Liputan6.com, Riau - Menjelang Ramadan, masyarakat di Kabupten Kampar, Riau, memiliki tradisi unik bernama balimau kasai. Umumnya, trdisi ini digelar sehari sebelum Ramadan.
Mengutip dari berbagai sumber, balimau kasai dimaknai sebagai luapan gembira sekaligus simbol penyucian diri untuk menyambut bulan suci Ramadan. Selain di Kabupaten Kampar, tradisi ini sebenarnya juga berkembang di berbagai daerah lain dengan versi berbeda.
Adapun balimau kasai bagi masyarakat Kampar menjadi sebuah tradisi sakral dengan ciri khas unik. Bukan tradisi biasa, masyarakat Kampar melakukn tradisi ini dengan dilengkapi berbagai kesenian tradisional, seperti kesenian talempang atau organ tunggal dengan lantunan lagu Ocu.
Baca Juga
Advertisement
Nama balimau kasai berasal dari kata balimau dan kasai. Balimau berarti mandi dengan air yang dicampur limau, sedangkan kasai adalah wangi-wangian.
Sesuai namanya, tradisi di Kampar Riau ini dilakukan dengan mandi sebagai bentuk menyucikan diri sebelum menjalani ibadah Ramadan. Masyarakat setempat menggunakan limau kasai sebagai sampo untuk keramas.
Selanjutnya, masyarakat berbondong-bondong menuju aliran Sungai Kampar, Riau, untuk melaksanakan tradisi ini. Selain menjalani tradisi, di sana juga digelar berbagai atraksi seni menarik.
Sebelum memulai tradisi, masyarakat Riau memerlukan beberapa bahan, seperti limau purut atau nipis, lengkuas, serta serai. Bahan-bahan tersebut direbus hingga kulit jeruk bisa hancur saat diremas. Adapun untuk kasainya terbagi menjadi dua jenis, yaitu kasai kering yang berwarna kuning dan kasai basah berwarna putih.
Tradisi balimau kasai juga kerap diisi dengan berbagai kegiatan menarik, seperti panjat pinang hingga pacu sampan. Hingga kini, tradisi balimau kasai masih terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat sebagai upaya menyambut kesucian Ramadan.
(Resla)