Liputan6.com, Moskow - Presiden Vladimir Putin pada Selasa (20/2/2024) menyatakan Rusia tidak berniat mengerahkan senjata nuklir di angkasa luar. Dia mengklaim negaranya hanya mengembangkan kemampuan angkasa luar yang serupa dengan yang dimiliki Amerika Serikat (AS).
Pernyataan Putin tersebut menyusul konfirmasi Gedung Putih pekan lalu bahwa Rusia telah memperoleh kemampuan senjata anti-satelit yang "mengganggu", meskipun senjata tersebut belum beroperasi. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan hal itu akan melanggar Perjanjian Luar Angkasa internasional, namun dia menolak berkomentar apakah senjata tersebut berkemampuan nuklir.
Advertisement
Perjanjian yang ditandatangani oleh lebih dari 130 negara, termasuk Rusia, melarang penempatan senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya di orbit atau penempatan senjata di angkasa luar dengan cara apa pun. Gedung Putih mengatakan pihaknya akan berupaya melibatkan Rusia secara langsung mengenai kekhawatiran ini.
"Posisi kami cukup jelas dan transparan: kami selalu dan tetap menentang penempatan senjata nuklir di angkasa luar," kata Putin, seperti dilansir AP, Kamis (22/2).
"Justru sebaliknya, kami mendesak semua orang untuk mematuhi semua perjanjian yang ada di bidang ini."
Putin Klaim AS Tahu
Berbicara dalam pertemuan dengan menteri pertahanannya, Sergei Shoigu, Putin mencatat bahwa Rusia hanya mengembangkan kemampuan angkasa luar seperti halnya yang dimiliki negara lain, termasuk AS.
"Dan mereka mengetahuinya," tutur Putin.
Sementara itu, Shoigu mengatakan, "Kami belum mengerahkan senjata nuklir apa pun di angkasa luar atau elemen apa pun di dalamnya untuk digunakan melawan satelit atau untuk menciptakan medan di mana satelit tidak dapat bekerja secara efisien."
Advertisement
Mustahil Dilakukan Saat Ini
Shoigu menuduh Gedung Putih bisa saja melontarkan tuduhan mengenai kemampuan angkasa luar Rusia yang baru demi memaksa Kongres mendukung bantuan bagi Ukraina dan juga mendorong Rusia mengikuti kembali perundingan pengendalian senjata nuklir yang telah ditangguhkan Rusia di tengah ketegangan dengan AS mengenai Ukraina.
Putin tidak mengesampingkan kemungkinan kontak dengan AS di masa depan, namun menegaskan kembali pandangannya bahwa dorongan AS untuk mengalahkan Rusia di Ukraina membuat hal tersebut mustahil dilakukan saat ini.
"AS dan Barat, di satu sisi, menyerukan kekalahan strategis Rusia, sementara di sisi lain, mereka ingin melakukan dialog mengenai stabilitas strategis, dengan berpura-pura bahwa hal-hal tersebut tidak ada kaitannya," kata Putin. "Itu tidak akan berhasil."