Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan sektor perbankan di Indonesia ketat dengan persaingan. Pada sisi ini, bank pelat merah juga disebut turut bisa bersaing.
Dia mengungkapkan, hal ini bisa dilihat dari daftar 10 besar perbankan di Indonesia. Erick bilang, ada 5 bank swasta dalam daftar itu.
Advertisement
"Kita bisa lihat industri perbankan hari ini bahwa dari 10 bank terbesar yang ada di Indonesia itu 5 dari private sector, ada bank Panin, Bank Permata, CIMB Niaga, ada BCA dimana yang memang ya ini bagian dari keterbukaan ekonomi Indonesia yang kita ya mem-balance bagaimana investasi atau persaingan swasta dan BUMN terjadi," tutur Erick dalam Groundbreaking Gedung BNI, di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, Selasa (20/2/2024).
Tak kalah dengan bank swasta, Erick mengungkapkan ada 5 bank pelat merah yang juga jadi bank terbesar. Beberapa diantaranya masuk dalam jajaran 5 bank terbesar di Indonesia.
Diantaranya, ada Bank Mandiri, BRI, BTN, BSI, dan BNI. Cakupan pasar bank BUMN juga cukup besar. Dilihat dari sisi asetpun, seperti dicontohkan Erick, aset BNI mampu tembus Rp 1.000 triliun.
"Alhamdulillah kalau kita bisa lihat ada 5 bank BUMN yang masuk 10 besar daripada top perbankan Indonesia, yaitu tentu ada Bank Mandiri BRI, BTN, BSI dan tak lain BNI, yang dimana BNI sendiri sekarang asetnya sudah di atas Rp 1.000 triliun," paparnya.
Kolaborasi BUMN dan Swasta
Menurutnya, ini bisa jadi bentuk kolaborasi antara BUMN dan perusahaan swasta. Tujuannya, sama-sama berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
"Ini yang saya rasa kenapa saya sangat mendorong daripada kolaborasi, kerja sama daripada private sector-BUMN ataupun investasi asing yang bisa kita menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh," tegasnya.
BNI Bangun Gedung Baru di PIK 2
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyaksikan langsung groundbreaking gedung baru milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten. Menurutnya, ini jadi contoh kolaborasi antara BUMN dan pihak swasta.
Diketahui, kawasan PIK 2 sendiri dimiliki oleh grup perusahaan kawakan Agung Sedayu Group yang dipimpin Sugianto Kusuma alias Aguan. Erick memandang, berdirinya gedung baru BNI ini juga bisa berperan pada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Saya bilang bahwa kalau berkolaborasi apa seperti mungkin hari ini, BNI berinvestasi membangun prasarana yang ada di PIK ya tidak lain ini sebagai perbaikan tadi, bagaimana kita menunjang daripada pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh," ujar Erick dalam Groundbreaking Gedung BNI, di PIK 2, Tangerang, Banten, Selasa (20/2/2024).
Advertisement
Genjot Ekonomi Nasional
Dia berharap, BNI sebagai salah satu bank pelat merah, bisa ikut berkontribusi menggenjot pertumbuhan ekonomi tadi. Hal itu tak terbatas pada aspek-aspek tertentu saja, tapi juga bisa secara menyeluruh.
"Tentu ktia harapkan sendiri bagaimana BNI terus berperan serta daripada pertumbuhan itu, baik dari segi fianncial dimana kita dorong yang namanya pertumbuhan pinjaman supaya ini tercapai pengusha-pengusaha baru yang bisa lahir," ungkapnya.
"Ataupun kembali mendorong bagaimana pengusaha Indonesia yang bisa besar secara internasional dan tentu di Indonesia sendiri," sambungnya.
Tak tanggung-tanggung, pembangunan gedung baru BNI ini menelan investasi sebesar Rp 1,4 triliun. Proses pengerjaannya dibidik rampung dalam 17 bulan yang digarap oleh PT Pembangunan Perumahan (PP).
Baca Juga