Papua Bakal Punya Food Estate Tebu, Dibangun April 2024

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pembangunan lumbung pangan atau food estate untuk tebu akan dibangun di Papua dalam waktu dekat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Feb 2024, 13:00 WIB
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pembangunan lumbung pangan atau food estate untuk tebu akan dibangun di Papua dalam waktu dekat. (Gambar oleh Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pembangunan lumbung pangan atau food estate untuk tebu akan dibangun di Papua dalam waktu dekat. Targetnya, penanaman food estate tebu sudah bisa dilakukan April 2024, tahun ini.

Pria yang akrab disapa Tiko ini mengatakan, saat ini pemerintah sedang menyiapkan regulasi pendukung food estate di Papua Selatan itu. Nantinya, secara bertahap akan ditanami tebu seluas 2 juta hektare (ha), khususnya untuk produksi gula dan bioetanol.

"Ya, jadi kan Papua Selatan, kami kan sedang membangun food estate ya, jadi kami saat ini kan sedang menyelesaikan nanti berbagai regulasi terkait dengan food estate di Papua yang sudah diputuskan nanti di akhir, nanti akan ada 2 juta hektare, tapi di awal ini baru 60 ribu hektare dulu, untuk nantinya itu kawasan pembangunan tebu dan bioetanol," jelasnya di Ancol, Jakarta Utara, dikutip Selasa (20/2/2024).

Dia mengatakan, proses penyiapan aspek regulasi dan lainnya sedang dipercepat. Harapannya, proses penanaman 60 ribu hektare tebu itu bisa dilakukan pada April-Mei 2024 ini.

Meski begitu, Tiko menegaskan, waktu panen Food Estate sendiri tak bisa diambil dalam waktu singkat. Ada waktu sekitar 1-2 tahun untuk penyesuaian antara bibit dan tanah dari lahan yang akan ditanami.

"Kami sedang percepat, harapan kami nanti bulan April atau Mei kita mulai tanam, tapi nanti saya ingatkan juga ke teman-teman bahwa membangun food estate ini enggak mudah ya, karena kita mesti butuh waktu 1-2 tahun untuk menyesuaikan dulu antara bibit dengan tanahnya," ujar dia.

Bisa Dilanjutkan Pemerintah Selanjutnya

Dia berharap, proyek lumbung pangan ini bisa dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya. Mengingat, kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini akan berakhir di Oktober 2024. Pasalnya, Tiko melihat ada manfaat untuk mengejar swasembada gula nasional.

"Ya, kita harapkan ini memang proyek jangka panjang, nanti diharapkan juga pemerintah selanjutnya melanjutkan untuk nanti ini kemandirian pangan untuk produksi gula Indonesia," ucap Wamen BUMN.

"Supaya bisa mencapai swasembada, tapi juga nanti meningkatkan produksi bioetanol, supaya nanti makin banyak pengguna bioetanol untuk menurunkan emisi bahan bakar kita," imbuhnya.


Erick Thohir: Vietnam Ingin Bikin Food Estate Seperti Indonesia

Menteri BUMN Erick Thohir saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (15/6/2023). Erick Thohir menyebut negosiasi bisnis menjadi hal yang lumrah dilakukan, seperti yang dilakukan untuk gelaran World Superbike (WSBK) di sirkuit Mandalika. (Arief/Liputan6.com)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut Vietnam ingin membuat food estate atau lumbung pangan, seperti yang dilakukan Indonesia. Erick mengungkapkan hal ini disampaikan pemerintah Vietnam kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Saya kemarin baru dari Vietnam bersama Bapak Jokowi. Vietnam bilang, 'Pak Jokowi, saya ingin mengikuti Indonesia bikin food estate'," kata Erick dalam acara 'Memilih Masa Depan' di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024).

Kendati begitu, dia menuturkan food estate yang ingin dikerjakan Vietnam berbeda sebab mereka sudah mencapai swasembada pangan. Erick menyampaikan Vietnam akan membuka 1 juta hektare lahan untuk ditanami padi.

"Tapi mereka beda, kita bilangkan 'kan sudah swasembada'. Enggak, kita tetap mau bikin 1 juta hektare padi bersih. Padi bersih, artinya apa? Padi yang dimana airnya tidak ada chemical, pengairannya. Energinya hijau, pupuknya organik, dia bilang ini buat pasaran Eropa dan Amerika. Mereka sudah berfikir sampai kesana," tuturnya.

Erick menegaskan food estate merupakan suatu keharusan. Hal ini mengingat jumlah masyarakat Indonesia yang semakin banyak dan tingkat ekonomi yang melonjak sehingga kebutuhan terhadap pangan meningkat.

"Food estate adalah sebuah keseharusan, apakah nanti padi, gula, jagung, karena itu adalah bagian dari ketahanan dari pada ekonomi kita juga. Ini yang kita mau, kita juga harus berkaca dengan negara lain. Mereka bisa, kita harus bisa," ujar Erick.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya