Meta Uji Coba Fitur Baru Berbagi Konten dari Facebook ke Threads

Meta uji coba fitur baru di Facebook yang memungkinkan pengguna berbagi teks dan foto ke Threads dengan mudah. Fitur ini diprediksi akan memudahkan kreator konten dan meningkatkan interaksi antar platform Meta.

oleh Yuslianson diperbarui 22 Feb 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi Facebook - Media sosial (Foto: Unsplash.com/Con Karampelas)

Liputan6.com, Jakarta - Meta, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Threads sedang berusaha keras untuk bersaing dengan platform media sosial milik Elon Musk, yakni X--dulunya bernama Twitter.

Setelah kedapatan melakukan uji coba fitur trending topic mirip X di Threads, perusahaan bentukan Mark Zuckerberg itu kembali bereksperimen.

Mengutip Engadget, Kamis (22/2/2024), Meta sedang mengujicoba fitur baru di mana pengguna dapat mengunggah teks atau foto lintas platform dari Facebook ke Threads dengan mudah.

Perusahaan mengklaim, fitur ini nantinya dapat memudahkan pengguna atau kreator konten Facebook untuk berbagi ide, video, dan foto mereka di Threads tanpa ribet.

Saat ini, beberapa pengguna dapat berbagi teks dan link postingan dari Facebook ke Threads.

Saat ini, pengguna platform Meta sudah lama bisa memposting stories dan Reel ke Facebook dan Instagram secara bersamaan.

Karena itu, wajar bila perusahaan berbasis di Menlo Park itu menambahkan opsi berbagi ke Threads saat posting konten.

Dilansir TechCrunch, saat ini Meta sedang melakukan pengujian secara terbatas bagi pengguna iOS dan tidak tersedia di Uni Eropa.

Sayangnya, belum diketahui secara pasti kapan fitur baru Facebook tersebut akan meluncur ke seluruh pengguna secara global.

Meta sendiri baru-baru ini sedang melakukan uji fitur baru Threads, di mana pengguna melihat berbagai percakapan apa saja yang sedang trend di platform media sosial itu.

 


Meta Uji Coba Fitur Trending Topic di Threads

Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)

Mengutip Engadget, Selasa (13/2/2024), Meta telah menguji fitur baru Threads bernama "today's top topics" atau "topik teratas hari ini" di Amerika Serikat.

Mark Zuckerberg, selaku CEO Meta pun membagikan informasi tentang fitur baru ini di akun Threads resmi miliknya.

"Meluncurkan uji coba kecil mengenai topik teratas hari ini di Threads di AS. Kami akan meluncurkannya di lebih banyak negara dan bahasa setelah kami melakukan penyesuaian...," tulis Zuckerberg.

Seperti Trending Topics di X, fitur ini akan memunculkan “topik ramai dibicarakan orang lain”, dan akan muncul dalam pencarian dan diselingi di antara postingan di feed For You, menurut Meta.

"Tren tertentu ditentukan oleh sistem AI kami berdasarkan apa yang sedang dilakukan orang-orang saat ini di Threads,” kata kepala Instagram, Adam Mosseri.

Menariknya, Threads akan menampilkan tren terkait politik dan pemilu. Padahal, sebelumnya perusahaan Mark Zuckerberg  mengatakan tidak akan lagi menyarankan konten politik dalam rekomendasinya kecuali pengguna memilih untuk ikut serta.

“Konten politik bisa menjadi sebuah topik,” kata juru bicara Meta. “Kami hanya akan menghapus topik politik jika melanggar Pedoman Komunitas kami atau kebijakan integritas lain berlaku di medsos.” 


Instagram dan Threads Kini Ogah Rekomendasikan Konten Politik

Ilustrasi media sosial, Instagram. (Image by Freepik)

Meta disebut tak akan lagi merekomendasikan konten politik kepada pengguna di Instagram atau Threads, demikian menurut bos Instagram Adam Mosseri.

Dia mengatakan pengguna masih akan melihat konten politik dari akun yang mereka ikuti, namun aplikasi tersebut tidak lagi secara proaktif 'memberikan dukungan' terhadap postingan tersebut.

Perubahan itu, yang akan diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan, akan berlaku untuk akun publik, di mana algoritma rekomendasi Meta menyarankan konten atau postingan, seperti Reels dan Explore Instagram, serta menyarankan pengguna di Threads.

Mosseri tidak merinci bagaimana Meta akan menentukan apa yang dianggap 'konten politik', namun juru bicara Meta mengatakan hal itu akan mencakup topik terkait pemilu dan masalah sosial.

“Definisi kami mengenai konten politik adalah konten yang kemungkinan besar berisi topik terkait pemerintahan atau pemilu, misalnya postingan tentang undang-undang, pemilu, atau topik sosial,” kata juru bicara tersebut, dikutip dari Engadget, Minggu (11/2/2024).

“Permasalahan global ini bersifat kompleks dan dinamis, yang berarti definisi ini akan terus berkembang seiring dengan upaya kami untuk terus berinteraksi dengan masyarakat dan komunitas yang menggunakan platform kami dan pakar eksternal untuk menyempurnakan pendekatan kami,” ucapnya memaparkan.

Meskipun Meta akan membatasi saran terkait topik politik secara default, mereka yang ingin melihat konten tersebut dapat ikut serta melalui pengaturan Instagram dan Threads. 


Perubahan Baru Meta

Threads Meta. (Unsplash/Julio Lopez)

Perusahaan mengatakan pembaruan tersebut tidak akan memengaruhi cara orang melihat postingan dari akun yang mereka pilih untuk diikuti.

“Tujuan kami adalah untuk menjaga kemampuan masyarakat untuk memilih berinteraksi dengan konten politik, sambil menghormati selera setiap orang terhadap konten tersebut,” ujar Mosseri.

Perubahan ini merupakan cara terbaru Meta untuk mencegah pengguna Threads mendiskusikan topik yang dianggap berpotensi menimbulkan masalah.

Perusahaan sebelumnya memblokir topik yang berpotensi sensitif, termasuk vaksin dan istilah terkait Covid, dari hasil pencarian di Threads.

Mosseri juga mengatakan bahwa Meta tidak ingin “mendorong” pengguna untuk memposting tentang “politik dan berita buruk” di aplikasi. 


Meta Akan Labeli Gambar Buatan AI di Facebook dan Instagram

Ilustrasi logo Facebook sebagai salah satu platform layanan Meta. (Sumber foto: Pexels.com).

Di sisi lain, Meta disebut akan memberi label khusus pada gambar buatan AI. Hal ini dilakukan karena gambar buatan AI dari OpenAI dan Google semakin marak bermunculan.

Rencana ini diungkap oleh Nick Clegg, presiden urusan global Meta. Dalam situs perusahaan, Nick menulis Meta ingin lebih transparan di platform media sosial miliknya.

Rencananya, perusahaan bentukkan Mark Zuckerberg ini akan memberikan label jika gambar yang diunggah oleh pengguna dibuat pakai AI.

Tindakan ini juga sebagai antisipasi platform media sosial itu menyambut pemilu pada tahun 2024, di mana semua orang memperhatikan bagaimana Meta akan menangani berita palsu di platform-nya.

Saat AI generatif semakin mudah digunakan, gambar palsu buatan orang marak bermunculan di media sosial, berpura-pura menjadi nyata. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya