Liputan6.com, Jakarta - MotoGP 2024 jadi kampanye tersibuk sepanjang sejarah Kejuaraan Dunia Balap Motor. Akan ada 21 balapan yang berlangsung musim ini.
Jumlah itu tetap tertinggi meski seri ketiga di Argentina dibatalkan, mengalahkan edisi 2023 yang menghadirkan 20 seri. Kondisi ini membuat pabrikan dan pembalap kewalahan. Terlebih dengan kehadiran sprint race.
Advertisement
Meski begitu, peserta tidak melulu mengeluh dalam menghadapinya. CEO Aprilia Massimo Rivola justru menyarankan operator agar menambah balapan di luar Eropa.
Kebijakan tersebut berarti menambahnya biaya operasional serta menguras fisik. Namun, ada juga nilai positif yakni berkembangnya pasar MotoGP.
"Saya orang Italia, tapi mungkin kita harus mengurangi balapan di Italia dan Spanyol. Dari situ lalu kita pergi ke mana uang berada," kata Rivola dilansir Crash.
"Kita perlu sponsor besar dalam bisnis ini. Untuk menarik perhatian, kita perlu mendatangi mereka. Maka bagus kita ke Indonesia atau India. Mari kita pergi ke tempat kita bisa memasarkan motor," sambungnya.
MotoGP Mulai Menjelajah ke Berbagai Penjuru
MotoGP kembali ke Indonesia mulai 2022 setelah terakhir kali menggelar lomba pada 1997. Selain itu, operator kompetisi juga mulai mengunjungi negara-negara baru.
India melangsungkan balapan tahun lalu. Jika lolos homologasi, Kazakhstan bakal debut musim ini. MotoGP juga berniat menyambangi lagi Brasil dan Hungaria.
Advertisement
Kiblat MotoGP di Eropa
Saat ini kiblat MotoGP masih di Eropa. Dari 21 seri di 2024, 12 di antaranya berlangsung di sana.
Spanyol melangsungkan empat lomba di Jerez, Aragon, Catalunya, dan Valencia. Sementara Italia menggelar dua balapan di Mugello dan Misano.