Harga Naik Kecepetan, BEI Kembali Gembok Saham ICTSI Jasa Prima

Penghentian sementara perdagangan saham PT ICTSI Jasa Prima Tbk dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Feb 2024, 12:42 WIB
Saham KARW berada dalam tren naik sepanjang Februari. Pada penutupan Rabu, 21 Februari 2024, saham naik 9,52 persen ke posisi 161. Dalam sepekan, saham KARW naik 31,97 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW). Penghentian sementara (suspensi) saham KARW lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

“Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham KARW, sebagai bentuk perlindungan bagi Investor BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham KARW pada perdagangan tanggal 22 Februari 2024,” mengutip pengumuman Bursa, Kamis (22/2/2024).

Penghentian sementara perdagangan saham PT ICTSI Jasa Prima Tbk dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham KARW.

Melansir data RTI, saham KARW berada dalam tren naik sepanjang Februari. Pada penutupan Rabu, 21 Februari 2024, saham naik 9,52 persen ke posisi 161. Dalam sepekan, saham KARW naik 31,97 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), harga saham PT ICTSI Jasa Prima Tbk naik 222 persen.

Sebelumnya, Bursa melakukan suspensi saham PT ICTSI Jasa Prima Tbk pada 19 Februari 2024 untuk sebab yang sama. Bursa kemudian menacabut suspensi saham KARW pada perdagangan 20 Februari 2024, sebelum kembali disuspensi pada hari ini.

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.  


Bursa Pantau Saham ICTSI Jasa Prima dan Grahaprima Suksesmandiri

Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Frekuensi perdagangan mencapai 619.696 kali transaksi Jelang penutupan sesi II. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan sejumlah saham lantaran terjadi pergerakan harga yang tidak wajar di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Merujuk pengumuman Bursa, terjadi kenaikan harga saham PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW) di luar kebiasaan dan penurunan harga saham PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA).

Melansir data RTI, saham KARW konsisten berada di zona hijau sejak awal Februari 2024. Saat ini, saham KARW berada pada posisi 92. Dalam sepekan, harga saham KARW naik 43,75 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham KARW naik 21,05 persen.

 Sebaliknya, saham GTRA berada dalam tren turun. Meski sempat mencatatkan kenaikan tipis pada awal pekan lalu, saham GTRA kembali turun pada penutupan sebelum libur Bursa. Saat ini, harga saham GTRA berada pada posisi 145. Dalam sepekan, harga saham GTRA turun 16,67 persen. Harga saham GTRA saat ini turun 3,33 persen dari harga IPO yang dipatok 150 per lembar. Informasi saja, saham GTRA baru listing di Bursa pada 30 Maret 2023.

Adapun pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Lebih lanjut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya