Pesan Kebinekaan dari Tabanan lewat Parade Nusantara Festival Imlek dan Cap Go Meh

Saat itu iringan parade dimulai dari Vihara Dharma Chattra, menuju Jalan Gajah Mada dan diakhiri di Taman Bung Karno Tabanan.

oleh Tim Regional diperbarui 20 Feb 2024, 08:10 WIB
Keunikan Parade Nusantara Festival dalam merayakan Hari Raya Imlek dan Cap Go Meh Tahun 2575 mendapat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat Tabanan.

Liputan6.com, Bali - Keunikan Parade Nusantara Festival dalam merayakan Hari Raya Imlek dan Cap Go Meh Tahun 2575 mendapat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat Tabanan. Kegiatan yang melibatkan berbagai suku dan etnis di Kabupaten Tabanan tersebut, dipimpin langsung oleh Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Minggu, (18/2/2024).

Saat itu iringan parade dimulai dari Vihara Dharma Chattra, menuju Jalan Gajah Mada dan diakhiri di Taman Bung Karno Tabanan. Tampak iringan barisan yang terdiri dari Bupati Tabanan, Wakil Bupati Tabanan dan Istri, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan diwakili salah satu anggota, Tjokorda Anglurah Tabanan, jajaran Forkopimda, Sekda, para Asisten dan Kepala OPD serta Camat se-Kabupaten Tabanan, Dewan Pakar INTI Bali beserta para pengurus, tokoh-tokoh masyarakat hingga para ASN, mengikuti parade dengan antusias.

Perayaan Tahun Baru Imlek ini, diharapkan mampu menjadi tonggak sejarah baru bagi generasi ke depan, meskipun parade khusus ini baru pertama kalinya dilakukan di Provinsi Bali.  Semangat baru dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi representasi dari pemerintah daerah dalam menempatkan semua nilai budaya dari berbagai etnis yang selaras dengan kehidupan sosial masyarakat yang ditempatkan pada posisi yang terhormat.

“Kita bisa lihat pada hari ini, semua saudara kita Tionghoa terlihat tersenyum dan tertawa gembira bisa merayakan hari raya dengan penuh suka cita. Demikian juga nantinya jika ada perayaan budaya dari etnis maupun komunitas lainnya, kami tentunya akan sangat terbuka. Sungguh sangat luar biasa," ucap bupati Tabanan.

Bagi Sanjaya, spirit yang dibangun oleh pemerintah daerah di era jaya-wira ini adalah penghargaan terhadap keberagaman, perbedaan yang dimiliki adalah sebuah berkah, keberagaman dan keniscayaan.

Untuk itu, pimpinan kebanggaan Tabanan tersebut, mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat selalu membangun kesadaran kemanusiaan dan meninggalkan pikiran-pikiran sempit berbasis etnis, suku dan agama, selagi lahir dan hidup di tanah Tabanan.

Ia menegaskan semua adalah saudara, Vasudeva Kutumbakam. Sejarah juga telah mencatat dengan begitu apik, terkait akulturasi budaya dan kekerabatan orang Tionghoa dengan orang Bali sebagai bukti bahwa kita semua ini pada dasarnya adalah bersaudara dan harus selalu harmonis.

“Ayo jadikan kota Tabanan adalah rumah besar kita, bangun rumah ini dengan pondasi kebersamaan dan spirit jele melah, nyame gelah. Di mana kaki dipijak, di situ langit dijunjung, di manapun kita, harus kita bersatu padu membangun Tabanan yang kita cintai,” ujarnya.

Sanjaya juga berpesan agar kegiatan serupa kedepannya bisa menjadi ikon serta wadah berkreasi bagi semua komponen masyarakat, khususnya di Tabanan.

Pada kesempatan itu, Ferijanto Chonie selaku Ketua Indonesia Tionghoa (INTI) PC Tabanan menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah kabupaten Tabanan.

“Rasa bangga dan terharu warga Tionghoa pada hari yang bersejarah ini bisa melaksanakan festival Imlek dan Cap Go Meh untuk pertama kalinya di Kota Tabanan. Berkat dukungan Pemerintah Daerah dan jajaran serta seluruh masyarakat yang cinta damai. Mimpi kami mengadakan acara ini bisa terlaksana dengan baik dan rahayu, luar biasa,” tuturnya.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya