Pemilu 2024 seharusnya mengedukasi masyarakat terkait hasil hitung cepat (quick count).

Firman menjelaskan, semua pihak lebih baik mengedukasi masyarakat mengenai makna hitung cepat dalam pemilu dibanding sibuk mengklaim kemenangan atau menolak kekalahan bila hasil hitung cepat tidak menguntungkan masing-masing pihak.

"Jadi partai politik dan paslon, itu sebaiknya memang menurut saya memberikan pendidikan politik, ketimbang terlalu sibuk menolak atau menerima hasil quick count," kata Firman dikutip dari Antara, Minggu (18/2/2024).

Menurut dia, dengan memberikan pendidikan politik, masyarakat bisa mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan hitung cepat yang berdasarkan metode ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan, dibanding berpikir negatif tentang lembaga survei yang melaksanakan tugasnya dalam pemilu.

Ia menjelaskan, masyarakat harus diberi pemahaman bahwa hasil hitung cepat merupakan gambaran umum mengenai hasil penghitungan dalam pemilu dan datanya cenderung tidak jauh berbeda, dengan hasil hitung nyata atau real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Meski begitu, Firman menegaskan, hasil hitung cepat tentu punya kelemahan-kelemahan dalam setiap proses untuk mendapatkan hasilnya, sehingga ada yang disebut margin of error atau batas kesalahan. Selain itu, setiap peserta pemilu juga harus mengimbau masyarakat agar bersabar menunggu hasil penghitungan akhir yang dikeluarkan KPU, guna menghindari potensi saling mengklaim kebenaran atau menyalahkan.

"Langkah yang terbaik selain memahami makna quick count adalah menunggu hasil real count dari KPU," kata peneliti senior itu.


Real Count KPU

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) terus memperbaharui hasil suara Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Melalui situs resmi KPU pemilu2024.kpu.go.id, data yang masuk pada pembaharuan terakhir, Sabtu 17 Februari 2024 pukul 19:30:11 WIB.

BACA JUGA:Real Count KPU Sementara: Prabowo-Gibran Kalahkan Ganjar-Mahfud di Kandang-Kandang Banteng Diketahui suara masuk sudah ada sebanyak 66,61 persen atau setara dengan 548.354 tempat pemungutan suara (TPS) dari total keseluruhan berjumlah 823.246 TPS.

Dari hasil real count KPU tersebut, keunggulan mayoritas suara masih dipegang oleh pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) dengan presentase 57,95% atau setara dengan 49.747.461 suara.

Sedangkan di posisi kedua, adalah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin) dengan persentase 24,48% atau setara dengan 21.013.738 suara.

Kemudian di posisi ketiga, yaitu pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md (Ganjar-Mahfud) dengan persentase 17,57% atau setara dengan 15.084.928 suara.

Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya