Liputan6.com, Maros Kabupaten Maros merupakan salah satu sentra padi di Sulawesi Selatan yang memiliki produktivitas di atas rata-rata provitas, yakni 5,8 ton. Selain itu, Kabupaten Maros juga memiliki potensi luas lahan padi mencapai 26.617 hektare yang mampu memperkuat ketahanan pangan lokal maupun nasional.
Dengan potensi yang besar tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Maros, Agustam optimis dapat memenuhi kebutuhan beras di masa panen raya pada Februari 2024 ini. Ia menyebut, angka 5,8 ton bisa bertambah seiring dengan besarnya perhatian dari Kementerian Pertanian untuk menggenjot produktivitas.
Advertisement
"Alhamdulilah kami terus mendapat perhatian dari jajaran Kementan, termasuk dalam urusan benih dan mekanisasi sehingga kami optimis Kabupaten Maros dapat memperkuat pangan nasional," ujarnya usai meninjau panen raya di Desa KT Karaeng Loe dan Desa Bonto Tallasa, Simbang, Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (23/2/2024).
Agustam juga mengungkapkan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, panen raya tahun ini akan dipercepat untuk melanjutkan akselerasi tanam agar indeks pertanaman bisa bertambah menjadi 3 hingga 4 kali tanam.
"Yang pasti kami terus tingkatkan produksi padi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Dan kami juga optimis hasil panen tahun ini dapat mencukupi kebutuhan pasar," ungkapnya.
Dilakukan di Jateng dan Jatim
Selain di Maros, panen raya Bulan Februari ini juga dilakukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Panen raya di beberapa wilayah di Indonesia itu dilakukan untuk terus menggenjot produksi beras nasional dan menjaga stabilitas harga beras.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto mengaku optimis dengan kinerja produksi padi tahun ini yang mampu menambah stok beras hingga berkali lipat. Menurutnya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian secara intens terus memberikan bantuan benih secara gratis.
"Dari Jawa Tengah kami sangat yakin dan juga optimis pasokan beras hasil panen petani mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya mengatakan bahwa panen tahun ini mengalami peningkatan luas panen dari yang tadinya 51.741 hektare di bulan Januari menjadi 108.435 hektare di Bulan Februari. Ia menyebut, luasan tersebut meningkat pada bulan Maret sebesar 361.151 hektare.
"Sementara untuk surplus beras bulan Februari diperkirakan mencapai 10.926. Sedangkan untuk surplus di bulan Maret bisa mencapai 922.822," katanya.
"Jika kita melihat angka ketersediaan beras berdasarkan stok tahun lalu, sebenarnya tidak kekurangan ketersediaan beras karena secara komulatif masih ada sisa stok tahun lalu dan jika ditambah panen Januari dan Februari, maka masih ada surplus sekitar 2,8 juta ton," jelas Dydik.
(*)
Advertisement