Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun hampir 3% pada perdagangan Jumat dan membukukan penurunan mingguan setelah Bank Sentral AS atau The Fed mengindikasikan penundaan penurunan suku bunga setidaknya dua bulan lagi.
Mengutip CNBC, Sabtu (24/2/2024), harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun USD 2,05, atau 2,5%, menjadi USD 81,62 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 2,12, atau 2,7%, menjadi USD 76,49 per barel.
Advertisement
Untuk minggu ini, harga minyak Brent turun sekitar 2% dan WTI turun lebih dari 3%. Namun, indikasi permintaan bahan bakar yang meningkat dan kekhawatiran pasokan dapat mendongkrak kembali harga minyak dalam beberapa hari mendatang.
Seperti diketahui, pengambil kebijakan moneter AS yaitu Federal Reserve (Fed) harus menunda penurunan suku bunga AS setidaknya beberapa bulan lagi. Hal tersebut diungkap oleh Gubernur Fed Christopher Waller pada hari Kamis kemarin.
Dampak dari pernyataan Fed tersebut, pelaku pasar memperkirakan akan terjadi memperlambat pertumbuhan ekonomi di AS sehingga berdampak membatasi permintaan minyak.
Fed telah mempertahankan suku bunga kebijakannya stabil pada kisaran 5,25% hingga 5,5% sejak Juli lalu. Risalah rapat bulan lalu menunjukkan sebagian besar gubernur bank sentral khawatir akan tindakan yang terlalu cepat untuk melonggarkan kebijakan.
“Seluruh sektor energi bereaksi karena jika inflasi mulai kembali maka akan memperlambat permintaan produk energi,” kata ekonom di Matador Economics Tim Snyder.
“Itu bukanlah sesuatu yang ingin dicerna oleh pasar saat ini, terutama ketika pasar sedang mencoba mencari tahu arahnya,” tambahnya.
Permintaan Masih Tinggi
Namun, beberapa analis mengatakan permintaan masih tetap sehat meskipun ada dampak dari tingginya suku bunga, termasuk di Amerika Serikat.
Indikator permintaan JPMorgan menunjukkan permintaan minyak mentah meningkat sebesar 1,7 juta barel per hari (bpd) dari bulan ke bulan hingga 21 Februari.
“Ini dibandingkan dengan kenaikan 1,6 juta barel per hari yang diamati selama minggu sebelumnya, kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan permintaan perjalanan di Tiongkok dan Eropa,” kata para analis.
Sementara itu, perundingan gencatan senjata di Gaza sedang berlangsung di Paris yang tampaknya merupakan upaya paling serius dalam beberapa minggu ini untuk menghentikan konflik di Palestina dan membebaskan sandera Israel dan warga asing.
Pembicaraan gencatan senjata dapat mendorong pasar untuk mengantisipasi berkurangnya ketegangan geopolitik, kata Tim Evans, seorang analis pasar minyak independen, dalam sebuah catatan.
Namun, ketegangan di Laut Merah terus berlanjut, dengan serangan yang dilakukan oleh militan Houthi yang didukung Iran di dekat Yaman pada hari Kamis yang memaksa lebih banyak kapal pelayaran mengalihkan jalur perdagangan tersebut.
Advertisement
Kondisi AS
Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini menambah rig minyak terbanyak sejak November, dan terbesar dalam sebulan sejak Oktober 2022, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Jumlah rig minyak, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, bertambah enam menjadi 503 pada minggu ini, dan bertambah empat pada bulan ini.