23 Februari Diperingati Hari Internasional Memerangi Bullying, Berikut Sejarahnya

Pada tahun ini, Hari Internasional Memerangi Bullying diperingati pada tanggal 23 Februari. Peringatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan kesadaran akan pentingnya melawan tindakan bullying.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 23 Feb 2024, 14:21 WIB
Ilustrasi bullying, perundungan. Photo by Freepik

Liputan6.com, Bandung - Hari Internasional Memerangi Bullying atau International Stand Up Bullying Day tahun ini diperingati pada tanggal 23 Februari. Peringatan ini menjadi perayaan yang penting untuk digelar terutama untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya melawan bullying.

Bullying atau perundungan merupakan tindakan tidak terpuji yang kerap terjadi di sejumlah lingkungan terutama di lingkungan sekolah. Melalui peringatan ini diharapkan masyarakat dunia menyadari bagaimana pentingnya melawan perilaku bullying.

Pasalnya tindakan bullying adalah tindakan yang merugikan dan bahkan bisa merusak seseorang tidak hanya merusak fisik tetapi juga mentalnya. Bahkan korban bullying kerap mendapatkan trauma mendalam yang menghantui hidupnya bertahun-tahun.

Tindakan bullying juga bisa berbagai jenis namun yang paling sering adalah tindakan agresif yang disengaja dan menyerang terhadap orang lain. Misalnya penghinaan verbal, intimidasi fisik, hingga pelecehan yang dilakukan baik secara langsung atau online.

Korban dari perundungan tersebut mendapatkan rasa sakit yang berbekas mulai dari mentalnya, emosional, dan kondisi fisiknya. Tujuan dari peringatan ini untuk membuka kesadaran masyarakat menangani masalah tersebut.

Terutama untuk menghentikan tindakan perundungan di semua lingkungan baik di sekolah, tempat kerja, komunitas, hingga pemerintahan, sehingga lingkungan bisa menjadi lebih aman, ramah, terutama untuk anak-anak yang tengah bertumbuh.

Melansir dari beberapa sumber, peringatan ini biasanya juga digelar selama dua kali dalam setahun yaitu di bulan Februari dan November. Sehingga, menjadi bukti bahwa pentingnya menghentikan tindakan perundungan.


Lantas Apa Itu Hari Internasional Memerangi Bullying?

Ilustrasi kenakalan remaja, bullying. (Image by Freepik)

Mengutip dari National Today disebutkan bahwa peringatan ini dirayakan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan November. Diketahui pada bulan Februari peringatan ini jatuh di hari Jumat terakhir setiap bulannya.

Sementara itu peringatan di bulan November jatuh pada hari Jumat ketiga di setiap bulannya. Diketahui pada tahun ini peringatan Hari Internasional Memerangi Bullying jatuh di tanggal 23 Februari.

Tujuan dari peringatan ini untuk memberikan kesadaran dan menciptakan empati untuk mengakhiri penindasan dan pelecehan. Pasalnya tindakan perundungan bisa terjadi di mana saja mulai dari lingkungan sekolah, tempat kerja, dan organisasi.

Dampak dari bullying juga sangat besar dan berpengaruh dalam jangka yang panjang kepada jiwa seseorang. Maka dari itu peringatan ini penting untuk digelar untuk membuka mata masyarakat betapa bahayanya tindakan perundungan.


Sejarah Hari Internasional Memerangi Bullying

Ilustrasi anak mengalami perundungan/credit: unsplash.com/keren

Sejarah berdirinya peringatan Hari Internasional Memerangi Bullying bermula dari ulah dua siswa kelas 12 Nova Scotian. Mereka adalah Travis Price dan David Shepherd yang berdiri dan memprotes ketika seorang siswa diganggu karena mengenakan kemeja merah muda.

Mereka pun membeli 50 kemeja merah muda di toko diskon dan mengirim email kepada teman-teman sekelasnya untuk meminta mereka mengenakan kemeja tersebut. Keesokan harinya para siswa pun menciptakan “lautan merah muda” untuk mendukung siswa yang mengalami intimidasi.

Banyak dari siswa yang datang ke sekolah benar-benar mengenakan kemeja tersebut dan sebagian lainnya datang dengan mengenakan pakaian berwarna pink. Tindakan ini mendapatkan perhatian dari beberapa negara lainnya.

Sementara itu di tahun berikutnya tindakan viral tersebut menjadi inspirasi bagi banyak negara dunia. Sampai akhirnya Hari Internasional Memerangi Bullying menjadi acara semi tahunan yang berlangsung pada bulan Februari dan November.

Diketahui, acara pada November bertepatan dengan Pekan Anti-Bullying sehingga peringatannya digelar dua kali dalam setahun.


Alasan Mengapa Tindakan Bullying harus dilawan

Ilustrasi orang yang menyembunyikan perasaannya. (Foto: Unsplash/Sydney Sims)

Tidak hanya di Indonesia seluruh negara di belahan dunia turut setuju jika tindakan bullying harus bisa diperangi. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa tindakan bullying merupakan tindakan yang harus dibasmi:

1. Dampak jangka panjang

Dampak yang paling besar dari tindakan bullying membuat korbannya merasakan luka tersebut dalam jangka waktu yang sangat panjang. Bahkan sebagian besar korban tidak mampu untuk bisa melihat pelakunya dan selalu merasa ketakutan.

Mereka yang menjadi korban kerap mengalami masalah baik dari fisik, mental, dan emosionalnya. Bahkan gangguan tersebut bisa mengarah pada gaya hidup yang buruk dan membuat korban jatuh sakit.

2. Dampak besar pada mental dan fisik

Korban yang mengalami tindakan bullying mengalami luka batin atau mental yang sangat mendalam. Mereka mungkin mengalami sejumlah penyakit mental mulai dari stres, kecemasan, hingga depresi.

Dampak terburuk dari kondisi ini bahkan bisa memunculkan pemikiran untuk mengakhiri hidupnya. Selain itu secara fisik korban yang mengalami dampak mental luar biasa bisa mengalami gangguan tidur, penurunan nafsu makan, hingga penyakit lainnya yang terjadi akibat mental yang memburuk.

3. Kesulitan bersosialisasi

Tindakan bullying mempunyai dampak yang besar dalam hubungan sosial korban dengan orang lain bahkan keluarganya. Mereka kerap kali menutup diri dan mengisolasi dirinya dari orang lain termasuk teman sebayanya.

Korban bisa mengalami kesulitan bersosialisasi dan sulit untuk mempercayai orang lain. Hasilnya korban akan mengalami proses panjang untuk bisa membangun hubungan sosial yang sehat di masa depan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya