Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sudah 6,8 juta petugas di Pemilu 2024 dilakukan tes atau screening kesehatan.
Meski demkian, masih ada sekitar 400 ribu orang yang memiliki resiko tinggi meninggal dunia, ternyata lolos kesehatan.
Advertisement
"Kita sudah screening. Jadi tugas kita adalah jangan keburu sakit. Kalau bisa bekerjanya sudah sehat duluan, kondisinya masih sehat. Tugas kita ingin jaga sehat. Oleh karena itu sudah dilakukan screening ke 6,8 juta petugas. Dari 6,8 juta itu 6,4 juta sehat," kata Budi saat jumpa pers di Kemenkes, Jakarta, Senin (19/2/2024).
"Nah yang 400 ribunya ini berisiko tinggi kemarin. Ini yang banyak masih lolos," sambungnya.
Budi mengatakan, dari jumlah risiko tinggi itu paling banyak mengalami hipertensi. Tertinggi kedua adalah penyakit jantung.
"Banyak sekali masyarakat Indonesia hipertensi. Jadi makannya tolong diatur jangan banyak garam gula lemak. Rokoknya kalau bisa dikurangi. Kedua jantung itu 26 persen. Itu dua yang paling besar," ujarnya.
Budi beralasan, mereka masih bisa lolos karena sudah terlanjur mendaftar menjadi petugas. Kini, Kemenkes ingin menekan angka kematian pada petugas Pemilu itu meski jumlahnya turun jauh ketimbang Pemilu 2019.
Dari data terbarunya, ada 84 petugas Pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu.
"Issue-nya kemarin adalah sudah screening udah ketahuan mana yang sehat mana yang enggak sehat, sudah keburu kedaftar. Jadi kita kan ingin lakukan penyempurnaan," ucapnya.
"Itu makanya dilakukan screening sehingga turun 80 persen lebih yang wafat. Tapi kedepannya kan 2029 kita pengen 0 yang wafat," tandasnya.
Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia Turun Jauh Dibanding 2019
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, jumlah petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang meninggal dunia turun jauh ketimbang kasus kematian pada Pemilu 2019 lalu.
Budi menerangkan, dari data terbaru, total ada 84 petugas Pemilu 2024 yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan 13 orang dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Jumlah yang meninggal dibandingkan Pemilu 2019 yang diatas 500-an sekarang kan turun jauh. Tadi Pak ketua KPU angkanya 71 untuk yang tanggal 14-18 (Februari 2024), dari Bawaslu ada tambahan 13 orang itu tanggalnya sama. Jadi totalnya ada 84 pak yang meninggal sampai sekarang. Itu 16 persen dari Pemilu yang sebelumnya yang angkanya di atas 500," kata Budi saat jumpa pers di Kemenkes, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).
"Jadi memang terjadi penurunan yang sangat drastis dari jumlah petugas pemilh yang wafat pada saat bertugas dibandingkan pemilu sebelumnya," sambungnya.
Advertisement
Terus Berupaya
Meski demikian, Kemenkes terus berupaya menekan angka kematian petugas pemilu. Baginya, satu nyawa hilang sudah terlalu berharga.
"Jadi kami berpikir bagaimana caranya untuk terus perbaiki, sudah turun 80 persenan lebih, bisa gak kita turun lebih banyak lagi, kalau bisa gak ada yang meninggal. Satu nyawa itu udah terlalu berharga," ujarnya.
Mewakili pemerintah, Budi menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya para petugas Pemilu 2024. Dia mendoakan mereka yang meninggal diterima amal ibadahnya.
"Kami atas nama pemerintah mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya petugas pemilu dan kami doakan semoga para almarhum ini diampuni dosanya dan diterima amal ibadahnya," ucap Menkes mengakhiri.
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com