Erick Thohir Targetkan Merger Bank Muamalat dan BTN Syariah Rampung Sebelum Ganti Presiden

Menteri BUMN Erick Thohir buka suara terkait penggabungan atau merger BTN Syariah dan Bank Muamalat.

oleh Arief Rahman H diperbarui 19 Feb 2024, 13:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir buka suara terkait penggabungan atau merger BTN Syariah dan Bank Muamalat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir buka suara terkait penggabungan atau merger BTN Syariah dan Bank Muamalat. Dia menargetkan merger keduanya bisa rampung sebelum Oktober 2024.

Diketahui, Oktober adalah waktu peralihan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kepala Negara baru yang terpilih dalam kontestasi Pemilu 2024. Erick Thohir buka peluang prosesnya dilakukan sejak Maret 2024, bulan depan.

"Muamalat dan BTN Syariah kalau ini bisa digabungkan targetnya Maret, April, Mei ini, pokoknya sebelum Oktober," ujar Erick di sela-sela International Indonesia Motor Show (IIMS), JIExpo Kemayoran, Jakarta, dikutip Senin (19/2/2024).

Melalui penggabungan ini, Erick membidik Bank Muamalat bisa menjadi bank terbesar ke 16 di Indonesia. Dengan demikian, bisa ikut bersaing dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang sudah menempati posisi bank terbesar ke 5.

"Itu bisa menjadi bank nomor 16 terbesar di Indonesia. Artinya, ada yang nomor 5 (BSI), ada yang nomor 16, kan bagus. Marketnya itu bisa berkompetisi dengan baik," ungkapnya.

Perkuat Eksositem Bank Syariah

Erick menjelaskan, merger ini tak lain untuk memperkuat pembangunan ekonomi syariah di Indonesia. Harapannya, merger ini bisa ikut mengikuti kesuksesan BSI yang lebih dulu lahir dari merger bank syariah pelat merah.

"Saya mendorong pembangunan ekonomi syariah ini harus terus dilebarkan untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan akses finansial syariah," kata dia.

"Dan kebetulan sebagai ketua umum masyarakat ekonomi syariah juga setelah kita sukses mendorong kebijakan bahwa lahirnya bank syariah terbesar sepanjang republik ini merdeka masuk kepada 10 besar yaitu BSI," sambung Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini.

 


Tak Ingin Monopoli

Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) didampingi Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi berbincang dengan nasabah saat bertransaksi untuk menunaikan ibadah haji di kantor cabang BSI Gedung Danareksa Jakarta (26/5/2023). (Liputan6.com)

Lebih lanjut, Erick memandang soal pangsa pasar yang terbuka di dalam negeri. Saat ini masih dikuasai oleh bank-bank konvensional, dan BSI menjadi satu-satunya bank syariah besar.

Dia menjelaskan, dalam jajaran bank konvensional itu ada BCA, BNI, Bank Mandiri, hingga BRI. Dia ingin, selain BSI, ada bank syariah pelat merah lainnya yang turut berkecimpung di pangsa pasar perbankan nasional.

"Nah kita juga tidak mau nanti seakan-akan BSI memonopoli market. Nah itulah kenapa saya ajak BSI, Pak Hery (Dirut BSI Hery Gunardi) kita juga akan melakukan perbaikan kepada bank Muamalat bersama BTN Syariah. Pak Hery bilang kepada saya sebagai Dirut BSI, 'pak bagus biar kalau latihan olahraga bisa ada namanya lawan tanding'," ucap Erick Thohir.

 


Keuntungan Merger

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Sebelumnya, Ekonom memandang merger antara BTN Syariah dan PT Bank Muamalat Indonesia bisa jadi langkah strategis gua memperkuat industri perbankan syariah di Indonesia. Mengingat ada tujuan perluasan pasar dari bank syariah di Indonesia.

Ekonom Perbankan Syariah Banjaran Surya Indrastomo menerangkan proses merger dan akuisisi di sektor perbankan syariah jadi upaya perampingan jumlah bank. Pada saat yang sama, diharapkan mampu memperkuat sisi permodalan bank tersebut.

"Terkait M&A di perbankan Indonesia ini secara garis besar sejalan dengan kebutuhan penyederhanaan jumlah bank dari 100 ke dibawah itu. Dalam konteks perbankan syariah dibutuhkan sekali karena tingkat permodalan bank menentukan outreach dan impact yang bisa diberikan," ujar Banjaran kepada Liputan6.com, Rabu (24/1/2024).

Melalui proses merger, seperti yang direncanakan antara BTN Syariah dan Muamalat, nantinya bank syariah itu bisa memperluas cakupannya. Dengan demikian bisa jadi cara untuk memberikan pembiayaan ke dunia usaha secara lebih terintegrasi.

"Bank skala besar bisa masuk ke pembiayaan dunia usaha yang lebih terintegrasi, jadi bisa biayai UMKM dan bisa support mereka masuk ke ekosistem yang lebih besar," kata dia.

Guna menopang hal tersebut, kata Banjaran, diperlukan modal untuk meningkatkan cakupan pasar dan mendorong awareness. Maka, merger bisa jadi salah satu cara untuk memperkuat modal dan memperbesar cakupan tadi.

"Hal-hal ini perlu untuk meningkatkan market share perbankan syariah naik tembus double digit, dengan mesin yang lebih besar," tegasnya

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya