Liputan6.com, Dhaka - Perusahaan-perusahaan India meningkatkan investasi mereka di Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir, karena pertumbuhan ekonomi negara tersebut dan lokasinya yang strategis.
Bangladesh memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan populasi generasi muda yang besar, sehingga menarik investor India untuk mencari pasar baru, dikutip dari laman Daily-sun, Selasa (20/2/2024).
Advertisement
Perusahaan-perusahaan India telah aktif berinvestasi di Bangladesh di berbagai sektor seperti listrik, tekstil, dan farmasi.
Investasi ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di kedua negara.
Energi adalah penerima terbesar investasi India, dengan perusahaan seperti Reliance (pembangkit listrik Meghnaghat), Adani (pembangkit listrik tenaga batu bara dan proyek tenaga surya/hidro), dan NTPC (perdagangan listrik lintas batas).
Perusahaan seperti Tata Motors, Hero MotoCorp, Sun Pharma, Godrej, dan CEAT Tires telah mendirikan atau sedang membangun fasilitas manufaktur di Bangladesh.
Guru Kashi University juga berencana mendirikan kampus lokal untuk mendorong sektor pendidikan Bangladesh.
Pemerintah Bangladesh secara aktif mendorong investasi asing melalui keringanan pajak, alokasi lahan, dan prosedur yang disederhanakan.
Reliance Industries Limited (RIL), konglomerat multinasional India, telah melakukan investasi signifikan di Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir.
Fokus utama mereka adalah pada sektor energi negara, khususnya gas alam dan pembangkit listrik.
Perusahaan Listrik di Bangladesh
Pada tahun 2019, Reliance Power menandatangani perjanjian pembelian listrik selama 22 tahun dengan Badan Pengembangan Tenaga Listrik Bangladesh (BPDB) untuk memasok listrik dari pembangkit listrik Meghnaghat.
Hal ini menandai investasi besar pertama yang dilakukan perusahaan India di sektor listrik Bangladesh.
Reliance Bangladesh LNG & Power Limited, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh RIL, sedang mengembangkan pembangkit listrik siklus gabungan berbahan bakar gas berkapasitas 758 megawatt (MW) di Meghnaghat dekat Dhaka.
Advertisement
Selesai di Tahun 2024
Proyek yang diperkirakan menelan biaya sekitar US$1 miliar ini diharapkan selesai pada tahun 2024.
RIL juga menyatakan minatnya untuk berinvestasi di sektor lain di Bangladesh, seperti ritel, telekomunikasi, dan petrokimia. Namun, belum ada pengumuman konkrit mengenai potensi investasi tersebut.
Secara keseluruhan, investasi Reliance di Bangladesh dipandang sebagai perkembangan positif bagi perekonomian negara tersebut.
Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan investasi asing langsung (FDI), dan membantu memenuhi permintaan energi yang terus meningkat.