Bahaya Hipertensi pada Ibu Hamil Bisa Sebabkan Kejang hingga Kelahiran Prematur

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol hipertensi yang terjadi pada ibu hamil.

oleh Tim Health diperbarui 21 Feb 2024, 17:30 WIB
Ilustrasi perempuan hamil dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. (dok. Anastasiia Chepinska/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Agustina Nurmala mengatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa membahayakan ibu hamil.

Agustina mengatakan bahwa hipertensi merupakan salah satu penyumbang kematian ibu hamil tertinggi selain pendarahan dan infeksi.

"Bahayanya itu satu, dia bisa kejang. Yang kedua adalah terjadinya persalinan prematur. Dan yang ketiga adalah bisa terjadinya komplikasi-komplikasi," ujar Agustina dalam siaran bersama Kementerian Kesehatan di Jakarta.

Komplikasi yang terjadi diantaranya hambatan dalam pertumbuhan janin, sindrom, bahkan kematian.

2 Jenis Hipertensi Ibu Hamil

Hipertensi saat hamil ada dua yaitu ibu tersebut memang punya tekanan darah tinggi sebelum hamil atau mendapat penyakit tersebut saat hamil alias hipertensi gestasional.

Hipertensi yang muncul saat hamil dapat terjadi karena sejumlah faktor seperti berusia lebih dari 35 tahun. Selain itu riwayat proses melahirkan secara caesar, diabetes mellitus, atau penyakit-penyakit tertentu.

"Jika memang dia dari awalnya hanya ada hipertensi kronis, dia memang tidak akan sembuh, karena dari awalnya ibu hamil itu sudah ada hipertensi. Yang bisa kita lakukan adalah mengontrol tensinya lagi ketika dia sudah selesai bersalin," katanya mengutip Antara.

Namun, pada ibu dengan hipertensi gestasional biasanya akan pulih setelah 12 minggu pasca-melahirkan.


Bila Ibu Hipertensi Sebelum Hamil

Agustina mengatakan apabila sudah hipertensi kemudian hamil, maka perlu waspada dan melakukan sejumlah langkah guna mengatasinya.

"Satu, dia harus ANC (pemeriksaan kehamilan) teratur. Terus dia harus mengontrol tensinya dalam batas yang adekuat, yang disarankan oleh dokter. Yang ketiga, dia harus menjaga pola makannya, pola gaya hidupnya," kata Agustina.

Ibu hamil perlu mengatur stres, menghindari rokok dan alkohol, serta olahraga teratur seperti dengan melakukan senam atau yoga khusus ibu hamil.

 


Perhatikan Asupan Nutrisi, Batasi Makanan Cepat Saji

Terkait makanan, ibu hamil perlu mengonsumsi makanan bernutrisi alami. Batasi makanan cepat saji yang tinggi garam.

"Nutrisi pada ibu hamil disarankan lebih bervariasi, yang empat sehat lima sempurna. Ada protein, karbohidrat, sayur, buah, semuanya harus ada. Itu sih yang kita sarankan. Jadi tidak mengacu pada harus ikan-ikan tertentu. Jadi, bervariasi agar kebutuhan nutrisi dan mineral-mineralnya tercukupi semua," kata Agustina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya