Liputan6.com, Jawa Tengah Kegiatan panen raya di Jawa Tengah dan Jawa Timur dimulai pada akhir Februari dan diperkirakan puncaknya pada April 2024. Hasil panen tersebut diprediksi akan membanjiri ketersediaan beras di pasaran.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Didik Rudy Prasetya mengatakan bahwa panen tahun ini mengalami peningkatan luas panen dari yang tadinya 51.741 pada Januari menjadi 108.435 di Februari. Luasan tersebut akan meningkat pada bulan Maret sebesar 361.151 hektare.
Advertisement
Usai memantau daerah yang panen dan tanam padi di Jawa Timur, Rudi mengatakan bahwa untuk sementara beras surplus pada Februari. Jumlahnya diperkirakan mencapai 10.926. Sementara untuk surplus pada Maret bisa mencapai 922.822.
"Jika kita melihat angka ketersedian beras berdasarkan stok tahun lalu makan sebenarnya tidak kekurangan ketersediaan beras karena secara kumulatif masih ada sisa stok tahun lalu jika ditambahkan panenan Januari dan Februari maka masih ada surplus sekitar 2.8 juta ton. Saya yakin Indonesia banjir gabah," ujar Rudy, Jumat (23/2).
Rudy mengatakan total luasan panen pada Januari-Desember bisa mencapai 2.028.214. Sedangkan total surplus beras masa panen 2024 diperkirakan mencapai 2.821.661 ton.
"Angka luas panen bulan Januari-April merupakan angka potensi yang dihitung dari realisasi luas tanam bulan Oktober 2023 sampai dengan Januari 2024. Adapun data luas panen merupakan analisis statistik pertanian serta perkembangan luas tanam dan panen penguatan data pangan strategis tahun 2023-2024," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Supriyanto mengaku optimis dengan kinerja produksi padi tahun ini yang mampu menambah stok beras hingga berlipat. Apalagi kata dia, pemerintah melalui Kementerian Pertanian secara intens terus memberikan bantuan benih secara gratis.
"Dari Jawa Tengah kami sangat yakin dan juga optimis pasokan beras hasil panen petani tahun ini mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujarnya.
Untuk diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong berbagai daerah di Indonesia untuk memperkuat produksi padi dan jagung sebagai komoditas andalan. Saat ini, Amran sedang mengoptimasi pertanaman di lahan rawa dengan target 10 juta hektare. Menurut Amran target tersebut bisa terwujud dan mampu mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
(*)