Liputan6.com, Jakarta - Ulama besar Kalimantan, KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul merupakan ulama yang masyhur. Namanya sampai hari ini selalu dikenang, terutama oleh masyarakat Banjar.
Pernikahan putra keduanya, Ahmad Hafi Badali dengan wanita Malaysia Putri Nor Syakira beberapa waktu lalu mengingatkan sosok Abah Guru Sekumpul. Beliau adalah ulama besar yang masyhur tapi tetap khumul.
Lahir pada 11 Februari 1942 di Martapura, Banjar, Abah Guru Sekumpul sejak kecil sudah belajar agama. Pada usia ke-5 tahun, beliau sudah belajar Al-Qur’an. Di usianya yang masih belia, Guru Ijai -nama lain Guru Sekumpul- telah menghafalkan Al-Qur’an.
Baca Juga
Advertisement
Perjalanan menimba ilmu agama Abah Guru Sekumpul dilakukan di banyak tempat kepada berbagai guru. Ia menyeberang ke Bangil, Jawa Timur, lalu Bogor, Jawa Barat, dan pada akhirnya ia belajar ke berbagai ulama di Tanah Suci. Sampai akhirnya, ia menjadi ulama kharismatik yang dihormati berbagai kalangan.
Abah Guru Sekumpul diyakini seorang wali Allah yang memiliki karomah. Dalam berbagai literatur, ia memiliki banyak karomah sebagai anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya.
Salah satu karomahnya pernah disaksikan oleh teman seperjuangan sekaligus yang menjadi muridnya, yakni Tuan Guru Syaifuddin Zuhri Banjarmasin atau Tuan Guru Banjar Indah. Simak berikut salah satu kisah karomah Abah Guru Sekumpul, mengutip laman Laduni.id.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Karomah Abah Guru Sekumpul
Saat Guru disuruh oleh gurunya untuk siyahah, tak jarang Guru Saifuddin Zuhri (Tuan Guru Banjar Indah) menemani ke hutan-hutan. Biasanya Guru Saifuddin menyiapkan makan lengkap lauknya.
Namun, suatu hari Tuan Guru Banjar Indah kelupaan membawa lauknya. Ia lantas memberitahu kabar kurang enak ini ke Abah Guru Sekumpul.
“Hari ini kita makan kada ba iwak guru ae, ulun kada ingat membawa iwaknya (Hari ini kita makan gak sama lauk guru, saya tidak ingat membawa lauk),” katanya dikutip dari laman Laduni.id, Kamis (22/2/2024).
Advertisement
Tiba-TIba Seekor Burung Menghampiri dan Jadi Lauknya
Guru Zaini muda yang ada di samping Tuan Guru Banjar Indah tampak tenang saja menjawabnya.
"Iyakah, tapi hadangi dulu," kata Abah Guru Sekumpul sambil mengarahkan pandangannya melihat ke atas. Nampak diatas ada segerombolan burung belibis yang sedang terbang.
Tiba tiba salah satu dari segerombolan itu turun dan hinggap persis di hadapan mereka berdua.
"Nah, ini nah ada iwaknya," kata Abah Guru Sekumpul.
Burung belibis itu nampak jinak untuk ditangkap, setelah ditangkap lalu disembelih burung tersebut untuk dijadikan lauk. Maka, jadilah hari itu makan dengan lauk istimewa yaitu burung belibis.
Subhanallah, nampak sekali kewaliannya sejak muda. Seekor burung pun tunduk kepada orang-orang yang dicintai Allah SWT. Wallahu a’lam.