Diresmikan Jokowi, Pengelolaan Air Limbah di Makassar Garapan Waskita Karya

PT Waskita Karya (Persero) Tbk termasuk yang terlibat dalam proyek Sistem Pengelolaan Air Limbang Domestik Terpusat (SPALD-T) Losari, Makassar

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Feb 2024, 20:50 WIB
Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Bambang Hadimuljono dan Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan proyek infrastruktur Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPAL-DT) Losari di Kota Makassar. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbang Domestik Terpusat (SPALD-T) Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. PT Waskita Karya (Persero) Tbk termasuk yang terlibat dalam proyek tersebut.

Itu jadi Program Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) dengan menyelesaikan pekerjaan proyek pembangunan saluran pembuangan air limbah (Sewerage) zona Barat Laut paket B2 dan C2 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Jokowi menyebut sistem pengolahan air terpusat ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas air baku.

“Sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat di Losari ini sangat penting untuk mengelola air limbah cair agar ramah lingkungan dan meningkatkan kualitas air tanah dan air baku,” ucap Jokowi, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (23/2/2024).

Menurut Kepala Negara, sistem ini juga diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat. Terutama dalam mengatasi pencemaran lingkungan di Kota Makassar.

“Sistem pengeluaran air limbah ini kita butuhkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar memiliki perhatian dan kepedulian bersama-sama mengatasi masalah pencemaran lingkungan di kota Makassar,” ujarnya.

Tingkatkan Layanan Perkotaan

Direktur Operasi II Waskita Karya Dhetik Ariyanto mengatakan, proyek Makassar Sewerage paket B2 dan C2 dibangun sebagai dukungan untuk meningkatkan pelayanan air limbah domestik sistem terpusat pada kawasan perkotaan, dengan tujuan untuk meningkatkan kebutuhan sanitasi dan kesehatan masyarakat.

“Selain itu dapat menjaga kualitas air tanah dan baku, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta dapat menjadi sarana edukasi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu pencemaran lingkungan di Kota Makassar. Tentunya program IPAL ini sangat baik untuk keberlangsungan ekosistem alam,” ungkap Dhetik.

 


Sumber Pendanaan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat (SPALD-T) Losari yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (22/2/2024). (dok: PUPR)

Diketahui, ada dua jenis pendanaan dalam pembangunan proyek yang digarap perusahaan berkode saham WSKT ini. Yakni, proyek SPALD-T didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara, IPAL Domestik dan sebagian jaringan perpipaan melalui sumber dana pinjaman atau utang dari Asian Development Bank (ADB).

Kemudian pemasangan 74 sambungan rumah bersumber dari APBN dan 24 sambungan komersil dari dana pinjaman ADB. Ini selanjutnya diteruskan oleh Pemkot Makassar hingga tercapai target layanan 14.000 sambungan yang terbagi menjadi 8.400 sambungan domestik dan 5.600 sambungan komersil dengan kapasitas air limbah sebesar 16.000 m3/hari.

“IPAL Losari yang berlokasi di Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar dibangun di lahan 2,3 hektar dan diharapkan dapat melayani 70.000 jiwa. Untuk saluran pembuangan air limbah Sewerage paket B2 sendiri meliputi wilayah 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Mamajang, Mariso dan Makassar. Sementara untuk Sewerage paket C2 meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Ujung Pandang dan Mariso,” tambah Dhetik.

 


Metode Pengerjaan

Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Bambang Hadimuljono dan Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan proyek infrastruktur Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPAL-DT) Losari di Kota Makassar. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Dalam pelaksanaannya, secara teknis Proyek Makassar Sewerage paket B2 dan C2 menggunakan metode jacking dengan menggunakan mesin jacking horizontal yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu aktifitas lingkungan sekitar.

Mulai dari mengurangi polusi udara, menghindari kerusakan fasilitas dan utilitas di permukaan tanah, mengurangi penurunan tanah akibat penggalian terbuka dan lebih sedikit tanah galian.

“Waskita selalu mendorong pengembangan green construction di setiap proyek diantaranya dengan menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi, sumber daya dan biaya, melakukan manajemen limbah konstruksi, melakukan uji emisi kendaraan proyek, serta mengukur kadar udara secara berkala," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya