Survei BI: Harga Beras di Kalteng Nyaris Rp19.000 per Kg

Bank Indonesia mengakui harga beras hingga kini terus meroket. Berdasarkan survei pantauan harga yang dilakukan BI, harga beras tercatat naik signifikan di beberapa daerah.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Feb 2024, 17:16 WIB
Pendistribusian untuk mengatasi kelangkaan beras premium di sejumlah gerai ritel modern di Jabodetabek. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Survei Pantauan Biaya Bank Indonesia (BI) mencatat, harga beras mengalami kenaikan di berbagai wilayah Indonesia. Adapun, kenaikan harga beras tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Tengah yang hampir mencapai Rp19.000 per kilogram (kg).

"Dari survei biaya pantauan biaya, itu memang kisarannya terlalu besar ya (kenaikan harga beras) Rp 12.947 kilogram, kalau di kalimantan tengah itu mencapai Rp18.800 per kilogram," kata Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu (21/2).

Aida mengungkap, kenaikan harga beras tersebut dipengaruhi oleh El Nino yang berdampak pada mundurnya musim tanam padi. Akibatnya produksi beras di dalam negeri menjadi terganggu.

"Akibatnya tentunya ada pergeseran periode tanam beras," ungkapnya.

Untuk menekan kenaikan harga beras, pemerintah melakukan impor guna memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). Saat ini, pasokan CBP mencapai 1,2 juta ton.

"Artinya kecukupan pasokan (CBP) itu ada," ujar dia menekankan.

Selain itu, pemerintah juga terus menyalurkan 

program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Pangan (SPHP) yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP). Penyaluran program beras milik Bulog ini bertujuan untuk mengendalikan laju inflasi.

"Kemudian juga menyalurkan bantuan beras tahap 1 kan Januari-Maret (2024) dilanjutkan nanti April hingga Juni (2024)," pungkas Aida. 


Ngerinya Dampak Kenaikan Harga Beras Jika Tak Segera Diatasi

Menurut Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Harton, stok beras di Food Station dan Pasar Induk Beras Cipinang cukup untuk memenuhi kebutuhan retail-retail modern se-Jabodetabek. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bank Indonesia mengakui harga beras hingga kini terus meroket. Berdasarkan survei pantauan harga yang dilakukan BI, harga beras tercatat naik signifikan di beberapa daerah.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman, mencontohkan, harga beras di Nusa Tenggara Barat sudah tembus Rp 12.946 per kilogram, bahkan di Kalimantan Tengah harga beras mencapai Rp 18.800 per kilogram.

Aida pun memaparkan dampak kenaikan beras ke inflasi. Untuk Januari saja kontribusi beras terhadap inflasi sebesar 0,64 persen,.sehingga komponen inflasi volatile food meningkat menjadi 7,22 persen.

"Saya sampaikan tiga hal pertama dampak beras ke inflasi, pada bulan Januari kemarin inflasi dia (beras) berdampak 0,64 persen month to month, ini dia bobotnya 3,43 persen kalau pakai SBH 2022 yang baru dikeluarkan BPS. Itulah yang menyebabkan volatile food kita mencapai 7,22 persen inflasinya," kata Aida dalam konferensi pers di RDG Februari 2024, di Jakarta, Rabu (21/2/2024). 

Lebih lanjut, Aida menyebut penyebab kenaikan harga beras dipengaruhi oleh kondisi cuaca yakni adanya El Nino yang menganggu musim tanam padi petani.

Walaupun saat ini sudah ada beberapa daerah yang sudah memasuki musim hujan, namun intensitasnya belum merata di seluruh Indonesia. Tidak meratanya intensitas hujan inilah yang turut berpengaruh terhadap pergeseran musim tanam padi.

"Saat ini sudah ada masuk musim hujan di Indonesia tapi baru 70 persen, kalau di-compare tahun lalu Januari itu 77 persen. Ini lah yang membuat adanya pergeseran periode penanaman beras," ujarnya.

 


Penguatan Cadangan Beras

Petugas mengecek data warga penerima Bantuan Sosial (Bansos) cadangan Beras Pemerintah (CBP) di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (20/2/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Adapun antisipasi untuk menangani permasalahan beras tersebut, Pemerintah melakukan penguatan cadang beras pemerintah (CBP). Tercatat CBP untuk Januari sebanyak 1,2 juta ton. Stok tersebut sejauh ini dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Kemudian pemerintah memastikan hal tersebut dilakukan impor melalui kecukupan CBP-nya. CBP itu bulan Januari hampir 1,2 juta ton, artinya kecukupan pasokan itu ada," ujar Aida.

Tak hanya itu saja, Pemerintah juga menyalurkan beras murah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar, serta memberikan bantuan pangan beras untuk masyarakat miskin.

"Maka pemerintah melakukan SPHP dan juga operasi pasar stabilitas pasokan dan harga pangan dan penyaluran bantuan pangan beras, tahap 1 Januari sampai Maret. Dilanjutkan April sampai Juni," pungkas Aida.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya