Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi pada Jumat siang (23/2/2024), pukul 13.30 Wita. Laporan Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom abu erupsi Gunung Ili Lewotolok teramati mencapai 500 meter di atas puncak, atau sekitar 1.923 meter di atas permukaan laut.
Advertisement
Kolom abu Gunung Ili Lewotolok teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 8.6 mm dan durasi 174 detik.
Masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar lokasi Gunung Ili Lewotolok diimbau tidak beraktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona diimbau agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Status Waspada (Level II)
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Sepanjang 2024, Gunung Ili Lewotolok tercatat sudah meletus sebanyak 14 kali. Hingga saat ini, Jumat (23/2/20204) pukul 13.00 WIB, Gunung Ili Lewotolok masih berstatus waspada (Level II).
Advertisement